Kemenangan Liverpool atas Leeds seakan tidak ada artinya. Liverpool berselimut duka akibat cedera horor yang menerpa Harvey Elliott.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LEEDS, MINGGU — Tidak ada sedikit pun raut senyum dari wajah Manajer Juergen Klopp seusai kemenangan Liverpool atas Leeds United, 3-0, pada Minggu (12/9/2021). Bukannya berpesta, Klopp dan seisi skuad Liverpool justru berduka karena kemenangan ini harus dibayar mahal dengan cedera horor Harvey Elliott (18), gelandang berbakat yang sedang naik daun.
Petaka itu hadir di markas Leeds, Stadion Elland Road, pada menit ke-60. Elliott tergeletak di lapangan sambil mengerang kesakitan seusai berduel dengan bek lawan, Pascal Struijk. Dia memegangi engkel kakinya.
Mohamed Salah yang sedang berada di dekat Elliott langsung memeriksa gelandang yang tampil sebagai pemain mula tersebut. Salah terlihat panik seusai melihat kaki rekannya. Dia meneriaki tim medis untuk secepat mungkin masuk ke lapangan.
Setelah diperiksa, Elliott ternyata mengalami dislokasi di bagian engkel kaki. Hal itu membuatnya harus ditandu keluar lapangan. Keluarnya Elliott disambut oleh dukungan moral oleh pendukung tuan rumah. Pendukung Leeds bersimpati kepada sang gelandang muda meskipun pemain mereka, Struijk, diganjar kartu merah.
”Itu adalah cedera yang buruk. Engkelnya yang mengalami dislokasi. Saya melihat kejadian itu. Saya melihat sendiri kakinya tidak berada di tempat seharusnya. Hal itu yang membuat kami semua shock,” ujar Klopp yang tampak lesu ketika menjalani wawancara setelah laga bersama Sky Sports.
Klopp tidak menyangka nasib buruk ini harus diterima Elliott. Adapun gelandang remaja ini sedang naik daun di usia yang masih sangat muda. Klopp mulai memberinya kepercayaan bermain di tim utama musim ini sepeninggal gelandang senior Georginio Wijnaldum.
Elliott sudah tiga kali menjadi starter dalam empat laga Liverpool di Liga Inggris musim ini. Pemain asal Inggris ini selalu menjawab kesempatan tampil dengan penampilan energik yang penuh percaya diri. Hal itu yang membuat Klopp sangat menyukainya.
”Dia adalah pemain yang luar biasa, dia juga bermain luar biasa hari ini. Sekarang dia sedang berada di rumah sakit untuk penyembuhan. Kami akan bermain sepak bola tanpanya, tetapi kami tetap akan menantinya kembali. Dia pemain top,” kata Klopp yang sempat kesulitan berkata-kata karena terlalu emosional.
Elliott sudah dalam kondisi psikologis yang stabil setelah cedera tersebut. Dia berterima kasih kepada seluruh dukungan untuk kesembuhannya. ”Terima kasih untuk pesannya, kawan! (Saya) Menuju pemulihan. YNWA,” tulisnya di Instagram saat sedang dalam ambulans.
Setelah tragedi itu, skuad Liverpool sempat kehilangan gairah bermain. Salah dan rekan-rekan yang unggul jumlah pemain justru lebih banyak tertekan oleh 10 pemain Leeds. Tim tuan rumah seakan bisa mencium jatuhnya moral lawan.
Namun, Liverpool yang sudah unggul 2-0 sebelum cedera itu lewat gol Salah dan Fabinho akhirnya bisa bangkit lagi. Skuad asuhan Klopp menyudahi laga dengan gol tambahan dari Sadio Mane.
Manajer Leeds Marcelo Bielsa turut bersimpati terhadap cedera Elliott. ”Saya menyesalkan harus ada pemain lawan yang meninggalkan lapangan dengan cara seperti itu. Namun, saya juga yakin 100 persen, Pascal tidak punya tujuan buruk untuk mencederai lawan,” ujarnya.
Tak pelak, cedera parah ini akan menghambat perkembangan Elliott sebagai salah satu gelandang masa depan ”Si Merah”. Cedera patah tulang kaki biasanya membutuhkan waktu pemulihan paling sedikit enam bulan. Lama waktu itu belum termasuk adaptasi untuk bermain lagi.
Kisah Elliott mirip dengan cederanya mantan gelandang Arsenal, Aaron Ramsey, pada 2010. Ketika itu, Ramsey yang masih berusia 19 tahun mengalami patah kaki dalam laga versus Stoke City. Dia harus menepi selama hampir setahun untuk pemulihan.
Kata Ramsey, dia sangat takut ketika melihat kakinya. Gelandang yang sekarang berseragam Juventus tersebut sempat berpikir kariernya akan tamat saat baru saja akan mulai berkembang. Sebagai pemain remaja, cedera parah itu amat membebani mentalnya.
Saya khawatir, tetapi kemudian dokter meyakinkan saya ketika tiba di rumah sakit. Itu sangat membantu.
”Saya khawatir, tetapi kemudian dokter meyakinkan saya ketika tiba di rumah sakit. Itu sangat membantu. Setelah fase itu berakhir, hal tersulit adalah hanya bisa menonton rekan-rekan saya bermain. Anda pasti berpikir, seharusnya bisa berada di lapangan bersama mereka,” ujar Ramsey seperti dikutip Independent.
Meskipun begitu, cedera horor sama sekali bukan penanda berakhirnya karier. Ramsey membuktikan bisa bangkit dari cedera semusim setelah itu dan menjadi salah satu gelandang paling berpengaruh di Arsenal pada dekade lalu. Kisah kebangkitan serupa diharapkan terjadi juga kepada Elliott. (AP/REUTERS)