Para pemain Napoli kembali menunjukkan kekuatan mental kala menghadapi Leicester City di pekan pembuka Liga Europa, Jumat dini hari WIB. Sempat tertinggal dua gol, Napoli mampu memaksakan hasil imbang pada laga itu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LEICESTER, JUMAT — Leicester City gagal meraih poin penuh pada laga pembuka Grup C Liga Europa di Stadion King Power, Inggris, Jumat (17/9/2021) dini hari WIB, seusai ditahan imbang Napoli, 2-2. Laga tersebut mempertontonkan kualitas mental pemain Napoli yang selalu gigih mengejar ketertinggalan.
Sebelumnya, Napoli juga sukses bangkit dari ketertinggalan ketika menghadapi Juventus pada pekan ketiga Liga Italia. Kala itu, Napoli tertinggal di babak pertama melalui gol penyerang Juventus, Alvaro Morata. Napoli kemudian bangkit dan membalikkan keadaan lewat gol Matteo Politano dan Kalidou Koulibaly di babak kedua.
Kekuatan mental kembali ditunjukkan skuad arahan Pelatih Luciano Spalletti kala menghadapi Leicester City. Napoli sudah kebobolan dua gol melalui aksi Ayoze Perez pada menit ke-9 dan Harvey Barnes pada menit ke-64.
Tertinggal dua gol tidak mengendurkan semangat Lorenzo Insigne dan rekan-rekannya. Mereka membalas lewat sepasang gol pemain timnas Nigeria, Victor Osimhen, pada menit ke-69 dan 87. Gol Osimhen memaksa kedua tim bermain imbang 2-2 hingga laga berakhir.
Hasil imbang itu bak sebuah kekalahan bagi Leicester, mengingat mereka sempat unggul 2-0 hingga babak kedua. Para pendukung Leicester sulit menerima hasil tersebut. Di akhir laga, mereka terlibat bentrok dengan pendukung Napoli. Kedua pendukung kesebelasan terlibat adu lempar botol. UEFA dilaporkan tengah menyelidiki insiden keributan tersebut.
Seusai laga, Spalletti memuji kekuatan mental para pemainnya. Ia mengaku senang para pemainnya tidak langsung menyerah dan terus berusaha mencari celah di lini pertahanan Leicester. Demi mengejar ketertinggalan, Spalletti menginstruksikan pemainnya untuk lebih menekan dan ngotot meneror gawang Leicester. Keputusan itu diakuinya bukan tanpa risiko karena Leicester bisa saja kembali memperlebar keunggulan.
Statistik pertandingan menunjukkan dominasi Napoli dalam hal tembakan ke gawang dan penguasaan bola. Napoli mencatatkan persentase penguasaan bola mencapai 57 persen berbanding 43 persen milik Leicester.
Kengototan pemain Napoli juga membuat mereka lebih dominan membuat peluang. Dari 10 tembakan, 6 tembakan para pemain Napoli mengarah tepat ke gawang Kasper Schmeichel. Adapun pemain Leicester hanya mampu membuat 4 tembakan tepat sasaran ke gawang lawan.
”Saya melihat tim ini memiliki karakter kuat, hal yang menjadi kelemahan di tahun-tahun sebelumnya. Tim bereaksi dengan sangat baik setelah tertinggal dua gol. Para pemain membuktikan kualitas mereka dan itu memudahkan kami. Mereka tidak berjuang untuk unggul dari rekan setimnya, tetapi untuk bisa bermain bersama,” tutur Spalletti dikutip Football Italia.
Laga menghadapi Leicester sekaligus menjadi ajang pembuktian bagi Osimhen. Ia direkrut Napoli musim lalu dari klub Perancis, Lille, dengan mahar mencapai Rp 1,2 triliun. Harga tersebut menjadikan Osimhen sebagai rekrutan termahal yang pernah dilakukan Napoli.
Osimhen masih perlu meningkatkan ketepatan dalam memutuskan langkah pergerakan, baik itu dalam penyelesaian akhir maupun lari. Terkadang, dia masih berlari tanpa tujuan.
Pada masa awal bergabung dengan Napoli, Osimhen sempat kesulitan beradaptasi. Dari 24 penampilan di Liga Italia, Liga Europa, dan Piala Italia pada musim lalu, Osimhen hanya melesakkan 10 gol. Torehan gol Osimhen itu menurun dibandingkan ketika ia membela Lille pada musim sebelumnya, yaitu 18 gol.
Lama absen akibat cedera dan tertular Covid-19 dinilai menyebabkan penampilannya sedikit merosot. Kini, Osimhen telah menunjukkan ketajamannya kembali.
Meski begitu, Spalletti tampaknya belum cukup puas dengan penampilan Osimhen. Ia memiliki beberapa catatan terhadap Osimhen. Ia percaya Osimhen akan mampu menjadi predator gol ulung bagi Napoli jika terus berlatih dan meningkatkan level permainannya.
”Dia masih perlu meningkatkan ketepatan dalam memutuskan langkah pergerakan, baik itu dalam penyelesaian akhir maupun lari. Terkadang, dia masih berlari tanpa tujuan,” kata Spalletti.
Adapun Osimhen mengatakan keberhasilan timnya mencuri poin di kandang Leicester adalah berkat kerja sama seluruh tim. Ia enggan membahas target tertentu ke depan setelah menyelamatkan Napoli dari kekalahan. Sepanjang pelatih percaya, Osimhen akan berupaya membalasnya dengan tampil semaksimal mungkin.
Di lain pihak, Manajer Leicester City Brendan Rodgers memuji penampilan Napoli yang pantang menyerah. Meski mengaku kecewa karena gagal meraih poin penuh, Rodgers menyebut ada banyak hal yang bisa ia syukuri.
”Terutama kami bisa melihat kelemahan tim dan menganalisisnya. Kemudian, kembali bangkit dan tampil baik di pertandingan berikutnya,” ujar Rodgers.
Hasil imbang membuat Leicester untuk sementara berada di peringkat ketiga Grup C. Leicester berada di bawah Napoli dan Legia Warsawa yang memimpin klasemen. Di laga lainnya, Legia Warsawa di luar dugaan mampu mempecundangi tuan rumah Spartak Moscow dengan skor tipis 1-0. Kekalahan itu membuat Spartak Moskwa terbenam di dasar klasemen. (AFP)