Perjuangan Barca saat bertamu ke markas Cadiz sedikit terganggu dengan intrik internal. Posisi Koeman sebagai pelatih Barca kini berada di ujung tanduk seiring perseteruannya dengan jajaran direksi dan suporter klub.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, RABU - Bara perpecahan menyelubungi internal Barcelona setelah hasil imbang 1-1 dari Granada di Liga Spanyol, Senin (20/9/2021)lalu. Hubungan antara pelatih Ronald Koeman dengan jajaran direksi klub dan suporter Barcelona bergejolak. Walau demikian, pelatih berkebangsaan Belanda itu mengaku hanya ingin fokus memenangkan laga demi laga dan tidak khawatir dengan masa depannya di klub tersebut.
Perseteruan antara Presiden Barcelona Joan Laporta dan Koeman kembali terjadi. Kali ini, penasihat Laporta, Enric Masip, muncul di depan publik dan mengecam kritik Koeman ke Laporta. Kritik itu terlontar karena Koeman tidak senang dengan bocornya kabar perpanjangan kontraknya di klub itu ke media, beberapa pekan lalu.
Enric mengatakan, Koeman tidak bisa mengkritik Laporta untuk tidak berbicara soal kontrak tersebut. Baginya, presiden klub adalah orang yang memiliki hak untuk mengumumkan sesuatu hal kepada publik.
”Saat ini, kami tidak berada dalam dinamika yang positif. Hal yang harus kami coba lakukan adalah mengubah dinamika. Ini masalah kepercayaan dan mengubah dinamika. Jika pelatih masih ada di posisinya, itu berarti dia tetap dipercaya untuk melanjutkan pekerjaannya,” kata Masip dikutip Marca, Rabu (22/9/2021).
Sebelumnya, Koeman mengaku kesal dengan perilaku Laporta ketika dia menciptakan ketidakpastian mengenai masa depannya di klub. Hal itu dia ungkapkan dalam sebuah wawancara bersama media Belanda. Laporta, kata Koeman, menyiratkan bahwa pelatih tidak bisa memiliki semua otoritas.
”Dia bicara terlalu banyak, tidak bijaksana,” kata Koeman.
Meskipun demikian, Koeman dan Laporta sama-sama bersikeras bahwa hubungan mereka baik-baik saja. Akan tetapi, ketegangan telah menyebar ke media dalam beberapa pekan terakhir. Intrik Koeman dengan Laporta kian menyiratkan ada perpecahan di dalam tubuh tim asal Catalan tersebut.
Tekanan terhadap Koeman juga datang dari suporter Barca. Mereka tidak puas dengan kinerja Koeman menyusul hasil imbang menghadapi tim papan bawah, Granada. Hal yang lebih membuat suporter berang adalah kenyataan bahwa Barca kehilangan identitas permainannya selama ini, yaitu operan pendek dengan penguasaan bola tinggi yang disebut tiki-taka.
Transformasi gaya bermain Barca kian terlihat saat Koeman lebih mengandalkan umpan silang untuk mengejar defisit gol saat bersua Granada. ”Blaugrana” menghasilkan 54 umpan silang. Jumlah umpan silang itu adalah yang terbanyak mereka lakukan sejak menghadapi Malaga pada 2016 silam.
Saat melawan Granada, Koeman juga membuat pergantian aneh dengan memasukkan bek tengah, Gerard Pique, sebagai penyerang. ”Kami tidak memiliki pemain dari zaman tiki-taka. Kami harus bermain dengan gaya kami sendiri,” kata Koeman membela taktiknya itu.
Mereka bersedia membayar sisa kontrak Koeman sebagai kompensasi. Namun, kurangnya sosok alternatif yang tersedia, sebagai pengganti Koeman, membuat Laporta enggan terburu-buru.
Ketidakpuasan para suporter dengan kinerja Koeman telah lama muncul. Itu terlihat kala mereka membentangkan spanduk bertuliskan ”Pergilah Koeman”. Namun, spanduk itu telah dicabut beberapa saat menjelang laga Barca versus Bayern Muenchen di Liga Champions Eropa, Rabu (15/9/2021) lalu.
Meskipun terus ditekan, Koeman diperkirakan akan tetap bertugas saat Barcelona bertandang ke markas Cadiz dalam lanjutan Liga Spanyol, Jumat (24/9/2021) dini hari WIB. Hanya saja, ia tidak akan tenang menjalankan tugasnya itu.
Jajaran petinggi Barca, ungkap ESPN, tengah menjajaki opsi untuk mencopotnya. Media tersebut mengungkapkan, Laporta telah mengadakan pertemuan darurat selama satu jam dengan dewan direksi klub setelah pertandingan menghadapi Granada. Rapat darurat itu digelar untuk mengevaluasi kinerja Koeman sejauh ini.
Akhir musim lalu, Koeman juga sempat dikabarkan bakal dicopot. Mereka hanya mampu finis ketiga di Liga Spanyol dan tersingkir dini, yaitu di babak 16 besar Liga Champions. Namun, Koeman tertolong oleh raihan trofi Piala Raja Spanyol.
Calon pengganti
Kini, tekanan kembali muncul. Sejumlah nama mengemuka sebagai kandidat pengganti Koeman. Mereka antara lain Roberto Martinez (pelatih tim nasional Belgia), Xavi Hernandez (pelatih Al-Sadd di Qatar), Antonio Conte (mantan pelatih Inter Milan) dan Andrea Pirlo (mantan pelatih Juventus).
Wakil Presiden Barcelona Eduard Romeu berkata, uang tidak menjadi kendala. Mereka bersedia membayar sisa kontrak Koeman sebagai kompensasi. Namun, kurangnya sosok alternatif yang tersedia, sebagai pengganti Koeman, membuat Laporta enggan terburu-buru.
Laporta tidak menginginkan opsi pelatih sementara. Dia ingin menunjuk seseorang yang mampu membangun proyek jangka panjang bagi klub. Meski menyatakan tetap mempercayai Koeman, bukan tidak mungkin para direksi klub mengubah pikiran jika Barca kembali meraih hasil mengecewakan di markas Cadiz. (REUTERS)