Emas dari Hary/Leani Menutup Kisah Manis Tim Indonesia
Ganda campuran bulu tangkis Hary Susanto/Leani Ratri Oktila menutup perjuangan kontingen Indonesia dengan tambahan emas di Paralimpiade Tokyo. Medali itu merupakan emas kedua dari tim bulu tangkis untuk Indonesia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ganda campuran Indonesia, Hary Susanto/Leani Ratri Oktila, menambah emas dari kelas SL3-SU5 pada hari terakhir Paralimpiade Tokyo 2020, Minggu (5/9/2021). Di final, mereka menumbangkan pesaing terberat asal Perancis, Lucas Mazur/Faustine Noel, 23-21, 21-17. Raihan itu menutup kisah perjalanan kontingen Indonesia dengan sempurna.
Hari ini, tim bulu tangkis menambah 1 emas dari Hary/Leani dan 1 perak dari Leani (tunggal putri SL4). Sebelum partai ganda campuran, Leani terlebih dulu turun di final tunggal putri. Sayangnya, dia harus mengakui keunggulan sang rival asal China, Cheng He Fang.
Kekalahan tersebut memacu Leani. Dia memang terlihat kelelahan karena bermain 50 menit dalam tiga gim melawan Cheng. Namun, atlet 30 tahun ini memberikan segalanya bersama Hary. Dengan sisa tenaga, dia berhasil melewati perlawanan ketat Mazur/Noel.
”Saya sangat lelah, tetapi juga sangat puas bisa memenangkan pertandingan ini. Untuk laga hari ini saya tidak punya waktu persiapan yang cukup karena perayaan kemenangan. Saya tidak bisa fokus mempersiapkan diri,” kata Leani, yang semalam meraih emas di ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah, seperti dikutip situs resmi BWF.
Laga final dua unggulan teratas ini berlangsung sangat ketat. Sebelum interval gim pertama, skor mereka tidak pernah terpaut lebih dari dua poin. Sebagai unggulan pertama, Hary/Leani sempat tertinggal cukup jauh karena pukulan-pukulan eksplosif dari Mazur, 10-14.
Namun, perlahanan ganda Indonesia itu bisa menemukan ritme terbaiknya. Mereka mulai mengincar Noel yang merupakan titik lemah dari permainan pasangan Perancis. Alhasil, mereka bisa menyamakan kedudukan, 16-16.
Kematangan juara dunia
Kematangan Hary/Leani sebagai juara dunia terbukti hari ini. Mereka nyaris saja kalah pada gim pertama, 20-21. Namun, keduanya mampu membalikkan keadaan lagi lalu mengunci gim pertama, 23-21.
Ini adalah mimpi terbesar saya untuk bersaing di Paralimpiade dan membuat sejarah untuk negara. (Hary Susanto)
Kemenangan gim pertama itu menjadi kunci Hary/Leani meraih emas. Mereka sudah menang psikologis di gim kedua. Sejak awal, pasangan Merah Putih ini selalu unggul hingga akhirnya menyudahi perlawanan Mazur/Noel, 21-17.
Setelah memastikan kemenangan, Hary begitu gembira. Dia langsung melempar raket ke atas, lalu tiduran di lapangan. Kemudian, pebulu tangkis 46 tahun ini mengajak Leani berpelukan. ”Ini adalah mimpi terbesar saya untuk bersaing di Paralimpiade dan membuat sejarah untuk negara,” ujar Hary.
Adapun Mazur tidak terlalu kecewa meskipun kalah. Mazur tetap bangga bisa meraih perak mengingat dia merupakan pasangan baru dengan Noel. Mereka berdua mengincar prestasi lebih di ajang selanjutnya.
”Ini adalah pengalaman yang hebat. Kami memang ke sini untuk mendapatkan medali. Kami tidak mendapatkan satu pun di Kejuaraan Dunia. Kami baru bersama dua kali (kejuaraan). Kami bangga bisa membawa medali ini pulang. Kami akan akan menatap medali emas di Paris 2024,” kata Mazur kepada media BWF.
Dengan hasil ini, kontingen Indonesia menyudahi kisah di Tokyo dengan total 2 medali emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Tambahan medali dari tim bulu tangkis menaikkan posisi Indonesia hingga peringkat ke-43 pada klasemen.