PSM Makassar gagal mempertahankan rekor kemenangan di laga pertama karena diimbangi Arema FC. Pemain Arema, Jayus Hariyono, menjadi pemain pertama yang menerima kartu merah di Liga 1 2021.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Arema FC mencoreng rekor gemilang yang dicatatkan PSM Makassar di laga permulaan musim. Sejak Liga 1 bergulir pada 2017, “Juku Eja” selalu meraih kemenangan di pertandingan pembuka, tetapi Arema berhasil menahan PSM 1-1 di laga pekan pertama Liga 1 2021-2022 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/9/2021) malam.
Sejak musim 2017, PSM telah mengalahkan empat tim yang menjadi lawan di pertandingan pertama. Ketiga tim itu ialah Persela Lamongan yang dikalahkan 3-1 pada 2017, PSIS Semarang ditumbangkan 2-0 setahun berselang, lalu Semen Padang dikandaskan 1-0 di awal musim 2019, serta PS Sleman menjadi korban keempat PSM yang dibungkam 2-1 pada laga pembuka Liga 1 2020.
Keempat laga pembuka itu dijalani di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, yang telah tiada setelah dihancurkan untuk proyek renovasi, Oktober 2020 lalu. Pada laga melawan Arema, PSM untuk pertama kali tampil pada laga pertama Liga 1 di luar Makassar seiring pelaksanaan kompetisi musim 2021-2022 yang dilaksanakan di lokasi netral bagi seluruh tim kontestan.
Bek sayap kanan PSM, Zulkifli Syukur, mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan timnya gagal mempertahankan rekor kemenangan di pertandingan pembuka. Ia ingin rekan setimnya segera bangkit untuk mengejar kemenangan di laga selanjutnya.
“Rekor adalah masa lalu. Sekarang saatnya kami menatap masa depan karena terpenting tim ini bisa terus berkembang di pertandingan berikutnya,” ujar Zulkifli pada konferensi pers virtual seusai laga.
Rekor adalah masa lalu. Sekarang saatnya kami menatap masa depan karena terpenting tim ini bisa terus berkembang di pertandingan berikutnya.
Laga PSM kontra Arema menjadi laga kedua yang berakhir sama kuat di pekan pertama Liga 1 musim ini. Duel lainnya yang tak menghadirkan pemenang ialah pertemuan antara Madura United melawan Persikabo 1973, Jumat (3/9/2021) kemarin, yang imbang 1-1.
Kartu merah pertama
Pada laga melawan Arema, PSM telah berusaha keras untuk menjaga rekor sempurna di laga pembuka. Apalagi “Singo Edan” telah bermain dengan 10 pemain sejak menit keempat setelah gelandang, Jayus Hariyono digancar kartu merah oleh wasit. Hal itu disebabkan tekel keras Jayus yang mengenai lutut gelandang PSM, Sutanto Tan. Jayus menjadi pemain pertama yang menerima kartu merah di Liga 1 musim ini.
Setelah Arema bermain dengan 10 pemain, PSM lebih dominan menguasai pertandingan. Tetapi, “Singo Edan” justru mendapat kesempatan lebih dulu untuk mencetak gol setelah Kushedya Hari Yudo dijatuhkan kiper PSM, Hilmansyah, di kotak penalti pada menit ke-20. Peluang penalti itu diawali serangan balik cepat Arema yang bertumpu pada duet penyerang Kushedya dan Carlos Fortes.
Tanpa kesulitan Hanif Sjahbandi mengelabui Hilmansyah ketika laga memasuki menit ke-22. Hanif menjadi pemain kedua yang mampu mencetak gol dari titik putih di pekan pertama Liga 1 musim ini. Sebelumnya, penyerang asing Bhayangkara FC, Ezechiel Ndouassel, mencetak gol penentu kemenangan timnya atas Persiraja Banda Aceh dengan skor 2-1 dari titik putih, pekan lalu.
Namun keunggulan Arema itu hanya berlangsung singkat. Berselang 91 detik, PSM berhasil menyamakan kedudukan melalui sepakan kaki kiri penyerang sayap, Ilham Udi Armayn. Itu menjadi gol perdana Ilham di laga debutnya berseragam “Juku Eja”. Gol itu diawali operan sundulan Sutanto di kotak penalti Arema.
Di babak kedua, PSM memiliki dua peluang emas melalui tendangan jarak jauh dari dua gelandang, yakni Sutanto dan Rasyid Bakri. Namun, tembakan kedua pemain itu hanya mengenai mistar gawang Arema yang dikawal kiper asing asal Brasil, Adilson Maringa.
Secara statistik, PSM menciptakan 12 tembakan yang lima tembakan di antaranya tepat mengarah ke gawang Arema, sedangan “Singo Edan” memiliki sembilan peluang. “Juku Eja” juga mengurung pertahanan Arema selama pertandingan dengan mencatatkan 69 persen penguasaan bola.
Pelatih PSM Milomir Seslija mengatakan, gol Arema diawali kesalahan pemainnya untuk mengantisipasi serangan balik Arema. Meskipun sempat mencetak gol penyama kedudukan, lanjut Seslija, para pemain PSM amat terburu-buru untuk memanfaatkan setiap peluang sehingga gagal menciptakan lebih dari satu gol.
“Pemain telah berusaha maksimal untuk tampil dominan, tetapi pertahanan dalam dan rapat Arema membuat kami kesulitan mencetak gol kemenangan. Selain itu, kiper Arema, menurut saya, pemain terbaik di laga ini karena menghalau beberapa peluang kami,” ujar Seslija yang melatih Arema di Liga 1 2019 lalu.
Kegemilangan Maringa
Keberhasilan meraih poin di Pakansari memang tidak lepas dari penampilan gemilang Maringa. Kiper yang sebelumnya membela UD Vilafranquense, klub Liga 2 Portugal, melakukan tiga penyelamatan krusial dari peluang emas “Juku Eja” yang diciptakan Wiljan Pluim, Anco Jansen, dan Ilham. Bahkan, Maringa menghalau tendangan Jansen dan Ilham dengan kakinya.
Pelatih Arema Eduardo Almeida menghormati keputusan wasit yang memberikan kartu merah kepada Jayus di awal laga. Almeida pun memuji semangat juang pemainnya yang mampu tampil baik untuk mengimbangi PSM meski tampil selama lebih dari 86 menit dengan kekurangan satu pemain.
Seluruh pemain menunjukkan peran besar mereka untuk meraih poin di laga ini. Saya senang para pemain telah menunjukkan hasil kerja keras kami di masa latihan selama ini.
"Seluruh pemain menunjukkan peran besar mereka untuk meraih poin di laga ini. Saya senang para pemain telah menunjukkan hasil kerja keras kami di masa latihan selama ini," kata Almeida.
Dengan hasil imbang itu, maka Arema belum mampu memperbaiki rekor perandingan melawan PSM. Dari tujuh laga di era Liga 1, Arema baru satu kali menang, tiga kali bermain imbang, dan kalah pada tiga pertandingan.