Tim Sepak Takraw Putri Sulteng Incar Emas dan Perak
Setelah hanya meraih medali perunggu pada dua PON sebelumnya, tim sepak takraw putri Sulawesi Tengah diharapkan bisa meraih perak atau emas pada PON Papua 2020. Latihan intensif pun digelar sejak Januari 2021.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·5 menit baca
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Tim sepak takraw putri Provinsi Sulteng berlatih di gelanggang olahraga di Palu, Sulteng, Kamis (10/9/2021) untuk bisa tampil maksimal pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020. Tim tersebut diharapkan meraih medali emas atau perak karena pada PON sebelumnya mereka meraih medali perunggu.
Pada saat bola di ketinggian sekitar 2 meter, kaki kanan Iren Mauren (20) menyambarnya. Ia sampai rebah di lantai. Bola terjatuh menukik ke sisi kanan area permainan lawan. Bola tak bisa diterima pemain lawan yang merupakan tim sepak takraw putra. Serentak tepuk tangan dan teriakan dari sekitar 30 penonton riuh di gedung olahraga.
Itu salah satu adegan permainan sepak takraw antara tim sepak takraw putri Provinsi Sulawesi Tengah untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 dengan salah satu klub takraw putra. Tim putra, yang menjadi lawan Iren dan ketiga temannya, baru saja kalah di partai final dari tim putra lainnya dalam kompetisi mini pada Kamis (9/9/2021) di Gelanggang Olahraga Remaja Siranindi, Palu, Sulteng.
Walau adegan yang dipertontonkan Iren tak mampu memenangkan timnya dalam pertandingan, hal itu tetap menjadi salah satu sajian yang menarik minat para penonton. Mereka kalah melalui rubber set dengan poin yang tidak terlalu jauh dibandingkan tim lawan.
Cabang sepak takraw PON Papua 2020 akan diselenggarakan pada 2-15 Oktober 2021. Tim sepak takraw putri Sulteng terdiri dari Iren yang merupakan anggota termuda dan menjadi apit kanan sekaligus smasher, Monic (23) berposisi pengumpan/apit kiri, Nur I Cykita (23) sebagai tekong, dan Widya A Mondjunju (26) sebagai smasher.
Latih tanding dengan klub takraw putra pada Kamis itu adalah salah satu rangkaian latihan dan persiapan menuju pekan olahraga akbar tersebut. Bersama dengan kontingen Sulteng dari cabang olahraga lainnya, mereka akan berangkat pada 24 September karena harus menjalani karantina untuk pencegahan Covid-19 sebelum berlaga.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Tim sepak takraw putri Provinsi Sulteng untuk PON Papua 2020 berlatih tanding dengan salah satu klub takraw putra di gelanggang olahraga di Palu, Sulteng, Kamis (10/9/2021).
Tim berlatih pada pagi dan sore setiap hari sejak Januari 2021. Bertanding dengan tim putra sudah dua kali dilakukan selama pelatihan digelar. Selain pada Kamis kemarin, latih tanding juga mereka jalani pada Agustus dengan menjadi salah satu peserta kompetisi klub takraw putra. Mereka memang gagal melaju jauh dalam kompetisi tersebut, tetapi dengan itu kemampuan mereka diasah.
”Cukup banyak hal positif yang didapat, misalnya, mereka bisa ladeni servis tim lawan dan bisa smes dengan baik. Ini penting agar mereka terus berkembang,” tutur pelatih Tim Putri Takraw Sulteng, Sandrina Kiliey, di sela-sela latihan pada Kamis (9/9/2021).
Pada pelatihan jelang PON sebelumnya, tim bisa bertanding dengan tim dari provinsi lain untuk menguji kekuatan, tetapi karena situasi pandemi hal itu tak bisa dilakukan saat ini.
Bahkan, tim takraw pun hari-harinya dalam 9 bulan terakhir hanya sebatas hotel dan tempat latihan. Mereka tak diperkenankan ke mana-mana sekadar untuk mencari penyegaran karena pandemi Covid-19 masih merebak, termasuk di Kota Palu. ”Kami refreshing di hotel saja, tetapi kami tetap termotivasi untuk meraih hasil maksimal,” tutur Widya.
Sepak takraw putri merupakan salah satu andalan Sulteng pada ajang PON untuk meraih medali. Pada PON 2012 dan PON 2016, misalnya, tim takraw putri Sulteng meraih medali perunggu. Anggota tim, yakni Nur dan Akyko Capito, yang tak dipanggil untuk PON Papua, juga sudah mengharumkan nama sepak takraw Indonesia dengan terlibat pada ajang Asian Games Palembang-Jakarta pada 2018.
Pada PON Papua 2020, tim Sulteng hanya mengikuti nomor regu dan double-event. Nomor lainnya, yakni nomor tim, tak diikuti. Oleh karena itu, tim tersebut dibebani target untuk meraih medali dengan yang melebihi prestasi pada PON sebelumnya.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Iren Mauren (dekat net) bersiap untuk melakukan smes takraw dalam latihan di gelanggang olahraga di Palu, Sulteng, Kamis (10/9/2021). Iren bagian dari tim sepak takraw putri Sulteng untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020.
Yusrin L Bana dari Bidang Humas, Media, dan Kreatif Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulteng menyatakan sepak takraw putri termasuk delapan dari 18 cabang olahraga yang diharapkan bisa meraih prestasi. ”Bukan berarti cabang olahraga lainnya tidak punya peluang, tetapi cabang tersebut punya jejak yang baik di ajang PON,” katanya. Cabang olahraga lain yang diharapkan meraih medali, antara lain taekwondo,dayung,karate, dan paralayang.
Sandrina yang melatih takraw sejak 1997 juga optimistis dengan kiprah para atletnya nanti di PON Papua 2020. Tim takraw saat ini sudah lama tampil bersama. Komposisi tim tak banyak berubah sejak PON 2012. Kemampuan olah bola dan mental mereka pun sudah teruji. Dengan kondisi itu, tim diharapkan makin kompak karena sudah saling belajar. Sisi positif lainnya ada anggota tim yang sudah tampil di ajang tinggi, Nur di Asian Games 2018 dan sejumlah ajang SEA Games.
Kalau bisa kami meraih medali (emas atau perak) yang belum pernah kami peroleh pada PON sebelumnya. Kami akan berusaha untuk meraihnya. (Sandrina Kiliey)
”Kalau bisa kami meraih medali (emas atau perak) yang belum pernah kami peroleh pada PON sebelumnya. Kami akan berusaha untuk meraihnya,” ujar Sandrina yang menjadi anggota tim sepak takraw Indonesia pada Asian Games 1998 dengan raihan medali perunggu.
Menurut Sandrina, tim Jawa Barat dan Jawa Tengah dinilai bakal menjadi kompetitor untuk meraih medali.
Polemik
Persiapan tim sepak takraw putri Sulteng menuju PON Papua sedikit terganggu karena tak diikutisertakannya salah satu atlet dengan jam terbang tinggi di level internasional, Akyko (26) yang berposisi smasher. Dua minggu terakhir, hal itu menjadi buah bibir warga, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Sandrina menyatakan pada prinsipnya sepak takraw permainan tim. Kerja sama dan kekompakan menjadi kunci utama. Kunci permainan lainnya kedisiplinan untuk mengikuti latihan. Anggota tim saat ini sudah lama mengikuti latihan bersama.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Anggota tim sepak takraw putri Provinsi Sulteng untuk PON Papua 2020 bersama pelatih dan ofisial di sela-sela latihan di gelanggang olahraga di Palu, Sulteng, Kamis (10/9/2021). Tim sepak takraw putri diharapkan meraih medali emas atau perak karena pada PON sebelumnya mereka meraih medali perunggu.
Absennya Akyko, yang menjadi anggota Brigadir Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah Sulteng, sudah diputuskan Persatuan Sepak Takraw Indonesia Pengurus Provinsi Sulteng berdasarkan ketidakhadirannya selama dimulainya pemusatan pelatihan daerah sejak Januari 2021. Putusan diambil pada Maret 2021.
Wakil Komandan Satuan Brimob Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Denny Jatmiko ketika dikonfrimasi sejumlah wartawan menyatakan pihaknya tak mau berkomentar terkait masalah di cabang olahraga yang diikuti Akyko. Selama ini, satuan selalu mendukung Akyko dengan memberikan rekomendasi ketika ada kegiatan di sepak takraw.
Terlepas dari polemik tersebut, waktu untuk persiapan sudah hampir mendekati garis akhir. Tim takraw putri Sulteng masih memiliki waktu untuk meningkatkan ketangkasan.
Publik Sulteng menunggu dalam harap agar cabang olahraga ini tak hanya mengulang prestasi pada PON sebelumnya, tetapi ”naik kelas” mendulang medali lebih mentereng cahayanya, yakni emas atau perak. Dengan tetap memegang prinsip sportivitas, kedisiplinan, dan bukan untuk menjadi beban, olahraga sering menjadi ajang untuk memacu kemampuan meraih prestasi lebih tinggi sebagaimana salah satu moto Olimpiade altius (lebih tinggi).