Tiga penyerang elite di tiga liga top Eropa memperpanjang puasa gol setelah lebih dari satu bulan liga dimulai. Ada sejumlah kendala yang menyebabkan penampilan mereka belum seperti yang diharapkan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
PARIS, SENIN — Tiga penyerang elite di tiga liga top Eropa kesulitan mencetak gol hingga lebih dari satu bulan kompetisi bergulir. Para penyerang tersebut menemui kendala berbeda di klubnya masing-masing. Penting bagi mereka untuk kembali ke bentuk permainan terbaik agar pamor sebagai predator ulung tidak tergerus begitu saja.
Lionel Messi menolak berjabat tangan dengan pelatihnya, Mauricio Pochettino, saat ditarik keluar pada pertandingan pekan keenam Liga Perancis antara Paris Saint-Germain dan Olympique Lyon di Stadion Parc des Princes, Perancis, Senin (20/9/2021) WIB. Ekspresi wajah Messi menunjukkan kebingungan bercampur kesal. Pada laga tersebut, Messi hanya tampil selama 76 menit sebelum digantikan Achraf Hakimi.
Bintang timnas Argentina kembali memperpanjang puasa golnya bersama PSG. Selama 76 menit, Messi hanya mampu melepaskan 4 tembakan dan 2 operan kunci. Secara keseluruhan, peraih enam penghargaan Ballon d’Or tersebut sejauh ini telah mencatatkan tiga penampilan bersama PSG di Liga Perancis dan Liga Champions Eropa.
Messi bukannya tanpa peluang. Dari tiga laga bersama PSG, ia tercatat melepaskan 65 operan dan menghasilkan 7 tembakan yang semuanya tidak berbuah gol. Itu termasuk saat menghadapi Lyon ketika tembakan bebasnya membentur mistar gawang.
Hal yang lebih ironis, PSG justru bisa mengunci kemenangan 2-1 melalui gol penentu yang dicetak Mauro Icardi setelah Messi ditarik keluar. Ekspresi Messi ketika diganti jauh lebih menyita perhatian khalayak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh PSG.
Menanggapi hal itu, Pochettino mengatakan, tidak ada masalah antara dirinya dan Messi. Pochettino mengaku telah berkomunikasi dengan Messi dan ia mengatakan dirinya baik-baik saja, tidak mempermasalahkan pergantian tersebut. Adapun alasan mengganti Messi, menurut Pochettino, semata untuk mengantisipasi dia mendapat cedera. Pochettino menyebut tenaga Messi masih dibutuhkan untuk pertandingan penting selanjutnya.
Kami harus mengambil keputusan ini. Terkadang berhasil, terkadang tidak. Terkadang pemain menyukainya dan terkadang tidak.
”Ini adalah keputusan yang dibuat untuk tim, dan semua orang tahu kami memiliki banyak pemain hebat. Kami harus mengambil keputusan ini. Terkadang berhasil, terkadang tidak. Terkadang pemain menyukainya dan terkadang tidak. Pada akhirnya, itulah mengapa kami di sini,” kata Pochettino dalam konferensi pers seusai laga.
Butuh waktu
Terkait dengan Messi yang hingga kini belum mencetak gol untuk PSG, Pochettino mengatakan, pemain berjuluk ”La Pulga” itu masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan rekan setimnya.
Pochettino mengakui, timnya belum menemukan keseimbangan untuk memunculkan kekuatan tim. Permasalahan itulah yang coba diatasi PSG saat ini.
”Kami bermain setiap tiga hari, tidak bisa banyak berlatih. Dalam hal ini, kami harus melihat banyak video untuk melakukan penyesuaian. Secara khusus, kami harus bekerja untuk mengurangi ruang antarlini di tim ini,” katanya
Di sisi lain, mantan pemain sayap PSG dan Barcelona, Ludovic Giuly, percaya bahwa trio penyerang PSG, yaitu Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe, akan segera bersinar. Giuly menyebut Pochettino adalah pelatih berpengalaman dan memiliki visi yang dibutuhkan tim.
”Satu-satunya masalah Pochettino adalah membuat trio itu agar lebih sedikit membantu pertahanan. Tim perlu tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka kehilangan bola dan bermain kompak, kemudian mereka akan bekerja,” ujarnya.
Masalah serupa
Permasalahan serupa dialami penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, yang belum jua menemukan ketajamannya di Liga Inggris. Pencetak gol terbanyak di Liga Inggris musim lalu dengan torehan 23 gol itu belum mampu menggetarkan jala lawan dalam empat laga yang telah dilakoninya.
Ini adalah pertama kalinya Kane menjalani empat pertandingan awal liga tanpa mencetak gol sejak musim 2015-2016. Pada laga terakhir, Kane gagal berkontribusi banyak untuk menyelamatkan Tottenham dari kekalahan 0-3 ketika bersua Chelsea.
Kane dinilai masih jauh dari performa terbaiknya dengan hanya melakukan total empat tembakan pada musim ini. Dalam kekalahan dari Crystal Palace pekan lalu, kapten Inggris itu bahkan gagal menyentuh bola di kotak penalti lawan.
Mantan pemain Manchester United dan timnas Irlandia, Roy Keane, menyebut Kane masih menderita ”mabuk”. Keane menduga penyebabnya adalah Piala Eropa 2020 yang cukup menguras stamina Kane sehingga dia tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan pramusim.
Rumor kepindahannya ke Manchester City juga dinilai mengganggu persiapan pramusim Kane. Analisis lain menyebutkan, Kane sudah tidak fokus bermain untuk Tottenham, terutama setelah bos klub berjuluk ”The Lily White”, Daniel Levy, dilaporkan melanggar perjanjian yang pernah dibuat untuk membiarkan Kane pergi musim ini.
”Bahasa tubuh Kane menunjukkan ini bukanlah dirinya yang normal. Jika saya adalah manajernya, saya akan menyeretnya keluar,” kata Keane.
Di Liga Spanyol, penyerang Atletico Madrid yang memulai debut keduanya bersama klub, Antoine Griezman, juga punya permasalahan serupa Kane dan Messi. Griezmann hingga saat ini belum mampu menunjukkan ketajamannya.
Penyerang timnas Perancis itu belum mencetak satu gol ataupun asis di lima laga awal Liga Spanyol bersama Atletico. Padahal, Pelatih Atletico Diego Simeone telah memberinya menit bermain yang cukup. Griezmann selalu diturunkan sebagai pemain mula di lima laga Atletico dengan menit bermain sebanyak 378 menit.
Performa buruk itu menambah tekanan kepada Griezmann setelah kurang mendapat sambutan hangat dari pendukung Atletico akibat insiden pada masa lampau terkait kepindahannya ke Barcelona. (AFP/REUTERS)