Ni Nengah Widiasih tiba di Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (4/9/2021). Atlet asal Bali peraih perak dalam Paralimpiade Tokyo 2020 ini pulang membawa nama harum bagi Bali dan Indonesia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Suara tepukan tangan dari beberapa penjemput penumpang yang baru tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, menyambut kedatangan atlet Paralimpiade Ni Nengah Widiasih, Sabtu (4/9/2021). Widiasih, lifter Indonesia asal Bali, meraih medali perak angkat berat kelas -41kg putri pada Paralimpiade Tokyo 2020, pulang dengan membawa nama harum bagi Bali dan juga Indonesia.
Kedatangan Widiasih disambut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati bersama beberapa pihak lain, di antaranya, Ketua Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Provinsi Bali Gede Komang Darma Wijaya, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, dan Direktur Operasional PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Ida Bagus Gede Setia Yasa, serta pihak PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Sambutan dan pelukan dari ibu, Ni Luh Bingin (50), mungkin menjadi hal yang ditunggu Widiasih setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Sabtu (4/9/2021).
”Terima kasih atas kedatangan kita semua untuk menyambut peraih (medali) perak, Ni Nengah Widiasih,” kata Ketua NPC Indonesia Bali Darma Wijaya mengawali jumpa pers di area terminal domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung. ”Di tempat yang berbahagia ini, kita bersama-sama mengapresiasi apa yang sudah diberikan atlet kami ini,” ujar Darma Wijaya.
Widiasih, lifter Indonesia kelahiran Karangasem, Bali, ini mengharumkan nama Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 dengan meraih medali perak. Widiasih juga mengukir sejarah dengan medali perak yang dia raih pada Kamis (26/8/2021) itu menjadi medali pertama bagi kontingen Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020.
Mohon dukungan dan doa. Semoga kami dan atlet Indonesia mampu lebih berprestasi.
”Ini bentuk pencapaian dari perjalanan panjang Ni Nengah Widiasih,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, yang akrab disapa Tjok Ace, dalam jumpa pers di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu. ”Salah satu putri kami dari Bali kembali dari Paralimpide Tokyo dengan membawa prestasi luar biasa, tidak saja bagi Bali, tetapi bagi seluruh bangsa Indonesia,” ujar Tjok Ace mengungkapkan apresiasinya atas prestasi Widiasih.
Prestasi yang ditunjukkan Widiasih, menurut Tjok Ace, tidak terlepas dari dukungan orangtua dan pelatih. Dukungan itu dengan memberikan kesempatan bagi Widiasih untuk mengasah bakat dan kemampuan yang dia miliki. Tjok Ace menyampaikan ucapan terima kasih kepada pelatih dan orangtua Widiasih. Dalam kesempatan yang baik itu, Tjok Ace menyatakan, Pemprov Bali mengapresiasi prestasi Widiasih, yang disebut menjadi inspirasi dan penyemangat, dan memberikan uang pembinaan senilai Rp 50 juta.
”Tentu saya senang dan merasa bahagia karena Nengah pulang dalam keadaan sehat,” ujar Ni Luh Bingin mengungkapkan perasaannya ketika menjemput Widiasih di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung. ”Kami juga berdoa semoga Nengah tetap sehat,” kata Bingin menambahkan.
Siap berlatih
Widiasih menuturkan, situasi pandemi Covid-19 juga memengaruhi penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020. Widiasih, yang memiliki keterbatasan pada tubuh bagian bawah akibat terserang polio di usia 3 tahun itu, mengungkapkan, pelaksanaan ajang olahraga dunia itu menerapkan aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat.
”Kami tidak boleh keluar dari perkampungan atlet seusai bertanding,” kata Widiasih di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu. Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat selama mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020, Widiasih menyatakan bersyukur karena dirinya tetap sehat sampai pulang ke Bali.
Widiasih juga mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada kalangan jurnalis media yang setia memberitakan perjuangan para atlet Paralimpiade, mulai dari persiapan, pelatihan, sampai pertandingan. ”Media ikut mengabarkan perjuangan kami, atlet Paralimpiade di Paralimpiade Tokyo. (Pemberitaan) ini semakin mengenalkan atlet Paralimpiade,” ujar Widiasih.
Widiasih merebut medali perak dengan angkatan terbaik 98 kilogram pada Paralimpiade Tokyo 2020. Hasil itu melampaui rekornya di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Di Rio, Brasil, Widiasih memperoleh perunggu dengan angkatan 95 kilogram.
Setibanya di Bali, Widiasih mengaku dirinya hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarganya di Karangasem. Widiasih menyatakan akan segera kembali berlatih sebagai persiapannya mengikuti kejuaraan dunia di Georgia, akhir November 2021. Ajang itu dinilai penting karena menjadi ajang kualifikasi pertama Paralimpiade Paris 2024.
”Mohon dukungan dan doa. Semoga kami dan atlet Indonesia mampu lebih berprestasi,” kata Widiasih. Dalam kesempatan itu, Widiasih juga meminta dukungan dan doa bagi atlet Paralimpiade Indonesia di cabang atletik dan bulu tangkis yang masih berjuang di Paralimpiade Tokyo 2020. ”Semoga Merah Putih dapat berkibar dan (lagu) ’Indonesia Raya’ berkumandang di Paralimpiade Tokyo,” ujar Widiasih.