Inter Milan mulai merasakan pedih sepeninggal Lukaku. Penggantinya, striker senior Edin Dzeko, tampak belum mampu mengisi peran predator di lini depan Inter sampai sejauh ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MILAN, JUMAT – Setelah tampak baik-baik saja pada pekan awal musim, Inter Milan mulai merasakan “luka dalam” akibat kepergian penyerang andalan Romelu Lukaku. Performa tim asuhan pelatih Simone Inzaghi menjanjikan dari sisi permainan, tetapi sulit menang karena kurang tajam. Mereka kehilangan sosok predator di lini depan seberingas Lukaku.
Masalah kurang tajamnya lini depan menjadi perhatian utama Inter jelang laga pekan ke-4 Liga Italia, versus Bologna, di Stadion Giuseppe Meazza, pada Sabtu (18/9/2021) malam WIB. Problem itu terlihat jelas dalam sepekan terakhir, terutama saat kalah di Liga Champions dari Real Madrid, 0-1, pada Kamis lalu.
“Si Ular Besar” semestinya keluar sebagai pemenang dalam laga tersebut. Seperti dikatakan gelandang Marcelo Brozovic, mereka pantas menang telak tiga gol tanpa balas atas Madrid. Inter bermain menyerang, mendapatkan banyak peluang, tetapi tidak mampu mengonversinya jadi gol.
Tumpulnya lini depan Inter tercermin dari statistik expected goals (xG), atau data yang menghitung kualitas peluang. Menurut data xG Philosophy, kualitas peluang Inter mencapai angka 2,36, sementara Madrid hanya 0,99. Idealnya, Brozovic dan rekan-rekan punya kans menghasilkan setidaknya 2 gol, tetapi mereka justru menyudahi laga tanpa satu gol pun.
“Jika kamu tidak mencetak gol, kekalahan bisa datang kapan saja. Anda tidak bisa bermain seperti ini. Kami harus berpikir untuk menyelesaikan masalah ini, memperbaiki apa yang salah, tanpa melupakan hal baik yang sudah berhasil dilakukan,” kata penyerang Inter, Lautaro Martinez, yang musim lalu berduet dengan Lukaku.
Sorotan tertuju kepada Edin Dzeko, penyerang berpengalaman yang dibeli untuk menggantikan peran Lukaku. Dzeko sempat memberikan harapan besar ketika langsung mencetak gol dalam debutnya untuk Inter melawan Genoa.
Setelah itu, bomber berusia 35 tahun ini mengalami paceklik gol dalam tiga laga selanjutnya. Striker yang selalu dipercaya Inzaghi sebagai penyerang utama ini tak mampu mencetak gol dalam 267 menit meskipun dapat banyak peluang.
Jika kamu tidak mencetak gol, kekalahan bisa datang kapan saja. Anda tidak bisa bermain seperti ini.
Dzeko terlihat belum mampu menggantikan peran Lukaku sebagai target man untuk berpasangan dengan Martinez dalam sistem 3-5-2. Seperti diketahui, musim lalu Lukaku menghasilkan 24 gol dan 10 assist hanya di liga domestik. Penyerang Belgia itu tidak hanya menjadi eksekutor, tetapi juga fasilitator.
Di sisi lain, Lukaku semakin bersinar bersama tim barunya, Chelsea. Striker yang diboyong seharga 100 juta euro itu telah mencetak empat gol dalam empat laga di Chelsea. Kontribusi itu memperlihatkan seberapa besar pengaruh Lukaku dalam sebuah tim. Pengaruh itu yang perlahan mulai terasa hilang di Inter.
Pelatih kawakan yang pernah bertualang di Liga Italia, Sven Goeran Eriksson, menilai, kehilangan Lukaku akan berdampak terhadap hilangnya gelar juara bertahan Inter. “Di atas kertas Inter difavoritkan untuk juara liga, tetapi mereka kehilangan pemain yang sangat penting. Tidak mudah untuk menggantinya,” katanya kepada The Italian Football Podcast.
Kepingan misteri
Bagi Inzaghi, lini depan ini menjadi kepingan misteri terakhir yang harus segera dipecahkan. Meskipun baru melatih selama tiga bulan, dia sudah sukses menjadikan permainan Inter lebih dinamis sekaligus atraktif. Mereka hampir selalu mendominasi di setiap laga. Jika bisa menyelesaikan problem ketajaman tim, “Si Ular Besar” akan sangat sulit ditaklukkan.
Karena itu, sang pelatih bertekad menyelesaikan problem tersebut dalam laga versus Bologna. Menurut media Italia, Corriere della Sera, Inzaghi sedang meramu formula baru di lini depan. Dia berencana memasang duet, Martinez dan pembelian teranyar Joaquin Correa, sejak menit awal untuk pertama kali pada akhir pekan ini.
Peran Correa berbeda dengan Lukaku ataupun Dzeko yang menjadi target man. Tetapi, dia ahli dalam pergerakan tanpa bola yang bisa membuat serangan Inter semakin dinamis. Positifnya lagi, Inzaghi sudah sangat mengenal Correa selama bekerja sama tiga musim terakhir di Lazio.
Jika duet Martinez-Correa sukses, formula baru tersebut bisa menjadi awal kebangkitan “Si Ular Besar”. Sang juara bertahan sangat memerlukan kemenangan atas Bologna. Mereka ingin segera kembali ke jalur kemenangan setelah rentetan dua hasil kurang baik, masing-masing satu kali seri dan kalah.
Namun, misi itu sama sekali tidak mudah. Bologna memulai musim ini dengan menjanjikan. Mereka sekarang berada di peringkat ke-6 klasemen sementara, hanya dua peringkat di bawah Inter.
Tim asuhan pelatih Sinisa Mihajlovic ini punya kekuatan bertahan solid. Mereka baru kemasukan dua gol sejauh ini. Semua berkat perubahan bola bertahan dari man to manmarking menjadi zonal marking. Mereka bertahan kokoh sebagai satu tim.
Mihajlovic, dalam konferensi pers, berkata tidak terlalu gentar menghadapi sang juara bertahan, meskipun harus bertandang ke Giuessepe Meazza. Menurut dia, Inter sekarang tidak segarang dengan skuad musim lalu, terutama di lini depan.
“Mereka telah kehilangan sangat banyak. Dzeko adalah pemain menakjubkan, tetapi dia berbeda dari Lukaku. Anda bisa memberikan ruang kepada Dzeko, sementara jika anda melakukan itu kepada Lukaku, dia akan membuat masalah besar. Kami sudah menyiapkan cara untuk mempersulit mereka. Seperti tim lain, mereka juga punya titik lemah,” jelas Mihajlovic kepada La Gazzetta dello Sport. (AP/REUTERS)