DKI Jakarta datang ke PON Papua dengan target merebut kembali gelar juara umum yang lepas pada PON Jawa Barat. Mereka menargetkan 171 emas di PON Papua guna mewujudkan target tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Kompas/Wawan H Prabowo
Pengendara melintasi media promosi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua yang terpasang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (3/9/2021). Saat ini Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional 2020 Papua tengah menggelar uji coba sejumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan demi memastikan kesiapan arena dan peralatan tanding. DKI Jakarta menargetkan sebagai juara umum pada PON Papua.
JAKARTA, KOMPAS — Kontingen DKI Jakarta memiliki misi besar di PON 2020 Papua pada 2-15 Oktober ini. Bermateri 735 atlet, tim asal ibu kota negara ini ingin membawa pulang gelar juara umum ajang olahraga terbesar di Indonesia itu setelah lepas pada PON Jawa Barat 2016. Segenap upaya sudah dilakukan, antara lain melaksanakan pemusatan latihan di luar negeri.
Kami menargetkan meraih 171 emas di PON Papua. Kalau bisa mencapai target itu, kemungkinan besar kami bisa kembali menjadi juara umum.
”Kami menargetkan meraih 171 emas di PON Papua. Kalau bisa mencapai target itu, kemungkinan besar kami bisa kembali menjadi juara umum. Para atlet terus diberikan semangat agar berupaya optimal di PON kali ini,” ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta Djamhuron P Wibowo saat dihubungi pada Senin (20/9/2021).
Selama ini, DKI Jakarta memang menjadi kiblat olahraga nasional sehingga langganan menjadi juara umum PON. Mereka terakhir menjadi juara umum dalam PON Riau 2012 dengan perolehan 110 emas, 101 perak, dan 112 perunggu.
Namun, pada PON 2016, DKI Jakarta melorot ke urutan ketiga dengan perolehan 132 emas, 124 perak, dan 118 perunggu. Mereka berada di bawah Jawa Barat sebagai juara umum dengan 217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu, serta Jawa Timur di peringkat kedua dengan 132 emas, 138 perak, dan 134 perunggu.
Persiapan berkelanjutan
Djamhuron mengatakan, walau ada pandemi Covid-19, itu tidak menghalangi kontingen DKI Jakarta untuk menyiapkan diri menuju PON Papua. Para atlet terus menjalani latihan yang sempat dilakukan secara mandiri dengan pengawasan pelatih masing-masing. Kemudian, latihan berlanjut secara terpadu di sejumlah tempat dalam dua bulan terakhir.
Latihan terpadu itu dilakukan, antara lain, di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur; kompleks olahraga Senayan, Jakarta Pusat; dan Sekolah Khusus Olahraga Ragunan, Jakarta Selatan. Ada pula beberapa atlet atau cabang yang melakukan latihan di luar negeri, seperti senam di Belanda dan Uzbekistan, serta loncat indah akuatik di Amerika Serikat.
”Kami tidak bisa menyebutkan cabang-cabang apa saja yang ditargetkan menjadi lumbung emas DKI Jakarta. Tetapi, kami berupaya keras agar bisa mendapatkan medali emas sebanyak-banyaknya di semua cabang yang diikuti,” katanya.
Djamhuron mengatakan, pihaknya optimis target membawa pulang gelar juara umum PON bisa tercapai. Apalagi, mereka mendapatkan dukungan besar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni mencapai Rp 410 miliar. Anggaran itu jauh lebih besar dibandingkan untuk persiapan PON sebelumnya, yakni sekitar Rp 300 miliar.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Tim renang artistik DKI Jakarta seusai berlaga pada final renang artistik nomor team free routine dalam Festival Akuatik Indonesia Open 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Tim DKI Jakarta mengumpulkan poin tertinggi dengan nilai 67,7. Final renang artistik ini sekaligus menjadi kualifikasi renang artistik untuk PON 2020 Papua. DKI Jakarta menargetkan sebagai juara umum pada PON Papua.
Anggaran besar sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atlet, terutama penyediaan asupan gizi yang baik dan melakukan pemusatan latihan di luar negeri yang rata-rata sekitar sebulan. ”Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) sangat antusias agar kontingen DKI Jakarta kembali menjadi juara umum. Makanya, dia menyediakan anggaran yang memadai dan menyiapkan bonus untuk atlet berprestasi,” ujarnya.
Tetap waspada
Kendati demikian, lanjut Djamhuron, mereka tetap waspada terhadap potensi besar pesaing terberatnya dalam perburuan juara umum, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua. Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki jumlah kontingen yang jauh lebih besar dibandingkan dengan DKI Jakarta sehingga memungkinkan mereka mengirim banyak atlet di semua cabang. Kedua daerah itu pun dihuni oleh sejumlah atlet elite nasional.
Papua memiliki banyak keistimewaan karena selaku tuan rumah, Papua bisa memainkan cabang-cabang andalannya, atlet tidak perlu mengikuti kualifikasi, dan berparitisipasi di semua cabang. Belum lagi, mereka tampil di rumah sendiri sehingga lebih paham dengan kondisi setempat. Mereka juga bakal mendapatkan dukungan besar dari warga meskipun kehadirannya di arena dibatasi.
”Sebenarnya, sekarang, persaingan atlet itu sudah lebih merata. Tetapi, memang, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua lebih berpeluang menjadi juara umum karena memiliki kontingen jauh lebih besar sehingga bisa ikut di semua cabang. Dengan begitu, potensi merebut banyak medali pun lebih besar,” ujar Djamhuron.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Para atlet lari sedang berlatih di Mimika Sport Complex (MSC) di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (28/2/2019), sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua. Fasilitas ini dibangun pada 2013 dan selesai pada 2016 oleh Freeport Indonesia.
Atletik siap berkontribusi
Pelatih sprint kontingen DKI Jakarta sekaligus timnas Indonesia, Eni Nuraini, menyampaikan, tim atletik DKI Jakarta siap berkontribusi agar daerahnya kembali menjadi juara umum PON. Caranya, antara lain, mempertahankan prestasi juara umum atletik di PON 2016 dengan perolehan 15 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Tim atletik DKI Jakarta berpeluang mendulang emas dari lari gawang 100 meter putri, lari estafet 4 x 100 meter putra, lari jarak menengah dan jarak jauh, serta nomor pertandingan lompat/loncat dan lempar/lontar. Di nomor-nomor itu, DKI Jakarta diperkuat oleh atlet-atlet nasional.
”Pesaing terberat DKI Jakarta praktis Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat karena tiga daerah ini juga memiliki banyak atlet nasional. Untuk daerah lain kurang begitu terlihat potensi dan perkembangannya. Apalagi selama pandemi Covid-19, tidak ada kejuaraan nasional yang biasanya untuk memantau peta kekuatan di PON,” kata Eni.
Tekad Emilia Nova
Sementara itu, pelari gawang 100 meter putri DKI Jakarta sekaligus timnas Indonesia, Emilia Nova, mengatakan, dirinya baru saja pulih dari menjalani operasi tulang punggung bawah (lumbal) empat bagian kanan-kiri pada Juni lalu. Dia baru bisa latihan ke lapangan untuk persiapan PON tiga minggu terakhir.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelari 100 meter gawang putri andalan Indonesia, Emilia Nova, melakukan latihan rutin di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Emilia bertekad mempertahankan emas lari gawang di PON Papua. DKI Jakarta menargetkan sebagai juara umum pada PON Papua.
Dengan tubuh yang belum pulih 100 persen, Emilia tetap bertekad memberikan yang terbaik bagi DKI Jakarta. Atlet kelahiran Jakarta, 20 Agustus 1995, ini yakin bisa mempertahankan emas lari gawang 100 meter putri yang didapatnya di PON 2016. Akan tetapi, dia tidak bisa menjanjikan catatan waktu yang lebih baik.
”Target saya di PON ini mengembalikan kepercayaan diri yang sempat terganggu karena cedera punggung. Dan, saya berusaha mempertahankan emas lari gawang 100 meter. Tetapi, karena belum pulih 100 persen, saya mungkin tidak bisa mencatat waktu seperti ketika meraih perak Asian Games 2018 (13,33 detik). Saya mungkin mengejar catatan seperti saat mendapatkan emas SEA Games 2019 (13,61 detik),” ujarnya.
Pada PON 2016, Emilia tampil sensasional di tiga nomor, yakni merengkuh emas sekaligus rekor PON dengan waktu 13,35 detik di lari gawang 100 meter, emas sekaligus rekor nasional saptalomba putri dengan 5.382 poin, dan emas estafet 4 x 100 meter putri. Namun, karena cedera tumit yang dialami hampir sepanjang tahun 2019, dia tidak lolos kualifikasi saptalomba PON dan tidak turun di kualifikasi estafet 4 x 100 meter PON. ”Demi pemulihan tubuh, saya fokus dulu di satu nomor saja,” ujarnya.