Romelu Lukaku menjadi penentu kemenangan Chelsea atas Zenit Saint Petersburg. ”Si Biru” selalu menang ketika Lukaku menciptakan gol. Dalam laga lain, Juventus mencatatkan kemenangan pertama di musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, RABU — Chelsea, juara bertahan Liga Champions Eropa, memulai perjalanan musim 2021-2022 dengan sempurna berkat kemenangan 1-0 atas Zenit Saint Petersburg di Stadion Stamford Bridge, Rabu (15/9/2021) dini hari WIB. Sumbangan sebuah gol dari Romelu Lukaku cukup untuk mengamankan tiga poin pertama ”Si Biru” di fase grup.
Sekali lagi Lukaku menunjukkan kontribusi penting bagi Chelsea di awal musim ini. Baru sebulan kembali berseragam ”Si Biru” seusai direkrut dari Inter Milan, Lukaku telah memenuhi harapan besar banyak pihak untuk menghadirkan garansi gol bagi anak asuhan Thomas Tuchel.
Sejak menjalani debut melawan Arsenal, 22 Agustus lalu, Lukaku telah mencetak empat gol dari empat laga bersama Chelsea. Dalam periode itu, ”Si Biru” mencetak tujuh gol. Alhasil, ”Big Rom”, julukan Lukaku, berkontribusi 57 persen gol dalam empat duel yang telah dijalaninya di periode kedua berseragam Chelsea.
Di empat pertandingan itu, tidak ada pemain lain yang mencetak lebih dari satu gol. Tiga gol lainnya disumbangkan oleh Reece James, Kai Havertz, dan Mateo Kovacic.
Tuchel dan pendukung Chelsea selalu semringah setiap menyaksikan Lukaku mencetak gol. Hal itu terlihat ketika sundulan Lukaku mampu menaklukkan kiper Zenit, Stanislav Kritsyuk, saat laga memasuki menit ke-69. Gol itu bermula dari umpan matang bek sekaligus kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta.
Pasalnya, gol Lukaku bermakna tiga poin bagi Chelsea. Dari tiga laga ketika ia mencetak gol, ”Si Biru” selalu mampu mengalahkan lawan, mulai dari Arsenal dan Aston Villa di Liga Utama Inggris, kemudian Zenit jadi korban terbaru magis Lukaku bagi Chelsea. Satu-satunya laga ketika Lukaku tidak menyumbangkan gol terjadi saat Chelsea bertandang ke Stadion Anfield, markas Liverpool. Pertandingan yang berlangsung 28 Agustus lalu itu berakhir seri 1-1.
”Kami masih harus meningkatkan diri. Hari ini kami menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan pada laga akhir pekan (kontra Aston Villa),” kata Lukaku seusai laga.
Gol itu berawal dari bola yang indah dari Cesar (Azpilicueta). Saya hanya butuh momen yang tepat dan menempatkan bola di pojok gawang.
Terkait gol penentu kemenangannya itu, Lukaku memuji umpan brilian dari Azpilicueta. ”Gol itu berawal dari bola yang indah dari Cesar (Azpilicueta). Saya hanya butuh momen yang tepat dan menempatkan bola di pojok gawang,” ujar penyerang tim nasional Belgia itu.
Dengan satu golnya ke gawang Zenit, Lukaku mencatatkan gol ke-14 di ajang Liga Champions. Jumlah gol itu setara dengan catatan gol penyerang legendaris asal Brasil, Ronaldo Luis.
Efektif
Zenit, yang menerapkan mirror tactic dengan menempatkan tiga bek tengah sejajar di lini belakang, amat sulit ditembus lini depan Chelsea yang diisi Lukaku, Mason Mount, dan Hakim Ziyech. Lukaku pun selalu diikuti oleh bek Zenit, Dmitriy Chistyakov, selama pertandingan. Chistyakov memang mampu meredam dan menutup ruang tembak Lukaku, tetapi satu kegagalannya dalam duel udara dengan Lukaku membuat Zenit pulang tanpa membawa poin dari London.
Meskipun menciptakan 67 persen penguasaan bola dan 11 tembakan, Chelsea hanya bisa mengkreasikan dua peluang yang tepat sasaran ke gawang Zenit. Satu peluang diciptakan oleh Ziyech di babak pertama, sedangkan sebuah peluang lainnya berbuah gol yang dicetak Lukaku.
”Big Rom” sekali lagi membuktikan diri sebagai penyerang yang tampil efektif untuk menyelesaikan peluang bersih yang didapatkan untuk menjadi gol. Pada laga debut melawan Arsenal, misalnya, Lukaku mencetak gol dari peluang pertama yang diterimanya. Kemudian, Lukaku mencetak dua gol dari dua tembakan di pertandingan melawan Aston Villa.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel mengakui penampilan Lukaku menjadi solusi atas buruknya penampilan lini depan Chelsea di musim lalu.
”Ia (Lukaku) adalah pemain yang menutupi kekurangan kami. Pemain yang bisa mencetak gol secara reguler untuk tim adalah sosok yang sangat penting karena sebuah gol bisa mengubah momentum pertandingan,” tutur Tuchel dilansir The Guardian.
Lebih lanjut, Tuchel menyatakan, dirinya perlu meningkatkan peran para pemainnya, terutama di lini tengah dan kedua sisi sayap, agar lebih banyak menciptakan peluang untuk melayani Lukaku. Menurut Tuchel, mayoritas pemainnya belum berada di level performa terbaik karena sejumlah pemain, yang tampil di Piala Eropa 2020 dan Copa America 2021, baru bergabung ketika liga telah berjalan.
”Penampilan Romelu (Lukaku) tidak mudah karena kami tidak banyak menciptakan peluang untuknya. Tetapi, saya senang ia tidak kehilangan kepercayaan diri. Itulah alasan ia adalah salah satu penyerang berkelas dunia saat ini,” ucap manajer asal Jerman itu.
Setelah membuka Liga Champions musim ini dengan kemenangan di kandang, Chelsea selanjutnya akan menjalani laga tandang perdana ke markas Juventus di Stadion Allianz Arena, Turin, 30 September mendatang. Di atas kertas, Juve adalah pesaing utama Chelsea untuk bersaing memperebutkan posisi puncak Grup H.
Kemenangan perdana
Sementara itu, Juve sukses mengemas kemenangan perdana di musim ini ketika bertandang ke kandang Malmo, Stadion Eleda, Swedia. ”Si Nyonya Besar” menumbangkan tuan rumah 3-0 berkat gol-gol yang dicetak oleh Alex Sandro, Paulo Dybala, dan Alvaro Morata. Semua gol itu tercipta di paruh pertama pertandingan.
Raihan tiga poin di Liga Champions bisa menjadi modal berharga bagi Juve untuk bangkit di awal musim ini. Dari tiga penampilan di Liga Italia, Juve baru mengemas satu poin dan telah menderita dua kali kekalahan.
”Kami tahu hasil laga sebelumnya tidak baik, tetapi kami bermain tenang untuk meraih hasil yang kami inginkan. Selanjutnya, kami harus menjaga penampilan ini untuk segera bangkit di liga,” kata Dybala, seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Dybala pun mengakhiri paceklik golnya selama 10 bulan di Liga Champions. ”La Joya” terakhir kali menciptakan gol ketika ”Si Nyonya Besar” bertandang ke markas Ferencvaros, 5 November 2020.
Selain meraih tiga poin pertama, Juve juga akhirnya bisa mencatatkan laga tanpa kebobolan sejak 2 Maret 2021 saat mengalahkan Spezia, 3-0. Setelah itu, Juve menjalani 16 pertandingan dengan selalu kemasukan gol. (AFP)