Debut trio Messi, Neymar, dan Mbappe di Paris Saint-Germain tidak berjalan mulus. PSG secara mengejutkan ditahan imbang Club Brugge 1-1. Trisula penyerang PSG itu belum tampil kompak.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BRUGES, KAMIS — Hans Vanaken, gelandang serang Club Brugge, menodai debut trisula penyerang paling berbahaya di dunia saat ini yang dimiliki Paris Saint-Germain, yakni Lionel Messi, Neymar Jr, dan Kylian Mbappe atau MNM. Tidak hanya mencetak gol untuk membantu timnya menahan tim raksasa Perancis itu, 1-1, Vanaken bersama Noa Lang dan Charles De Ketelaere menjadi pemain dengan penampilan paling gemilang di Stadion Jan Breydel, markas Brugge.
Dalam laga melawan Brugge, Pelatih PSG Mauricio Pochettino untuk pertama kali menurunkan Messi sebagai 11 pemain awal sejak bergabung dari Barcelona, bulan lalu. Namun, penampilan Messi belum menyatu dengan rekan-rekan setimnya, terutama Neymar dan Mbappe.
Neymar dan Mbappe bisa saling bertukar posisi. Mbappe yang ditempatkan sebagai penyerang tengah bisa menempati posisi penyerang sayap kiri untuk memberikan ruang kepada pemain asal Brasil itu bergerak di sisi tengah.
Pergerakan Mbappe dari sisi kiri menjadi awal dari gol PSG yang diciptakan Ander Herrera pada menit ke-15. Mbappe memberikan operan kepada Herrera yang bergerak di kotak penalti setelah mengecoh bek kiri Brugge, Clinton Mata.
Adapun Messi hanya dominan bergerak dari sisi kanan. Messi amat menggantungkan kekuatan kaki kirinya untuk melakukan penetrasi dan tendangan melengkung. Meski begitu, Messi juga belum padu dengan Achraf Hakimi yang mengisi posisi bek sayap kanan ”Les Parisiens”.
Messi yang jarang membantu bertahan kerap menyulitkan Hakimi ketika Brugge melakukan serangan balik. Alhasil, mayoritas serangan Brugge berasal dari posisi yang ditempati Hakimi itu. Gol penyama kedudukan Brugge yang dihasilkan Vanaken pada menit ke-27 berawal dari serangan balik yang diinisiasi dua pemain di sayap kiri Brugge, Lang dan Eduard Sobol.
Dalam laga debutnya bersama ”Les Parisiens”, Messi memang menjadi pemain PSG dengan koleksi tembakan terbanyak. Pemain berjuluk La Pulga itu mengkreasikan tiga tembakan, tetapi hanya satu tembakan yang membahayakan gawang Brugge yang dikawal Simon Mignolet. Satu peluang paling berbahaya dihasilkan Messi tercipta pada menit ke-29 melalui tembakan kaki kiri melengkung yang membentur mistar gawang.
Di sisi lain, Mbappe hanya mencatatkan satu peluang. Sementara itu, Neymar terisolir di lini pertahanan Brugge. Pemain bernomor punggung 10 itu gagal menciptakan satu pun tembakan selama 90 menit.
Dalam komentarnya di French TV, Rudi Garcia, mantan pelatih Olympique Lyon, menilai, kurangnya layanan dan suplai bola dari lini tengah kepada ketiga penyerang kelas dunia itu menjadi penyebab debut trio MNM tidak sesuai harapan. Di sisi lain, Garcia menganggap, tiga penyerang itu masih harus memperbaiki kekompakan yang hanya bisa dihasilkan apabila menjalani banyak pertandingan bersama.
”Menurut saya, Messi bermain terlalu egois. Mbappe tidak mendapatkan banyak layanan dari pemain di belakangnya dan Neymar juga tidak banyak dilibatkan dalam permainan,” kata Garcia yang baru saja mundur dari kursi juru taktik Lyon, Mei 2021.
Kami tidak senang dengan performa dan hasil ini. Kami amat ingin mengambil tiga poin.
Pochettino pun kecewa dengan penampilan anak asuhannya. PSG, lanjutnya, gagal menampilkan permainan terbaik yang dibutuhkan untuk membawa pulang poin penuh dari Belgia.
”Kami tidak senang dengan performa dan hasil ini. Kami amat ingin mengambil tiga poin. Saya angkat topi dengan Club Brugge yang menunjukkan lebih berambisi meraih kemenangan dibandingkan kami. Jadi, mereka pantas mendapatkan poin ini,” tutur Pochettino.
Tidak hanya gagal menang, Pochettino juga kehilangan Mbappe karena cedera ankle. Penyerang asal Perancis itu menderita cedera akibat ditekel pemain belakang Brugge di babak pertama. Ia digantikan Mauro Icardi pada menit ke-51. Padahal, di awal musim ini, Mbappe adalah pemain paling tajam bagi PSG dengan sumbangan empat gol dan tiga asis dari enam penampilan.
”Kami belum tahu berapa serius (cedera Mbappe) itu. Tes perlu dilakukan untuk mengonfirmasi kondisinya. Kami berharap bisa mendapat informasi sesegera mungkin,” ujarnya.
Kunci kolektivitas
Keberhasilan Brugge menahan PSG tidak lepas dari penampilan kolektif seluruh skuad. Empat bek Brugge tampil kompak untuk meredam trio MNM. Selain itu, tiga pemain serang Brugge, yakni Vanaken, Lang, dan Ketelaere, menjadi ancaman utama lini pertahanan PSG yang dipimpin duet Marquinhos dan Presnel Kimpembe.
Selama 90 menit, ketiga pemain Brugge itu menciptakan 13 tembakan dari total 16 tembakan yang dihasilkan tim tuan rumah. Mereka juga mencatatkan akumulasi sembilan dribel sukses. Jumlah itu mengalahkan total enam dribel sukses yang dicatatkan trio MNM.
Mignolet bangga dengan penampilan rekan setimnya. Mantan kiper Liverpool itu mengatakan, dirinya tidak banyak bekerja karena keberhasilan seluruh skuad Brugge meredam mayoritas serangan PSG.
”Saya hanya melakukan dua atau tiga penyelematan. Itu jumlah yang amat sedikit apabila melihat kualitas pemain PSG. Kami bermain secara kolektif sehingga mereka tidak bisa menciptakan serangan yang berbahaya,” kata Mignolet.
Saya hanya melakukan dua atau tiga penyelematan. Kami bermain secara kolektif sehingga mereka tidak bisa menciptakan serangan yang berbahaya.
Pada laga lain di Grup A, Manchester City melibas RB Leipzig, 6-3, sehingga memimpin klasemen di laga pertama Liga Champions musim ini. Gol City diciptakan oleh Nathan Ake, Riyad Mahrez, Jack Grealish, Joao Cancelo, Gabriel Jesus, serta gol bunuh diri pemain Leipzig, Nordi Mukiele. Tiga gol hiburan Leipzig diciptakan berkat trigol Christopher Nkunku.
Selanjutnya, PSG akan menjamu City di Stadion Parc des Princes, 29 September mendatang. Laga itu merupakan ulangan duel semifinal Liga Champions musim lalu. Kala itu, ”The Citizens” mengalahkan PSG dalam dua kali pertemuan dengan skor 2-1 dan 2-0. (REUTERS)