Setelah melatih banyak pasangan ganda campuran di pelatnas Cipayung selama 26 tahun, Richard Mainaky akhirnya mengundurkan diri. Richard merupakan pelatih yang paling sukses menghasilkan banyak pasangan berprestasi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Richard Mainaky, salah satu sosok penting yang mengangkat derajat ganda campuran bulu tangkis Indonesia di mata dunia, akan mengakhiri kariernya sebagai pelatih nasional. Selama 26 tahun mengabdi di pelatnas Cipayung, Richard telah mengantarkan anak didiknya ke puncak prestasi yang diimpikan semua pemain bulu tangkis.
“Sekarang, waktunya saya bersama keluarga setelah selama ini mereka selalu berkorban untuk saya. Selama saya menjadi pelatih, waktu saya lebih banyak di Cipayung, dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 atau 19.00,” tutur Richard di kediamannya di Bintaro, Tangerang Selatan.
Richard mengemukakan rencana pensiunnya saat dihubungi melalui telepon pada Minggu (5/9/2021). Secara resmi, dia akan mundur dari pelatnas sejak 27 September, tetapi telah menyampaikan rencana itu secara lisan pada pengurus PBSI. Surat pengunduran diri direncanakan diberikan pada PBSI, Senin ini.
Rencana pensiun sebenarnya akan dilakukan pada 2020 setelah Olimpiade Tokyo, tetapi pandemi Covid-19 yang membuat Olimpiade dimundurkan setahun, membuat rencana itu juga mundur. Setelah tak lagi melatih di Cipayung, Richard akan tinggal di Manado, Sulawesi Utara, bersama istrinya, Mieke Paruntu, dan anak mereka, Maria Natalia Mainaky.
Waktunya akhir-akhir ini pun digunakan Richard untuk persiapan pindah. “Keluarga ingin tinggal di Manado. Sekarang, saatnya saya mengikuti keinginan mereka karena keluarga menjadi salah satu kunci sukses saya,” kata pelatih berusia 56 tahun itu.
Di Manado, Richard memiliki rumah dan restoran yang dibuatnya pada 2020. “Saat pulang ke Manadao, pandemi membuat kami tinggal di sana empat bulan karena tak bisa kembali ke Jakarta. Tanah yang saya punya akhirnya dimanfaatkan untuk membuka restoran. Bisinisnya sudah berjalan lumayan bagus,” cerita Richard.
Keluarga ingin tinggal di Manado. Sekarang, saatnya saya mengikuti keinginan mereka karena keluarga menjadi salah satu kunci sukses saya.
Richard adalah anak kedua dari tujuh bersaudara keluarga Mainaky yang lima di antaranya terjun ke dunia bulu tangkis. Adik-adiknya yang mengikuti jejak Richard adalah Rionny, Rexy, Marlev, dan Karel. Dua saudaranya yang lain adalah kakaknya, Marinus, dan Valentina (adik), satu-satunya perempuan di antara mereka.
Meski saat menjadi atlet tak secemerlang Rexy (peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagdja), Richard menjadi pelatih paling sukses berdasarkan prestasi yang diraih anak didiknya.
Karier sebagai pelatih dimulai pada 1995 ketika menjadi asisten pelatih bagi Imelda Wigoeno, pelatih kepala ganda putri dan campuran. Ketika itu, nomor ganda campuran belum menjadi sektor khusus. Pemain untuk nomor ini diambil dari dua nomor lain, ganda putra dan putri.
“Pada 1997, Koh Chris (Christian Hadinata) menugaskan saya untuk menangani secara khusus ganda campuran. Sejak saat itulah, nomor ini berkembang,” ujarnya.
Christian dan Imelda adalah pasangan yang memulai prestasi ganda campuran Indonesia di level dunia. Mereka menjadi juara All England 1979 dan juara dunia 1980. Kejayaan nomor ini baru didapat kembali sejak awal era 2000-an.
Di tangan Richard, dengan asisten yang bergonta-ganti, generasi baru ganda campuran pun lahir. Berada di barisan depan di antara semua pasangan adalah Tri Kusharjanto/Minarti Timur, Nova Widhianto Liliyana Natsir, Flandy Limpele/Vita Marissa, Tontowi Ahmad/Liliyana, Praveen Jordan/Debby Susanto, dan Praveen/Melatih Daeva Oktavianti.
Richard mengantarkan pasangan-pasangan itu meraih pencapaian tertinggi di All England, Kejuaraan Dunia, dan Olimpiade, tiga ajang yang menjadi tolok ukur prestasi pebulu tangkis. Total, terdapat empat gelar juara dunia, lima gelar All England, dua perak, dan satu emas dari Olimpiade.
Dalam melatih, Richard menggabungkan prinsip dari dua pelatih senior, Christian dan Tong Sin Fu. “Christian adalah sosok yang kalem, selalu mengedepankan sisi humanis. Sementara Tong Sin Fu punya karakter tegas,” kata Richard yang telah menyiapkan Nova sebagai penerusnya untuk memimpin sektor ganda campuran.
Christian adalah sosok yang kalem, selalu mengedepankan sisi humanis. Sementara Tong Sin Fu punya karakter tegas.
Karakter itu terlihat pada Richard yang dekat dan sering bercanda dengan setiap pemain. Di sisi lain, dia juga sangat tegas dalam menegakkan aturan dan disiplin. Richard, bahkan, pernah memberikan ultimatum pada Praveen saat dia tidak disiplin latihan, sekitar empat tahun lalu.
Richard pun dikenal sebagai pelatih yang selalu siap memenuhi permintaan anak didiknya untuk latihan tambahan di luar jadwal resmi. “Kadang, waktu istirahat siang atau pagi sebelum latihan resmi, saya membantu mereka yang minta latihan tambahan. Latihan privat gratis, ha-ha-ha,” katanya.
Semua itu dilakukan karena dia berpegang pada prinsip bahwa kerja keras, disiplin, dan ketekunan tidak akan mengkhianati hasil.
Dedikasinya untuk bulu tangkis tak hanya diberikan di Cipayung. Sebagian tempat di rumahnya dijadikan asrama bagi pemain dari klub bulu tangkis yang tempat latihannya berjarak sekitar 10 meter dari rumah Richard.
Menjalani sebagian besar hidupnya di bulu tangkis, Richard tak akan meninggalkan dunia yang selalu mengantarkan Indonesia meraih gelar di level dunia itu. Setelah keluar dari pelatnas Cipayung, Richard akan bekerja untuk PB Djarum.
Selain berbisnis restoran, dia berencana membuat lapangan bulu tangkis di Manado sambil mencari bakat baru di wilayah Indonesia Timur. Semua itu dibuat dari penghasilan yang dikumpulkan selama jadi pelatih. “Saya tidak punya uang pensiun, jadi, harus pintar-pintar sendiri untuk mengatur penghasilan,” katanya.
Lalu, apakah tidak akan rindu melatih di Cipayung?
“Biarlah itu menjadi bagian dari sejarah perjalanan saya,” katanya.