Juara bertahan Liga Spanyol memulai musim sebagai tim yang lambat panas. Hal itu kembali tampak ketika pasukan Diego Simeone baru bisa mencetak gol di menit-menit akhir untuk menyegel kemenangan atas Getafe.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, RABU — Atletico Madrid perlahan bertransformasi menjadi tim yang lambat panas. Juara bertahan Liga Spanyol tersebut punya kecenderungan mencetak gol di babak kedua atau menjelang menit-menit akhir pertandingan. Hal itu kembali mereka tunjukkan saat mengatasi Getafe, 2-1, di Stadion Coliseum Alfonso Perez, Madrid, Spanyol, dalam lanjutan Liga Spanyol pekan keenam, Rabu (22/9/2021) dini hari WIB.
Sebelum menghadapi Getafe, Atletico menemui kebuntuan mencetak gol saat bertemu Athletic Bilbao dan FC Porto di Liga Champions. Beruntung pada kedua laga tersebut skuad asuhan Pelatih Diego Simeone sukses mempertahankan gawangnya dari kebobolan sehingga harus puas dengan hasil seri tanpa gol.
Tren lambat panas Atletico juga tersaji ketika mereka menghadapi Espanyol di pekan keempat Liga Spanyol. Espanyol mampu unggul lebih dulu di babak pertama lewat gol Raul de Tomas. Atletico baru bisa membalas di babak kedua berkat gol Yannick Carrasco di menit ke-79 dan Thomas Lemar saat injury time.
Hal itu kembali diulangi Atletico saat bertemu Getafe. Atletico tampil dengan kekuatan penuh sejak menit-menit awal. Simeone menurunkan penyerang Luis Suarez, Angel Correa, dan Antoine Griezmann sebagai starter. Walau diperkuat deretan penyerang tajam tersebut, Atletico kesulitan mencetak gol di babak pertama.
Getafe justru mampu unggul lebih dulu melalui tandukan Stefan Mitrovic di pengujung babak pertama. Bola tandukan Mitrovic membentur tiang gawang dan mengenai tangan kiper Atletico, Jan Oblak. Wasit kemudian memutuskan gol tersebut adalah bunuh diri dari Oblak.
Simeone mengakui timnya kurang banyak berusaha di babak pertama sehingga menjadi lambat panas. Perubahan coba dia lakukan di babak kedua dengan menginstruksikan pemainnya untuk tampil lebih agresif menekan lawan.
”Di babak pertama, kami kurang bergerak, kurang dinamis, dan pertandingan berjalan datar. Pada babak kedua ada lebih banyak ritme dan intensitas. Kami memiliki lebih banyak efisiensi dalam serangan,” kata Simeone.
Instruksi Simeone dijalankan para pemain Atletico. Mereka lebih menggeliat dan terus mencoba mencari celah di lini pertahanan Getafe. Permainan agresif Atletico membuat para pemain Getafe kerepotan. Carles Alena yang sudah mendapat kartu kuning langsung diganjar kartu merah karena melanggar gelandang Atletico, Matheus Cunha.
Dominasi Atletico
Bermain dengan 10 orang, pemain Getafe semakin kesulitan membendung serangan demi serangan yang dilancarkan Atletico. Statistik laga menunjukkan, Atletico melepaskan 12 tembakan dengan 4 di antaranya tepat mengarah ke gawang. Mereka pun unggul dalam hal penguasaan bola yang mencapai 68 persen.
Gol yang ditunggu-tunggu Atletico hadir melalui sepakan keras kaki kiri Suarez di menit ke-78. Suarez kembali menjadi aktor kebangkitan Atletico setelah tandukannya ketika laga memasuki waktu tambahan mampu menggetarkan jala Getafe. Hingga laga berakhir, Atletico sukses mengunci poin penuh.
Di babak pertama, kami kurang bergerak, kurang dinamis, dan pertandingan berjalan datar. Pada babak kedua ada lebih banyak ritme dan intensitas. Kami memiliki lebih banyak efisiensi dalam serangan.
Gol tersebut membuat Suarez kini telah mencetak tiga gol di Liga Spanyol. Koleksi tiga gol Suarez membuatnya menyamai Correa. Pemain timnas Uruguay tersebut hanya tampil sebagai starter sebanyak tiga kali dalam enam pertandingan Liga Spanyol musim ini.
”Setiap pemain yang ada di level atas harus belajar untuk hidup dengan kritik. Namun, apa yang saya lakukan adalah tidak pernah menyerah. Saya tidak akan pernah dikalahkan oleh kritik,” kata Suarez dikutip dari Marca.
Kemenangan 2-1 atas Getafe membawa Atletico memuncaki klasemen sementara dengan 14 poin dari enam pertandingan. Atletico unggul satu poin dari Real Madrid yang belum memainkan laga menghadapi Mallorca. Sementara itu, Getafe memperpanjang catatan kekalahan mereka di Liga Spanyol musim ini. Hal itu membuat Getafe kini berada di posisi terbawah klasemen tanpa satu poin pun.
Pelatih Getafe Michel menyampaikan, timnya menampilkan performa yang bagus dan punya alternatif pola serangan. Getafe, menurut dia, juga mampu mengendalikan permainan di babak pertama. Kartu merah Alena diakuinya membuat keseimbangan antarlini menjadi rapuh.
”Kami bermain bagus hingga Alena diusir. Kemudian, kami salah dengan membiarkan Suarez mengontrol bola dan mencetak gol. Ini menjadi catatan kami,” katanya.
Michel menyebut rentetan kekalahan Getafe masih wajar karena ini baru memasuki awal musim Liga Spanyol. Ia berharap anak asuhnya tidak langsung berkecil hati karena tim menunjukkan perkembangan yang positif. (AFP)