Terakhir kali menang atas Barca, Bayern Muenchen memperlihatkan dominasinya yang berujung juara Liga Champions 2019-2020. Jalan cerita itu ingin kembali diulang oleh Muenchen pada musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
BARCELONA, RABU — Bayern Muenchen masih terlalu kuat untuk Barcelona. Berselang semusim seusai kemenangan telak, 8-2, mereka kembali menaklukkan ”Blaugrana”, 3-0, Rabu (15/9/2021). Lewat dominasi di markas lawan, Bayern bersama pelatih baru, Julian Nagelsmann, mempertegas status sebagai kandidat kuat juara Liga Champions musim ini.
Duel dua raksasa Eropa dalam laga pembuka Grup E berlangsung antiklimaks di Stadion Camp Nou. Sang tuan rumah, Barca, kembali tak beradaya menahan kehebatan Muenchen yang menang mudah berkat gol pembuka Thomas Mueller dan sepasang gol Robert Lewandowski.
Anak asuh Nagelsmann unggul dalam seluruh aspek di lapangan. Mereka nyaris sempurna dalam serangan dan pertahanan. Saking dominannya, kiper Muenchen, Manuel Neuer, menganggur sepanjang laga. Barca yang memainkan dua penyerang sekaligus, Memphis Depay dan Luuk de Jong, tidak mampu sekali pun menghasilkan tendangan ke arah gawang.
Ini adalah kekalahan besar di kandang, sebuah hasil yang buruk. Kami tidak akan membohongi diri sendiri.
”Muenchen bermain sangat solid, sementara kami kembali menjadi siapa diri kami. Itulah yang terjadi. Ini adalah kekalahan besar di kandang, sebuah hasil yang buruk. Kami tidak akan membohongi diri sendiri,” kata wakil kapten Barca, Gerrard Pique, yang juga mengambil bagian dalam tragedi kekalahan, 2-8, pada perempat final Liga Champions 2019-2020.
Tampil di depan puluhan ribu pendukung lawan, tim tamu agak tegang pada awal permainan. Namun, Mueller dan rekan-rekan mulai menemukan ritme bermainnya setelah 10 menit berlalu. Mereka mengepung pertahanan Barca lewat kombinasi umpan-umpan pendek yang dibangun dari bawah.
Dominasi itu akhirnya berbuah gol sekitar 10 menit jelang turun minum. Tendangan jarak jauh Mueller yang berbelok arah karena membentur bek lawan, Eric Garcia, tidak mampu dibendung kiper Marc-Andre ter Stegen.
Gol tersebut sukses memecah fokus tim asuhan Pelatih Ronald Koeman yang bertahan solid lewat formasi tiga bek, 3-5-2. Setelah unggul, Bayern yang memakai formasi menyerang, 4-2-3-1, semakin menguasai permainan. Mereka seakan tinggal menunggu gol berikutnya, yang akhirnya datang dua kali dari kaki Lewandowski pada paruh kedua.
Merasa tidak bisa bersaing lagi, Koeman langsung memasukkan dua pemain muda Gavi (17) dan Yusuf Demir (18) saat laga baru berjalan 60 menit ketika tertinggal 0-2. Mereka menggantikan kapten tim Sergio Busquets dan bek sayap Sergi Roberto.
”Saya pikir kami bermain sangat baik hari ini. Kami bertahan dengan baik. Sangat bagus untuk bisa menjaga gawang tanpa kebobolan karena, dengan kualitas menyerang yang dimiliki tim ini, Anda punya kesempatan bagus untuk menang,” ucap Nagelsmann.
Laga pertama Nagelsmann bersama Muenchen di Liga Champions berakhir sempurna. Tak hanya meraih tiga poin, mereka juga menunjukkan kualitas elite untuk bisa kembali merebut trofi ”Si Kuping Lebar”, seperti pada musim 2019-2020.
Seperti kata Nagelsmann, kunci kemenangan tim adalah pertahanan. Mereka membuat para pemain Barca frustrasi dengan pola pertahanan ”gegenpressing” atau gaya menekan agresif ketika kehilangan bola. Sang pelatih juga meneruskan gaya pendahulunya, Hansi Flick, yang menggunakan pendekatan man to man atau satu pemain fokus mengawasi satu lawan.
Serangan Barca yang selalu dimulai dari bawah selalu terhenti sebelum mencapai lini depan. Jebakan Bayern mampu mematikan duo gelandang muda, Pedri dan Frenkie de Jong. Jebakan itu pula yang akan kembali menjadi ancaman terbesar mereka sepanjang musim ini.
Di sisi lain, serangan mereka juga mematikan. Bayern sangat cair ketika menyerang. Formasi mereka bisa berubah menjadi 3-1-4-2. Bek kanan, Benjamin Pavard, akan tinggal membentuk formasi tiga bek. Sementara itu, bek kiri, Alphonso Davies, diberi keleluasaan maju membantu serangan.
Di lini tengah, gelandang Leon Goretzka juga akan maju membantu Mueller. Mereka berdua akan bergerak bebas di belakang Lewandowski yang berperan sebagai ujung tombak. Formasi fleksibel yang diisi pemain berkualitas ini selalu menghadirkan ancaman untuk lawan. Pendekatan ini agak berbeda dari Flick yang lebih cenderung memaksimalkan dua bek sayap untuk maju dalam formasi 4-2-3-1.
Bek Barca, Eric Garcia, menilai lini tengah merupakan kekuatan terbesar Bayern. Mereka punya gelandang yang bisa bermain di beberapa posisi sama baiknya. Kelebihan itu menghadirkan pergerakan dan kombinasi umpan yang akan sangat merepotkan.
”Jika kami tidak mampu menahan bola selama mungkin, kami akan sulit untuk bersaing pada akhirnya. Yang kami lawan adalah Muenchen, mungkin mereka tim terbaik di Eropa saat ini,” kata Garcia.
Seluruh fondasi kuat dari lini belakang sampai lini tengah tersebut dilengkapi oleh Lewandowski. Penyerang asal Polandia ini seperti bisa mencium bau gol di kotak penalti. Contohnya, dia mencetak dua gol yang terlihat mudah ke gawang Barca dengan penempatan tepat saat kemelut di kotak penalti.
”Mungkin orang mengatakan gol saya tadi sangat mudah, tetapi kenyataannya tidak. Gol tersebut agak spekulatif. Anda harus benar-benar tepat saat mengeksekusinya. Jika telat setengah detik saja, Anda akan meleset. Itulah tugas (saya) seorang striker, untuk selalu siap mencetak gol,” tutur Lewandowski.
Lewat sepasang gol tersebut, Lewandowski saat ini sudah mencetak 10 gol dari 6 laga di seluruh kompetisi musim ini. Jumlah itu merupakan yang terbanyak di antara striker top Eropa lain.
Kesempurnaan Muenchen akan menjadi momok calon lawan selanjutnya, termasuk Barca yang nanti berbalas tandang ke Stadion Allianz. ”Kami berharap akan bisa lebih baik pada pertemuan selanjutnya. Anda harus berada dalam performa terbaik untuk bisa mengalahkan tim seperti Muenchen. Sebab, mereka adalah favorit untuk menjuarai Liga Champions,” kata Koeman. (AP/REUTERS)