Inter hanya butuh sekejap sengatan untuk melukai Fiorentina yang tampil dominan. Sengatan itu mengantar sang juara bertahan ke puncak klasemen sementara.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
FIRENZE, RABU — Inter Milan mempertontonkan kematangannya sebagai juara bertahan saat bertandang ke Stadion Artemio Franchi, Rabu (22/9/2021) dini hari WIB. Tenggelam dalam dominasi Fiorentina selama hampir sejam laga, ”Si Ular Besar” hanya butuh tiga menit untuk memutar kondisi tertinggal. Sengatan tiba-tiba tim asuhan Simone Inzaghi sukses melukai tuan rumah dengan kemenangan telak 3-1.
Inter sempat tertinggal sampai menit ke-52, 0-1, akibat gol pada awal babak pertama dari penyerang Fiorentina, Riccardo Sottil. Melihat kondisi permainan timnya yang tak berkembang ditekan lawan, Inzaghi sudah menyiapkan dua pemain pengganti sekaligus di pinggir lapangan, yaitu Alexis Sanchez dan Denzel Dumfries.
Namun, Edin Dzeko dan rekan-rekan yang tampak tak berdaya mendadak bangkit. Pemain yang tinggal menunggu diganti, Dzeko dan Matteo Darmian, justru mencetak masing-masing satu gol hanya dalam jarak tiga menit.
Darmian mencetak gol penyeimbang terlebih dulu lewat kombinasi umpan segitiga bersama Dzeko dan Nicolo Barella. Setelah itu, giliran Dzeko yang membalikkan keunggulan lewat sundulan dari umpan tendangan sudut Hakan Calhanoglu. Seisi stadion pun mendadak sunyi akibat sepasang gol tersebut.
Mereka juga bermain indah pada paruh pertama. Tetapi, kami lebih lengkap sebagai tim dan mampu membalikkan keadaan lewat dua gol itu.
”Ini adalah kemenangan tim yang hebat karena kami tim hebat. Kami menderita di babak pertama dan tertinggal 0-1. Mereka juga bermain indah pada paruh pertama. Tetapi, kami lebih lengkap sebagai tim dan mampu membalikkan keadaan lewat dua gol itu,” kata Dzeko yang sudah mencetak empat gol di Liga Italia.
Inzaghi kembali memainkan tim utama saat bertandang ke markas Fiorentina. Dzeko kembali menjadi striker inti, berduet dengan Lautaro Martinez dalam formasi 3-5-2 setelah dirotasi dengan Joaquin Correa pada laga sebelumnya.
Namun, skuad inti Si Ular Besar tidak banyak menolong. Di depan publik sendiri, Fiorentina tampil begitu beringas. Mereka bermain sangat intens lewat pertahanan man to man sepenuh lapangan. Inter selalu mentok saat membangun serangan dari bawah.
Kesalahan umpan tim tamu berkali-kali dimanfaatkan Fiorentina. Mereka, lewat trio penyerang Sottil-Dusan Vlahovic-Nicolas Gonzalez dalam formasi 4-3-3, mendapatkan tiga peluang beruntun pada 12 menit awal yang masih bisa diselamatkan kiper Samir Handanovic.
Gol yang tinggal menunggu waktu akhirnya datang juga untuk tuan rumah. Gonzalez yang bermain eksplosif sejak awal laga berhasil menemukan ruang kosong di sisi kiri. Setelah dribel ke dalam kotak penalti dan menarik perhatian Handanovic, dia memberikan umpan silang ke Sottil yang tinggal menyontek bola ke dalam gawang.
Gempuran tim tuan rumah terus berlangsung sepanjang paruh pertama, termasuk sesaat setelah turun minum. Namun, ketika kecolongan dua gol beruntun, mental Gonzalez dan rekan-rekan langsung runtuh. Fiorentina kehilangan determinasinya.
Nasib Fiorentina semakin buruk setelah Gonzalez diganjar kartu merah oleh wasit pada menit ke-78. Dia mendapatkan dua kartu kuning berturut-turut karena memprotes berlebihan keputusan sang pengadil, Michael Fabbri.
Jelang laga berakhir, mereka menambah gol lagi lewat serangan balik kilat, memanfaatkan pertahanan lawan yang sudah kehilangan fokus. Gol penutup ini dicetak oleh penyerang sayap Ivan Perisic.
Raihan tiga poin setelah tertinggal lebih dulu ini memperlihatkan kehebatan dan ketenangan sang juara bertahan. Tak hanya sekali, dalam empat kemenangan yang diraih di liga musim ini, dua di antaranya berawal dari kondisi tertinggal.
Kata Inzaghi, pengalaman skuadnya berbicara banyak dalam situasi terdesak. Sebagai juara bertahan, para pemain Inter sudah biasa mengatasi kondisi tertinggal. Ditambah lagi, dia juga merasa siap menagangi tim ini karena pernah membawa Lazio juara Piala Italia dan Piala Super Italia.
”Kami punya pengalaman yang cukup. Saya datang ke tim yang meraih scudetto dengan membawa pengalaman juara beberapa kali (bersama Lazio). Itu yang membuat kami bisa melalui kesulitan di babak pertama, lalu bertarung memutar keadaan,” ucap Inzaghi yang tidak jadi langsung menggantikan Dzeko dan Darmian setelah gol tersebut.
Inzaghi puas dengan kemenangan ini. Selain karena meraih tiga poin penting dari markas Fiorentina, mereka juga mendaki puncak klasemen sementara. Saat bersamaan, Inter menjadi tim tersubur di liga dengan rata-rata 3,6 gol per laga.
”Tidak mudah meraih kemenangan saat berada di markas lawan dengan antusias besar para pendukung tim tuan rumah seperti di sini. Itu tidak mudah, tetapi kami terbukti bisa melakukannya,” tambah sang pelatih asal Italia tersebut.
Pelatih Fiorentina Vincenzo Italiano tidak menyangkal performa skuadnya turun di babak kedua. Mereka kehilangan tempo tinggi karena terkuras pada 45 menit pertama. Hal itu dimanfaatkan baik oleh tim tamu.
”Setelah jeda, kami bermain terlalu dalam. Kami mengundang mereka untuk kembali hidup dalam permainan ini. Hal yang harus kami tingkatkan adalah efektivitas di sepertiga akhir. Kami punya kesempatan menambah gol kedua dengan banyak peluang yang datang, tetapi kurang berani dalam eksekusi” kata Italiano. (AFP/REUTERS)