Tim bulu tangkis Indonesia berambisi membawa pulang Piala Sudirman setelah terakhir direbut 32 tahun silam. Peluang Indonesia kali ini cukup besar karena sejumlah rival tidak tampil dengan kekuatan terbaik.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang kejuaraan bulu tangkis beregu Piala Sudirman 2021 di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober, Indonesia jauh lebih percaya diri untuk membawa pulang piala yang terakhir direbut 32 tahun lalu pada gelaran edisi pertama di Jakarta. Sebab, dua rival terberat, yakni Jepang dan Taiwan, tidak datang dengan kekuatan terbaik. Namun, Indonesia tetap perlu berusaha keras karena masih ada China selaku juara bertahan.
”Peluang kita lebih besar (untuk juara saat ini). Tetapi, kita tidak boleh anggap remeh (setiap lawan), jangan tidak anggap penting (pertandingan yang ada). Siapa pun lawan, kita keluarkan permainan terbaik untuk menguntungkan tim. Tetapi, secara keseluruhan, peluang China tetap besar,” ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Rionny Mainaky dalam konferensi pers daring, Selasa (14/9/2021).
Dilansir dari sejumlah sumber, Indonesia menjadi unggulan ketiga dalam Piala Sudirman 2021. Tim ”Merah Putih” berada di bawah China sebagai unggulan pertama dan Jepang sebagai unggulan kedua, tetapi di atas Taiwan sebagai unggulan keempat. Akan tetapi, Jepang dan Taiwan tidak turun dengan kekuatan terbaik.
Jepang tidak diperkuat tiga pemain andalannya di ganda putra yang memutuskan keluar dari timnas atau pensiun, yakni Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dan Hiroyuki Endo. Padahal, duet Endo/Yuta Watanabe selalu menyulitkan ganda putra terbaik Indonesia, yakni Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, yang kalah di enam pertemuan terakhir.
Selain itu, tim ”Matahari Terbit” tidak diperkuat ganda putri nomor satu dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, karena Hirota belum pulih dari cedera lutut ACL. Adapun Taiwan tidak diperkuat tunggal putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, dan ganda putra peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi-lin.
Rionny mengatakan, kondisi itu menguntungkan. Namun, Indonesia tidak boleh terlena. Semua pemain tetap harus menjaga konsentrasi dan mengeluarkan kemampuan terbaik di setiap laga yang ada. Untuk itu, semua pemain diminta fokus dahulu lolos dari penyisihan grup, terutama menjadi juara grup.
Indonesia berada di Grup C Piala Sudirman 2021 bersama Denmark, ROC (Komite Olimpiade Rusia), dan Kanada. Lawan terberat adalah Denmark dan diteruskan oleh ROC. Konsentrasi penuh mesti dicurahkan ketika menghadapi Denmark di Energia Areena, Vantaa, pada 29 September atau laga terakhir penyisihan grup.
”Secara umum, tunggal putra dan tunggal putri Indonesia dan Denmark punya kekuatan yang cukup berimbang. Untuk ganda putra, dengan tiga pasangan yang lebih kuat, harusnya kita bisa unggul. Di ganda putri, kita mengandalkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Di ganda campuran, kita mengandalkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tetapi siapa yang lebih siap yang bisa menang,” kata Rionny.
Potensi pemain muda
Dalam Piala Sudirman 2021, Indonesia menyiapkan 20 pemain untuk lima nomor pertandingan. Dari semua pemain itu, terselip empat pemain muda, yakni Putri Kusuma Wardani (19) dan Ester Nurumi Tri Wardoyo (16) di tunggal putri dan Rinov Rivaldy (21)/Pitha Haningtyas Mentari (22) di ganda campuran.
Rionny menuturkan, pemilihan pemain untuk masuk tim Piala Sudirman ini berdasarkan evaluasi enam bulan terakhir dalam latihan maupun pertandingan. Lalu, semuanya dipilih berdasarkan diskusi dengan pelatih masing-masing nomor pertandingan.
Intinya, semua pemain itu merupakan pemain terbaik saat ini, tidak dalam kondisi cedera, dan siap untuk berlaga. ”Jadi, penentuan pemain kali ini tidak semata-mata dari pertandingan simulasi kemarin (digelar 7-8 September 2021 di pelatnas bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur). Justru 80 persen pemain yang berpartisipasi dalam simulasi telah dievaluasi,” katanya.
Terkait pemain muda, lanjut Rionny, pihaknya tidak melihat mereka minim pengalaman atau tidak. PP PBSI melihat secara obyektif perkembangan para pemain itu selama latihan dan pertandingan. Sejauh ini, para pemain tersebut memiliki potensi besar, menunjukkan sikap yang baik selama latihan, punya keinginan besar untuk maju, dan siap untuk tampil.
”Putri dan Ester, misalnya, mereka bisa melawan senior dengan baik dalam latihan. Makanya, kami nilai mereka siap jadi pendamping Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri. Jadi, kami yakin semua pemain yang dibawa, termasuk pemain muda ini tidak salah,” tuturnya.
Putri sebagai yang baru pertama kali memperkuat Indonesia di Piala Sudirman mengaku sudah siap untuk berlaga. Pebulu tangkis kelahiran Tangerang, Banten, 20 Juli 2002 ini menyiapkan diri dengan membenahi kekurangan dan terus meningkatkan kelebihannya.
Dengan kesempatan yang diberikan, Putri berusaha membalas kepercayaan dengan bukti penampilan yang optimal di lapangan. ”Saya tidak terbebani dengan kepercayaan ini. Justru, saya lebih termotivasi untuk menunjukkan kepada pelatih dan orang-orang yang memilih saya bahwa pilihan mereka itu tidak salah,” ungkapnya.
Hendra calon kapten
Sementara itu, pebulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan kemungkinan besar menjadi kapten Indonesia di Piala Sudirman ini. Pertimbangannya, atlet berusia 37 tahun itu menjadi pemain paling senior di tim dan kenyang pengalaman berlaga di kejuaraan perseorangan dan beregu internasional.
”Untuk kapten, itu masih dalam tahap pembicaraan dengan tim putra maupun putri. Tetapi, kami ada masukan agar Hendra didorong sebagai kapten. Sebab, kami mencari pemain yang berpengalaman dalam menjalani pertandingan beregu internasional,” ujar Rionny.
Usulan Hendra sebagai kapten didukung penuh para pemain lain. Pebulu tangkis ganda putra Muhammad Rian Ardianto menyampaikan, sekarang, tidak ada pemain lain yang cocok sebagai kapten selain Hendra. ”Yang cocok tetap Koh Hendra karena dia pengalamannya sangat lama sekali di kejuaraan beregu maupun perseorangan internasional. Koh Hendra pernah juara pula. Jadi, dia yang paling pas,” katanya.
Adapun kontingen Indonesia akan bertolak ke Finlandia pada 21 September. Mereka telah memahami protokol kesehatan yang patut dijalani agar tidak mengalami kejadian serupa di All England beberapa waktu lalu.
”Kami berangkat tanggal 21 September karena harus menjalani karantina empat hari di sana. Nantinya, kami menjalani sistem bubble (gelembung) dan ada tes saliva pada waktu-waktu tertentu. Tiga hari pertama tes, sehabis tanding tes lagi,” pungkas Rionny.