Untaian Apresiasi Presiden kepada Para Atlet, dari Faksimile hingga Media Sosial
Kebahagiaan terhadap perolehan emas di ajang Paralimpiade maupun Olimpiade memang tak terelakkan. Setiap presiden selalu memelihara tradisi untuk segera memberikan ucapan selamat.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan dan Cyprianus Anto Saptowalyono
·6 menit baca
Bagi negara, tiap medali di ajang pertandingan olahraga tingkat dunia, seperti Olimpiade dan Paralimpiade, adalah perolehan yang berharga. Setiap kali medali diraih, Presiden Joko Widodo segera melontarkan ucapan selamat. Jika dulu Presiden Soeharto mengucapkan selamat dengan faksimile, kini, karena kecanggihan zaman, Presiden Jokowi memilih menyalurkan rasa bangganya melalui unggahan di media sosial.
”Kemarin (Sabtu), Leani Ratri Oktila menyumbang medali emas untuk Indonesia dari bulu tangkis ganda putri di Paralimpiade Tokyo. Hari ini, medali emas ia raih dari ganda campuran bersama Hary Susanto, dan medali perak di tunggal putri. Selamat kepada Leani Ratri Oktila dan Hary Susanto,” ujar Presiden Jokowi lewat akun Instagram maupun Twitter sambil menautkan video momentum kemenangan tatkala Leani memberikan pelukan haru pada Hary, Minggu (5/9/2021).
Pada Minggu sore pula, Presiden Jokowi secara terpisah mengucapkan selamat untuk perolehan medali perunggu oleh pebulutangkis Fredy Setiawan. ”Satu medali kembali menambah pundi-pundi kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo. Pebulu tangkis Fredy Setiawan yang turun di nomor tunggal putra kelas SL4 merebut medali perunggu dalam laga yang berlangsung di Yoyogi National Stadium, Minggu pagi. Selamat untuk Fredy,” tambah Presiden Jokowi.
Tiga medali: emas, perak, dan perunggu, yang diraih pada Minggu ini menambah deretan medali kontingen Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Sehari sebelumnya, Sabtu (4/9/2021), akun media sosial Presiden Jokowi juga berulang kali memperbarui status berisi ucapan selamat atas perolehan medali demi medali.
Pada Sabtu itu pula, Leani juga meraih emas ketika berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah di nomor ganda putri. ”Indonesia meraih medali emas pertama di ajang Paralimpiade Tokyo melalui pasangan srikandi bulu tangkis Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah yang tampil di nomor ganda putri SL3-SU5. Dari Tanah Air, saya menyampaikan selamat kepada Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah,” ujar Presiden, Sabtu (4/9/2021) malam.
Selain kalimat ucapan selamat, Presiden Jokowi juga menautkan unggahan di media sosial dengan video detik-detik kemenangan emas pertama Paralimpiade yang diraih oleh pasangan Leani/Khalimatus di Paralimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu. Kebahagiaan Presiden Jokowi tak bisa dimungkiri karena Leani/Khalimatus berhasil mengakhiri penantian emas Paralimpiade kontingen Indonesia selama 41 tahun.
Ketika bendera merah putih dikibarkan, Leani/Khalimatus sekaligus mampu membuktikan bahwa perempuan dan penyandang disabilitas punya peluang yang sama dengan atlet lain untuk berprestasi. Raihan medali emas ini menjadi yang pertama sejak Paralimpiade Arnhem, Belanda, 1980.
Dalam video momentum kemenangan yang diunggah Presiden Jokowi terlihat kebahagiaan dari pasangan Leani/Khalimatus. Begitu menang di final kelas SL3-SU5 atas juara dunia asal China, Cheng He Fang/Ma Hui Hui, 21-18, 21-12, Leani segera memeluk Khalimatus. Mereka berdua kemudian segera menangis bahagia dengan air mata yang sama-sama mengucur deras.
Tradisi ucapan
Kebahagiaan terhadap perolehan emas di ajang Paralimpiade maupun Olimpiade memang tak terelakkan. Setiap presiden selalu memelihara tradisi untuk segera memberikan ucapan selamat.
Presiden Soeharto, misalnya, menjadi yang pertama kali dari Tanah Air yang mengucapkan selamat kepada atlet-atlet Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona. Medali emas pertama dan kedua bagi Indonesia dari cabang bulu tangkis itu dipersembahkan oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992.
Seperti diberitakan Kompas, pada Rabu (5/8/1992) dini hari Presiden Soeharto dan Nyonya Tien Soeharto dari kediaman di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, mengirimkan faksimile ucapan selamat kepada kontingen Indonesia, khususnya tim bulu tangkis Indonesia yang telah berhasil meraih medali Olimpiade.
Ucapan selamat dari Presiden dan Nyonya Tien Soeharto itu dikirimkan atas nama pribadi melalui faksimile kepada Ketua Kontingen Olimpiade Indonesia di Barcelona. Faksimile tersebut berupa satu kalimat panjang yang bunyinya berikut ini;
”Saya dan Ibu Tien mengucapkan selamat kepada seluruh anggota kontingen, khususnya kepada para pemain bulu tangkis, Alan Budikusuma, Susi Susanti, Ardi Wiranata, Gunawan, Eddy Hartono, dan Hermawan Susanto yang telah berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia.”
Sebagai gambaran, pada Olimpiade Barcelona tersebut Indonesia berhasil meraih 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Empat tahun sebelumnya, medali pertama Indonesia di pergelaran olahraga terakbar sejagat tersebut diperoleh pada Olimpiade Seoul 1988. Saat itu tiga pemanah putri Indonesia, yakni Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani, meraih medali perak di nomor panahan beregu putri.
Indonesia pun akhirnya ”pecah telur” dengan keberhasilan meraih medali di Olimpiade Seoul tersebut. Sebuah penantian dari perjuangan panjang para atlet negeri ini sejak pertama kali ikut Olimpiade Helsinki tahun 1952.
Banyak cara digunakan untuk mengapresiasi dan menyemangati para atlet. Pak Harto dan Bu Tien kala itu lewat faksimile. Presiden Jokowi, di era saat ini, menyampaikannya lewat Twitter dan mengunggahnya lewat kanal Instagram.
Selain itu, tak terhitung warga yang menyampaikan dukungan bagi atlet yang tengah berlaga tersebut lewat doa. Unggahan Presiden Jokowi terkait perolehan medali pun selalu ditanggapi positif oleh warganet dan diikuti dengan respons ribuan akun yang memencet tombol suka. Kesemua itu untuk menunjukkan kebersamaan dan perasaan satu sebagai bangsa.
Kemenangan hari ini
Adalah menarik, seperti ditulis L Sastra Wijaya di harian Kompas pada 4 Agustus 1992, kutipan dari pelatih bulu tangkis tunggal putra Indra Gunawan. Indra kala itu mengatakan, ”Dengan merebut medali emas, kita menunjukkan bahwa kita yang terbaik. Tetapi, harus diingat melihat persaingan bulu tangkis yang demikian ketat sekarang, kemenangan itu kemenangan hari ini, saat ini.”
Nuansa senada, dengan formulasi berbeda, pernah pula disampaikan pelatih sepak bola Benny Dollo pada 10 Februari 2005 sore di Stadion Gajayana, Malang. Saat itu, ditemui dan diwawancarai seusai tim asuhannya, Arema Malang, menang dalam laga, Benny berkata, ”Kemenangan hari ini tidak terkait dengan pertandingan esok hari.”
Tergambar di kalimat para pelatih tersebut bahwa kemenangan atau keberhasilan saat ini tidak boleh menjadikan kita terlena. Di depan sana masih ada pertandingan lain, perlombaan berbeda, masalah berikutnya, dan aneka tantangan selanjutnya.
Karena setiap perolehan medali merupakan sesuatu yang selalu baru, tak heran jika Presiden Jokowi tak lelah melontarkan apresiasinya dari sejak raihan medali pertama di Paralimpiade Tokyo 2020. Ingin berbagi kebahagiaan dengan Suryo Nugroho yang meraih medali perunggu di bulutangkis tunggal putra SU5, Presiden Jokowi juga mengucapkan selamat.
”Satu medali lagi untuk Indonesia dari Paralimpiade Tokyo baru saja dipersembahkan oleh atlet bulu tangkis Suryo Nugroho. Ia meraih medali perunggu tunggal putra Standing Upper 5. Selamat kepada Suryo,” ungkap Presiden Jokowi, yang juga mengucapkan selamat atas perolehan medali perak yang diraih pebulu tangkis Dheva Anrimusthi di nomor tunggal putra Standing Upper 5 pada Sabtu.
Sebelumnya, pada Jumat (27/8/2021), ucapan selamat dari Presiden Jokowi juga terlontar bagi Saptoyogo Purnomo. ”Indonesia menambah satu medali dari Paralimpiade Tokyo 2020, Jumat sore ini. Saptoyogo Purnomo, atlet yang berlaga di nomor lari 100 meter T37 putra, berhasil meraih medali perunggu dengan catatan waktu 11,31 detik. Selamat kepada Saptoyogo Purnomo,” ucapnya.
Pada Kamis (26/8/2021), Presiden Jokowi juga mengapresiasi perolehan medali pertama di Paralimpiade Tokyo 2020 yang diraih atlet angkat berat Ni Nengah Widiasih. ”Kabar baik datang dari ajang Paralimpiade Tokyo 2020, siang ini. Atlet angkat berat Ni Nengah Widiasih meraih medali pertama untuk Indonesia dengan merebut medali perak di kelas 41 kg putri. Selamat kepada Ni Nengah Widiasih,” tambah Presiden Jokowi.
Tak terbantahkan, banyak hal berharga dapat dipetik dari olahraga. Dunia olahraga penuh dengan nilai kegigihan, semangat perjuangan, keteguhan untuk tak patah oleh tantangan, pun kesadaran agar tidak berpuas diri dan terbuai ketika keberhasilan sudah di genggaman tangan. Tantangan terus ada dan perjuangan pun menjadi keniscayaan agar kita mampu bertahan menghadapinya. Salut buat seluruh insan olahraga.
Perjuangan dan pencapaian, apa pun hasilnya, menjadi penyemangat bagi kita untuk terus berjuang dan bergerak ke depan secara bersama. Dari rentetan medali di Paralimpiade Tokyo 2020, kita belajar bahwa keterbatasan fisik bukan alasan untuk tidak keluar sebagai pemenang.