Tokoh Adat dan Pemuda Optimistis PON Papua Berjalan Aman
Tokoh masyarakat adat dan pemuda Papua mendukung penuh agar PON XX tetap terlaksana di Papua. Aksi KKB akhir-akhir ini dinilai hanya untuk menakut-nakuti kontingen dari 33 provinsi agar tidak datang ke Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tokoh masyarakat dan pemuda menyatakan optimistis Pekan Olahraga Nasional XX di Provinsi Papua berjalan aman dan lancar. Aksi kelompok kriminal bersenjata atau KKB akhir-akhir ini hanya sebagai upaya menakuti kontingen dari 33 provinsi.
Herman Yoku, salah satu tokoh masyarakat adat Papua di Jayapura, mengatakan, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX merupakan kebanggaan bagi masyarakat Papua. Karena itu, tidak boleh ada hambatan apa pun yang menyebabkan agenda nasional ini tidak terlaksana.
”Negara tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok tersebut. Marilah semua warga Papua menyambut tamu kita dari 33 provinsi dengan suasana persaudaraan,” kata Herman.
Herman pun menyatakan, aksi KKB terjadi di daerah yang jauh dari empat kluster penyelenggara PON XX. TNI-Polri pun telah menyiapkan strategi pengaman sehingga para atlet dapat bertanding dengan aman.
Adapun empat daerah kluster pelaksana PON XX adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. Sebanyak 6.300 atlet dan 3.000 ofisial akan mengikuti ajang olahraga multicabang terbesar nasional ini.
PON XX direncanakan dimulai dengan pertandingan awal pada 22 September. Ajang ini akan berlangsung hingga 15 Oktober. Sebanyak 37 cabang olahraga dan 10 cabang eksibisi akan dipertandingkan dalam PON yang baru pertama kali digelar di Papua tersebut.
”Saya berharap seluruh warga tetap menjaga protokol kesehatan selama perhelatan PON. Marilah seluruh masyarakat menunjukkan Papua bisa melaksanakan agenda olahraga nasional,” ucap Herman.
Ketua Umum Pemuda Adat Papua Yan Arebo menyatakan, negara dan segenap warga Papua tidak boleh mundur untuk melaksanakan PON karena aksi KKB akhir-akhir ini. Aksi tersebut untuk memprovokasi aparat keamanan setempat dan menyebabkan atlet serta ofisial tidak berani mengikuti PON.
Sepanjang Januari-September 2021 terjadi 29 penyerangan di lntan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Puncak, dan terakhir di Maybrat yang menewaskan empat prajurit TNI yang berjaga di Pos Koramil Kisor. Penyerangan sepanjang tahun ini menewaskan 13 aparat keamanan dan 14 warga sipil.
Selain itu, 18 aparat keamanan dan 9 warga terluka karena serangan KKB. Konflik bahkan juga menyasar siswa SMA yang dianggap KKB sebagai informan ke negara. ”Kelompok ini sengaja menggagalkan PON dengan terus melaksanakan aksi teror. Tujuannya agar tidak ada satu pun kontingen berani datang ke Papua,” ungkap Yan.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menyatakan, sebanyak 8.275 personel diterjunkan ke empat kluster PON XX. Upaya ini untuk mencegah segala potensi gangguan keamanan selama pelaksanaan PON di 44 arena.
”Ribuan pasukan gabungan TNI-Polri akan memperkuat pengamanan pagar betis, yakni menjaga seluruh area di arena PON XX. Kami juga akan meminta tambahan pasukan, khususnya dari Satgas Nemangkawi dan Mabes Polri,” tutur Mathius, yang juga Ketua Kontingen PON XX Provinsi Papua.