Pemain asing direncanakan kembali hadir pada IBL 2022. Kembalinya magnet liga ini diharapkan tidak membuat pengembangan pemain lokal terlupakan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Liga Bola Basket Indonesia atau IBL berencana kembali menerapkan format dua pemain asing untuk setiap klub pada musim 2022. Format ini bagus untuk meratakan peta persaingan di tengah masuknya empat klub baru. Namun, jumlah laga dalam semusim perlu ditambah signifikan agar pemain lokal punya kesempatan berkembang.
Format yang dipakai pada musim 2017-2019 tersebut sempat berganti pada dua musim terakhir. IBL menggunakan format tiga pemain asing pada musim 2020 dan seluruh pemain lokal pada musim 2021.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah menjelaskan, format dua musim teranyar adalah anomali. Musim lalu, liga hanya menggunakan pemain lokal karena dalam kondisi puncak pandemi Covid-19. Mereka lebih fokus pada penyelenggaraan ajang dengan protokol kesehatan, selain sulit mendatangkan pemain dari luar negeri.
Sementara itu, penggunaan tiga pemain asing pada 2020 disebabkan keikutsertaan tim nasional senior, bernama Indonesia Patriots, di IBL. Hal itu membuat banyak klub tidak bisa menggunakan pemain andalan. Pemain asing ditambah untuk mengisi kekosongan di klub. Saat ini, tambahan tidak perlu lagi karena Patriots mendaftarkan pemain muda.
”Normalnya memang dua pemain asing setiap klub. Diharapkan cara ini bisa mengatasi ketimpangan antarklub. Terutama agar tercipta keseimbangan klub baru dan lama. Kami sudah mengusulkan kembali ke Menteri Kesehatan untuk penggunaan pemain asing mulai musim depan dan direspons baik,” kata Junas, saat dihubungi, Kamis (16/9/2021).
Kehadiran empat klub baru pada musim depan membuat penyebaran pemain dalam skala masif. Klub lama kehilangan beberapa pemain, sedangkan klub baru berjuang mencari pemain berkualitas. Di antara kondisi itu, pemain asing yang biasa menjadi andalan setiap tim bisa mengangkat klub lama ataupun baru.
Akan lebih bagus kalau game ditambah banyak, mungkin jadi 32 laga semusim. Atau setidaknya ada ajang pramusim sebelum liga dimulai. Semakin banyak jam terbang, kami bisa makin maju.
Antoni Erga (21), point guard berbakat Satya Wacana Saints Salatiga, tidak bermasalah dengan format dua pemain asing. Dia merasa lebih bisa berkembang musim lalu, tanpa pemain asing, karena punya banyak menit bermain. Tetapi, dia juga melihat banyak sisi positif kedatangan pemain yang mayoritas dari Amerika Serikat itu.
”Pasti senang juga karena bisa banyak belajar dari mereka. Jadi, bisa mengukur kemampuan kita sampai di mana karena mereka suka berbagi ilmu, selain membawa jiwa kompetitif ke dalam tim saat latihan dan bertanding. Tentu ini jadi tantangan buat pemain (lokal),” kata Erga yang sedang dalam pembahasan perpanjangan kontrak bersama klubnya itu.
Namun, Erga berharap jumlah pertandingan musim reguler bisa meningkat signifikan. Menurut kandidat Rookie of The Year IBL 2020 ini, selama ini mereka lebih banyak latihan daripada bertanding. Padahal, cara paling cepat berkembang adalah lewat kompetisi.
”Akan lebih bagus kalau game ditambah banyak, mungkin jadi 32 laga semusim. Atau setidaknya ada ajang pramusim sebelum liga dimulai. Semakin banyak jam terbang, kami bisa makin maju. Ini penting karena Piala Asia dan Piala Dunia FIBA sudah dekat juga,” kata pemain yang memperkuat Bangka Belitung pada Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 itu.
Musim depan, IBL merencanakan penambahan jumlah pertandingan kompetisi reguler, dari 96 gim menjadi 176 gim. Namun, setiap tim hanya bertanding 22 kal atau hanya bertambah 6 gim dari musim lalu. Jumlah itu tertinggal jauh dari kompetisi negara Asia lain, misalnya Liga Jepang yang setiap tim bermain lebih dari 50 gim.
Banyaknya kesempatan bermain pebasket lokal ini akan berdampak langsung pada munculnya bakat-bakat baru. Misalnya, musim lalu, beberapa bintang baru bersinar karena dapat banyak menit bermain tanpa pemain asing, seperti forward Dewa United Surabaya Kevin Moses Poetriay dan guard Bima Perkasa Jogja Azzaryan Pradhitya. Karena itu, datangnya kembali pemain asing perlu disubsidi dengan jumlah pertandingan yang bertambah signifikan.
Hal senada disampaikan Direktur Operasi Bola Basket Hangtuah Jakarta, Ferri Jufry. Menurut dia, jumlah pertandingan yang lebih banyak akan berpengaruh positif untuk klub, tidak hanya pemain. Ferri menilai idealnya setiap tim bertemu masing-masing tiga kali pada musim reguler.
”Idealnya 30-an pertandingan. Saya yakin ini bisa dilakukan dengan liga yang semakin berkembang dengan kehadiran tim baru. Klub pasti akan lebih mudah menawarkan kepada sponsor karena exposure-nya akan lebih lama. Kalau sekarang, kita bermain hanya tiga bulan, padahal gaji pemain setahun penuh,” ucap Ferri.
Di sisi lain, masuknya tim baru langsung berdampak pada perpindahan pelatih di IBL. Pelatih kawakan Efri Meldi memutuskan mundur dari Satya Wacana setelah menukangi tim selama 14 tahun. Kabarnya, peraih Coach of The Year IBL 2016 ini akan bergabung dengan klub baru Tangerang Hawks.
RANS PIK Basketball juga sudah mengumumkan pelatih baru mereka, yaitu Koko Heru Setyo Nugroho. Koko adalah mantan Pelatih CLS Knights yang belakangan terlibat sebagai asisten pelatih timnas muda.