Tidak ada pemenang dalam duel antarklub Kalimantan di pekan ketiga BRI Liga 1 2021-2022, Jumat. Untuk kali pertama dalam sembilan kali pertemuan, Borneo FC dan Barito Putera saling berbagi angka, yaitu 1-1.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Duel dua klub asal Pulau Kalimantan, yaitu Borneo FC dan Barito Putera, untuk pertama kali berakhir sama kuat. Dalam laga pekan ketiga BRI Liga 1 Indonesia musim 2021-2022 di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021) sore, kedua tim bermain imbang 1-1. Hasil itu menjadi poin perdana yang diraih Barito, tetapi belum cukup mengangkat tim ”Laskar Antasari” keluar dari zona degradasi.
Sejak bertarung di Indonesia Soccer Championship (ISC) A musim 2016, Borneo dan Barito telah sembilan kali bertemu. Sebelum bermain imbang di musim ini, kedua tim sama-sama mencatatkan empat kemenangan. Raihan tiga poin silih berganti didapatkan masing-masing tim saat bermain sebagai tuan rumah.
Meskipun imbang, Pelatih Barito Djajang Nurjaman senang akhirnya tim asuhannya bisa mengemas poin pertama di Liga 1 musim ini. Menurut Djajang, para pemain muda yang mayoritas menghuni skuadnya mulai semakin padu dan memperlihatkan kekompakannya.
”Kami mengapresiasi kerja keras pemain yang bisa meraih poin menghadapi lawan yang bagus. Selama pertandingan, kami ditekan. Namun, tim menunjukkan ketangguhan untuk menahan setiap serangan dan bisa mencuri gol,” kata Djajang dalam konferensi pers daring seusai laga itu.
Lebih lanjut, mantan Pelatih Persib Bandung itu menilai, para pemainnya masih terlalu mudah kehilangan fokus ketika telah mencetak gol lebih dahulu serta pada menit-menit akhir pertandingan. Barito mencetak gol lebih dulu lewat tembakan keras dari luar kotak penalti yang dilakukan oleh gelandang M Lutfi Kamal pada menit ke-62.
Gol itu hanya berselang sekitar 5 menit sejak Lutfi menggantikan Rafi Syarahil pada menit ke-57. Lutfi menjadi pemain Barito kedua yang mencatatkan nama di papan skor di Liga 1 musim ini setelah penyerang asingnya, Aleksandar Rakic.
(Kepergian Gomez) tidak memengaruhi ruang ganti tim, sebab kami tetap memiliki motivasi tinggi untuk terus mengejar kemenangan di setiap pertandingan. (Sultan Samma)
Kekhawatiran Djajang terkait kelengahan fokus pemainnya di penghujung laga ditunjukkan dengan gol penyama kedudukan Borneo yang diciptakan Francisco Torres melalui titik putih pada menit ke-83. Selain memberikan hukuman penalti, wasit juga menghukum gelandang senior Barito, Bayu Pradana, kartu kuning kedua. Bayu harus masuk ruang ganti lebih cepat karena menekel penyerang sayap Borneo, M Sihran, di dalam kotak penalti.
Sebelum laga melawan Borneo, ”Laskar Antasari” juga harus menderita kekalahan 1-2 dari Bali United, akhir pekan lalu, meskipun sempat mencetak gol lebih dulu. Kemudian, lemahnya konsentrasi skuad Barito di 10 menit terakhir laga juga terlihat saat tumbang 0-1 dari Persib Bandung. Kekalahan itu disebabkan gol tendangan bebas gelandang naturalisasi, Marc Klok, pada menit ke-86.
”Buruknya fokus dan konsentrasi membuat kami belum bisa menang. Sisi ini yang menjadi prioritas pembenahan kami jelang pertandingan keempat. Saya tidak ingin lagi kami gagal menang saat telah unggul lebih awal,” ucap Djajang, yang telah menangani Barito sejak pertengahan Liga 1 edisi 2019 lalu.
Hasil imbang di derbi Kalimantan membuat Barito belum beranjak dari posisi ke-17 di klasemen Liga 1 musim ini. Laskar Antasari bisa saja berada di dasar klasemen apabila Persipura Jayapura bisa mencatatkan kemenangan perdana saat berjumpa Persija Jakarta, Minggu (19/9/2021) malam.
Tidak terpengaruh
Kondisi tim Borneo juga tidak bebas dari masalah. Skuad Borneo dikejutkan dengan mundurnya sang pelatih, Mario Gomez, Kamis (16/9/2021) atau hanya satu hari jelang pertandingan itu dilangsungkan. Tidak hanya Gomez, tim berjuluk ”Pesut Etam” juga ditinggalkan pelatih fisik Marcos Gonzalez dan pelatih kiper Jorge Rodriguez. Kedua sosok itu dibawa Gomez dari Argentina.
Dengan mundurnya Gomez, laga derbi Kalimantan menjadi debut Ahmad Amiruddin sebagai pelatih interim Borneo. Sebelumnya, Amiruddin adalah asisten Gomez sejak pelatih asal Argentina itu direkrut kembali Borneo pada awal tahun ini. Sebelumnya, Gomez pernah menjabat juru taktik Borneo pada Liga 1 2019.
Gelandang senior Borneo, Sultan Samma, menyatakan, kehilangan Gomez tidak banyak memengaruhi tim. Ia menegaskan, target Borneo di musim ini tetap bersaing untuk menembus papan atas Liga 1.
”Semangat kami tetap sama bersama pelatih Amiruddin. (Kepergian Gomez) tidak memengaruhi ruang ganti tim, sebab kami tetap memiliki motivasi tinggi untuk terus mengejar kemenangan di setiap pertandingan,” ucap Samma.
Pernyataan Samma itu terlihat di laga melawan Barito. Borneo unggul segalanya di laga derbi Kalimantan. ”Pesut Etam” menguasai 61 persen penguasaan bola dan menghasilkan 21 tembakan. Adapun Barito hanya mencatatkan 39 persen penguasaan bola dan delapan tendangan.
Meski demikian, Borneo gagal meraih tiga poin karena penampilan cemerlang kiper Barito, Adithya Harlan. Penjaga gawang bernomor punggung 20 itu melakukan enam kali penyelamatan krusial.
Dengan hasil imbang itu, Borneo mengumpulkan empat poin dari tiga laga. Pesut Etam untuk sementara berada di posisi keempat.
Dalam laga lain yang berlangsung Jumat kemarin di Stadion Pakansari, Bogor, Jabar, Persita Tangerang meraih kemenangan kedua seusai menumbangkan Persela Lamongan, 1-0. Kemudian, Persikabo 1973 bermain imbang 2-2 dengan Persik Kediri di Wibawa Mukti, Jumat malam.