Dua Matahari di Tim ”Panah Perak”
Mercedes Formula 1 akhirnya mempromosikan George Russell sebagai rekan setim Lewis Hamilton mulai 2022. Ini bisa menciptakan pertarungan dua matahari, seperti Hamilton-Nico Rosberg, serta Hamilton-Fernando Alonso.
LONDON, SELASA — Promosi George Russell ke tim ”Panah Perak” bukanlah keputusan yang mudah bagi tim Mercedes Formula 1. Kali ini, kehadiran pebalap baru sebagai rekan setim Lewis Hamilton membawa dimensi yang berbeda. Sejak 2017, Russel telah disiapkan oleh Mercedes sebagai pebalap masa depan mereka. Dia pun membuktikan kemampuannya selama tiga musim di tim gurem Williams. Bahkan, saat memacu mobil Mercedes di seri Shakir musim lalu, Russell menunjukkan kilatan masa depan sebagai ”matahari” di lintasan Formula 1.
Russell memiliki rekam jejak mirip dengan Hamilton. Dia menjuarai kelas GP3 dan Formula 2 beruntun pada 2017 dan 2018 sebelum promosi ke Formula 1 pada 2019 bersama Williams. Sementara Hamilton promosi ke F1 pada 2007 setelah beruntun menjuarai Formula 3 dan GP2 pada 2005 dan 2006. Hamilton mendapat promosi ke Formula 1 pada 2007 untuk menjadi rekan setim Fernando Alonso di McLaren-Mercedes.
Alonso, yang memegang dua gelar juara dunia F1 bersama Renault pada 2005 dan 2006, datang dengan harapan menjadi pebalap utama McLaren-Mercedes. Namun, Hamilton yang menjadi buah bibir berkat performanya di Formula 3 dan GP2 ternyata langsung melesat dalam debutnya di F1 dan menjadi salah satu kandidat juara dunia. Hamilton tidak hanya bersaing dengan para pebalap Ferrari, Felipe Massa dan Kimi Raikkonen, tetapi juga terlibat pertarungan panas dengan Alonso.
Baca juga : Kemenangan Epik Max Verstappen
McLaren-Mercedes dibuat pusing dengan dua matahari di tim mereka itu. Kebijakan team order pun mulai tidak mempan lagi, hingga muncul ketegangan di antara pebalap, serta pebalap dengan para petinggi tim. Alonso pun kemudian angkat bicara dengan menilai Hamilton mendapat seluruh dukungan dari tim. Saat tim memilik dua matahari, kebijakan tim memang menjadi sangat sulit ketika keduanya sama-sama berpeluang juara.
Mercedes pernah mengalami itu saat Hamilton berduet dengan Nico Rosberg. Kedua pebalap itu berteman sejak masih di ajang gokar. Namun, persaingan mereka terus meningkat seiring promosi ke kelas elite, Formula 1. Saat Rosberg juara F1 pada 2016, itu menjadi momen besar bagi Hamilton, hingga dia harus berbicara dari hati ke hati dengan Toto Wolff di dapur rumah Kepala Tim Mercedes F1. Dua matahari di Mercedes berakhir di pengujung musim 2016 karena Rosberg memutuskan pensiun.
Kini, tim ”Panah Perak” memasuki momentum baru dengan Russell sebagai rekan setim Hamilton. Mereka sesama pebalap Inggris dan sejauh ini memiliki hubungan yang baik, yang oleh Hamilton dinilai saling menghormati. Juara dunia tujuh kali itu juga menegaskan bahwa dirinya tidak merasa terancam oleh kedatangan Russell. Dia justru menilai, pebalap berusia 23 tahun itu adalah masa depan karena memiliki bakat yang sangat bagus.
Baca juga : Verstappen Terbang di Zandvoort
Saya tidak seperti memiliki sesuatu untuk dibuktikan. Saya telah balapan melawan sejumlah pebalap luar biasa sebagai rekan setim saya. Dalam tahun rookie, saya bersama Fernando (Alonso).
”Saya tidak seperti memiliki sesuatu untuk dibuktikan. Saya telah balapan melawan sejumlah pebalap luar biasa sebagai rekan setim saya. Dalam tahun rookie, saya bersama Fernando (Alonso). Saya tidak merasa seperti saya harus membuktikan sesuatu,” ungkap Hamilton kepada ESPN menjelang pengumuman resmi Russell menggantikan Valtteri Bottas.
”Jika ada, jika ternyata saya punya rekan setim baru, saya berada di tempat yang berbeda dalam hidup saya, saya senang melihat para pebalap muda datang. Tentu saja, bukan berarti saya ingin kalah dari para pebalap muda. Tetapi saya senang melihat perkembangan olahraga ini karena saya adalah penggemar olahraga,” ungkap Hamilton.
Pebalap berusia 35 tahun itu juga menegaskan bahwa Mercedes memiliki cara untuk mengatasi persaingan internal. Tim pabrikan Jerman itu mengedepankan komunikasi, memiliki moral tinggi dalam merangkul kedua pebalap dalam atmosfer yang positif. ”Itulah mengapa kami memiliki harmoni di dalam tim kami. Saya pikir kami telah bersiap jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Hamilton.
Dinamika persaingan rekan setim di Mercedes baru akan terlihat musim depan dengan syarat Russell bisa konsisten tampil di papan atas. Dia menunjukkan potensinya menjadi pebalap langganan podium saat menggantikan Hamilton yang isolasi mandiri karena positif Covid-19, musim lalu di seri Shakir. Russell memacu mobil Mercedes W11 milik Hamilton untuk meraih posisi start kedua dan memimpin balapan hingga kekacauan pit-stop menghanguskan kemenangan yang sudah di depan mata.
Baca juga : Hamilton Hari Ini Bukan Balapan
Performa di Shakir itu merupakan konfirmasi nyata dari penampilan Russell di Williams yang rutin lolos ke kualifikasi kedua, Q2, dengan mobil paling lambat di lintasan. Lolos ke Q2 bukanlah perkara mudah bagi para pebalap yang tidak didukung mobil-mobil cepat. Namun, Russell mampu mengoptimalkan performa mobil berkat kemampuan teknis, kejelian membaca balapan, dan kerja sama solid dengan tim mekaniknya.
Musim ini, Russell juga membuat kejutan dengan meraih podium pertamanya dengan finis kedua di Belgia. Balapan itu memang tidak ideal karena hanya berlangsung dua putaran di belakang safety car. Namun, balapan di Spa-Francorchamps itu menggarisbawahi performa brilian Russell saat kualifikasi. Dia nyaris meraih pole position di trek yang basah jika pebalap Red Bull Max Verstappen tidak menggusurnya di detik-detik akhir. Russell dengan mobil Williams yang tidak kompetitif, bahkan mengungguli para pebalap Mercedes, Ferrari, dan McLaren dalam kualifikasi.
Namun, bagi Mercedes, mempromosikan Russell bukanlah keputusan mudah. Mereka perlu mempertimbangkan dengan matang potensi munculnya persaingan dua matahari. Hamilton masih akan membalap untuk Mercedes hingga akhir 2023. Artinya, Russell paling tidak memiliki dua musim bersama Hamilton, yang bisa menjadi persaingan panas jika pebalap muda mereka langsung melejit. Apalagi, ini bukanlah debut Russell karena dia sudah ditempa di Williams selama tiga musim.
Verstappen merupakan salah satu pebalap yang meyakini kedatangan Russell di Mercedes akan menjadikan persaingan semakin sulit bagi Hamilton. Pebalap andalan Red Bull itu, musim ini menjadi saingan berat Hamilton dalam perburuan juara F1.
Baca juga : Tim ”Panah Perak” Kehabisan Amunisi
”Jika dia bergabung, sudah pasti dia akan membuat ini (persaingan) sangat sulit bagi Lewis. Dia memacu mobil di Bahrain dan pada dasarnya dari lap pertama dia membuat balapan sangat sulit bagi Valtteri, jadi Anda hanya bisa membayangkan seiring pengalaman yang dia raih dengan mobil dan semakin biasa dengan tim, secara alamiah akan semakin cepat,” ungkap Verstappen.
”Ketika Anda menjalani balapan pertama, Anda dipandu oleh tim terkait arah setelan karena Anda sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan pada mobil. Saya ingat balapan pertama saya di Red Bull, yang ingin saya katakan adalah kami hanya mengikuti apa yang Daniel (Ricciardo) lakukan, karena saya tidak memiliki masukan terkait apa yang diperlukan mobil ini supaya bisa lebih cepat, karena meskipun mobil F1 terlihat sangat mirip, cara menyetel mobil bisa sangat berbeda,” jelas pebalap asal Belanda itu.
”Anda juga sudah melihat performanya di Spa yang sangat bagus. Tentu saja, mereka menyetel mobil lebih untuk kondisi basah, tetapi apa pun itu, melakukan hal itu dengan Williams adalah sesuatu yang sangat mengesankan,” lanjut Verstappen.
Potensi Russell itu bak dua sisi pedang yang menuntut manajemen sangat bagus supaya tidak melukai diri sendiri. ”Ini bukanlah proses yang mudah atau keputusan yang langsung bagi kami. Valtteri telah menjalankan pekerjaan yang fantastis dalam lima musim ini dan dia memberi kontribusi yang penting pada kesuksesan dan pertumbuhan kami. Bersama dengan Lewis, dia telah membangun acuan kerjasama antara dua rekan setim dalam olahraga, dan itu merupakan senjata yang sangat berharga dalam pertarungan kejuaraan kami dan mendorong kami untuk meraih kesuksesan yang tak terbayangkan,” ungkap Wolff di laman Formula 1.
Baca juga : ”Panah Perak” Menumpahkan Amarah
”Melihat ke 2022, kami sangat senang mengonfirmasi bahwa George akan memiliki kesempatan untuk melakukan langkah berikutnya dalam kariernya dan bergabung dengan Mercedes. Dia merupakan pemenang di setiap kategori balapan, dan dalam tiga musim bersama Williams telah memberi kami rasa masa depan yang bisa dia raih di F1,” lanjut Wolff.
”Saya yakin seiring tumbuhnya hubungan, mereka akan membentuk tim yang kuat dan akan memberi hasil untuk Mercedes di dalam dan luar lintasan dalam beberapa tahun ke depan. Sekarang, ini tantangan kami untuk bersama-sama membantu dia belajar di dalam lingkungan kami dan bersama Lewis, pebalap F1 terhebat sepanjang masa,” kata Wolff, Selasa (7/9/2021).
Bagi Russell ini merupakan akhir dari penantian untuk benar-benar bersaing meraih kejayaan di Formula 1. Dia telah menjalani masa ”magang” dengan menjadi pebalap Williams untuk mempelajari aspek kerjasama tim, serta mengasah karakter dan mental. Russell merupakan pebalap muda yang matang, salah satunya dia tunjukkan dengan kesediaanya berkorban pada seri Hongaria supaya rekan setimnya Nicolas Latifi bisa meraih hasil maksimal bagi tim.
Ini hari yang istimewa bagi saya secara pribadi dan profesional, tetapi juga hari yang penuh emosi.
”Ini hari yang istimewa bagi saya secara pribadi dan profesional, tetapi juga hari yang penuh emosi,” ungkap Russell.
”Saya sangat gembira dan bersyukur akan bergabung dengan Mercedes tahun depan, yang merupakan langkah besar dalam karier saya, tetapi ini juga berarti saya akan mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan setim saya dan teman-teman di Williams. Ini sebuah kehormatan bisa bekerja sama dengan setiap anggota tim, dan sebuah kehormatan mewakili nama Williams di F1,” ujar Russell.
Baca juga : Kalibrasi Sasaran ”Panah Perak”
”Terkait musim depan, saya akan berbohong jika saya mengatakan saya tidak sangat bersemangat. Ini kesempatan sangat besar dan ingin saya angkat dengan kedua tangan saya. Tetapi saya tidak dalam ilusi karena tantangannya sangat besar, ini akan menjadi proses pembelajaran yang berat,” ungkap Russell.
Dia berkomitmen memberikan kontribusi tidak kalah besar dengan Bottas yang akan pindah ke Alfa Romeo menggantikan Kimi Raikkonen. Dia ingin membantu Mercedes terus meraih kesuksesan, juga belajar dari Hamilton.
”Sudah pasti, rekan setim yang terbaik dalam pebalap terhebat sepanjang masa. Saya telah melihat Lewis sejak saya masih di gokar dan kesempatan belajar dari seseorang yang menjadi panutan di dalam dan di luar lintasan akan menguntungkan saya sebagai pebalap, seorang profesional, dan manusia,” ungkap Russell yang sangat haus prestasi.