Untuk pertama kali di era Liga 1, Persipura Jayapura menelan dua kekalahan beruntun di awal musim. Lemahnya fokus pemain di permulaan laga menjadi penyebab "Mutiara Hitam" belum mampu meraup poin.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Persipura Jayapura mencatatkan permulaan musim terburuk sejak era Liga 1 yang dimulai pada 2017. Dalam pertandingan pekan kedua BRI Liga 1 musim 2021-2022 di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021) sore, tim “Mutiara Hitam” tumbang 0-1 dari Persela Lamongan.
Sebelumnya, Persipura juga dilibas 1-2 oleh Persita Tangerang di pertandingan pertama, 28 Agustus lalu. Di era Liga 1, Persipura belum pernah mengalami dua kekalahan beruntun di dua pertandingan pembuka musim.
Hasil terburuk yang pernah dicatatkan “Mutiara Hitam” sebelumnya tercipta pada Liga 1 edisi 2018 dan 2019. Dalam dua edisi itu, Persipura hanya mengemas satu poin di dua laga perdana. Di akhir Liga 1 2018, Persipura menduduki peringkat ke-12. Adapun pada musim 2019, Persipura menutup musim dengan berada di posisi keempat.
“Dalam perjalanan kompetisi yang panjang terkadang dimulai dengan jalan yang mulus atau berliku. Pada musim ini kami memulai dengan berliku, tetapi hal itu wajar karena kami berisi banyak pemain muda. Saya yakin skuad ini akan tampil membaik dan semakin kuat di beberapa pertandingan berikutnya,” kata Pelatih Persipura Jacksen F Tiago dalam taklimat pers virtual seusai laga.
Kekalahan itu terasa tragis karena Persipura gagal mencetak gol meskipun “Laskar Joko Tingkir”, julukan Persela, bermain dengan 10 poin sejak menit ke-38. Hal itu disebabkan kartu kuning kedua yang diberikan wasit Gideon Dapaherang kepada gelandang bertahan Persela, Akbar Hermawan. Kartu kuning kedua diterima Akbar akibat melanggar bek sayap Persipura, Irsan Rahman Lestaluhu, dengan mengangkat kaki yang mengarah ke perut Irsan.
Meskipun melawan 10 pemain Persela, Persipura tetap gagal menyamakan kedudukan dari gol Persela yang dicetak penyerang asing, Ivan Carlos, ketika pertandingan baru berjalan 12 menit.
Padahal, Persipura amat mendominasi pertandingan. Todd Ferre dan kawan-kawan mengoleksi 68 persen penguasaan bola dan menciptakan 12 peluang. Di sisi lain, “Laskar Joko Tingkir” hanya memanfaatkan serangan balik dengan mencatatkan 32 persen penguasaan bola dan empat tembakan. Penampilan trio penyerang Persipura, yaitu Gunansar Mandowen, Riky Kayame, dan Yevhen Bokhasvili gagal memberikan ancaman berarti bagi lini pertahanan Persela.
Kehilangan penyerang veteran, Boaz Solossa, di awal musim ini amat memengaruhi ketajaman lini serang "Mutiara Hitam". Boaz adalah pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub dengan torehan 168 gol dalam 268 laga yang dijalani pada periode 2005 hingga 2020.
Jacksen mengungkapkan, dirinya amat kecewa karena anak asuhannya gagal memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dan dominasi terhadap lawan. Terlebih lagi, Jacksen menargetkan meraih kemenangan atas Persela.
“Hasil ini sangat mengecewakan bagi saya dan tim. Kami akan berusaha memperbaiki sejumlah kekurangan tim agar di laga selanjutnya kami bisa meraih hasil lebih baik dan dinaungi keberuntungan,” kata Jacksen.
Hasil ini sangat mengecewakan bagi saya dan tim. Kami akan berusaha memperbaiki sejumlah kekurangan tim agar di laga selanjutnya kami bisa meraih hasil lebih baik dan dinaungi keberuntungan
Fitrul Dwi Rustapa, kiper Persipura, menuturkan, timnya belum beruntung di laga melawan Persela. Dua tendangan pemain Persipura, yakni Donny Monim dan M Tahir, mengenai mistar gawang Persela yang dikawal Dwi Kuswanto.
Perbaiki fokus
Jacksen juga menaruh perhatian kepada fokus dan konsentrasi skuadnya di awal pertandingan. Dalam dua laga melawan Persita dan Persela, gawang “Mutiara Hitam” selalu kemasukan gol dalam 15 menit pertama pertandingan.
“Hal itu terjadi karena sebagian besar pemain adalah para pemain muda yang belum memiliki level konsentrasi yang baik. Kami kurang fokus di awal laga sehingga dihukum gol oleh lawan, jadi kami harus berlatih lebih keras untuk memperbaiki fokus dan konsentrasi ini,” tutur pelatih asal Brasil itu.
Sementara itu, Pelatih Persela Iwan Setiawan mengakui permainan Persipura belum berada di level terbaik. Menurut Iwan, skuad Persipura memiliki sejumlah pemain muda yang akan menunjukkan kualitas dalam beberapa pertandingan selanjutnya.
“Saya percaya tim Persipura di musim ini memiliki kualitas yang baik berkat kemampuan Jacksen dan talenta muda yang luar bisa. Saya percaya mereka akan segera bangkit dan tampil lebih meyakinkan,” ucap Iwan.
Raihan tiga poin atas Persipura adalah buah dari kecerdikan taktik Iwan yang menerapkan zona pertahanan rendah dan mengandalkan direct-pass ketika menyerang. Gol tunggal Persela yang dicetak Carlos pun diawali operan jauh dari lini tengah yang langsung mengarahkan bola ke jantung pertahanan Persipura.
Sumbangan gol Carlos, pemain asing asal Brasil, tidak hanya mempersembahkan tiga poin pertama bagi Persela di musim ini, tetapi memberikan pula kemenangan kedua Persela atas Persipura di Liga 1. Dalam enam pertandingan sebelumnya, Persela hanya satu kali menang pada Liga 1 musim 2018, lalu menderita empat kekalahan, dan sekali bermain imbang.
“Tim ini telah menunjukkan militansi yang saya inginkan. Saya cukup puas dengan permainan bertahan kami, tetapi kami harus meningkatkan efektivitas dalam memanfaatkan peluang demi memperbesar peluang kami meraih kemenangan,” ujar Iwan yang berusia 63 tahun itu.
Dalam pertandingan lain yang berlangsung, Jumat malam, Persik Kediri juga mengemas kemenangan pertama di musim ini. “Macan Putih” menumbangkan Borneo FC dengan skor 1-0 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat. Dengan kekalahan itu, Borneo gagal menjaga tren positif di awal musim setelah menumbangkan Persebaya di pekan perdana. Alhasil, Borneo juga terancam kehilangan posisi puncak di pekan kedua.