Kondisi Papua dianggap kondusif, tetapi penuh kewaspadaan, setelah penyerangan yang menyebabkan empat anggota TNI AD gugur. Persiapan PON Papua tidak terganggu dan akan tetap dilaksanakan sesuai rencana.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang PON Papua 2020 pada 2-15 Oktober, pemerintah pusat memastikan kondisi Papua kondusif dengan penuh kewaspadaan meski sempat terjadi penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata yang menyebabkan empat anggota TNI AD gugur di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9/2021). Segenap aparat TNI/Polri akan dioptimalkan agar PON Papua berlangsung sesuai rencana, aman, dan lancar.
PON menjadi antensi utama karena kegiatan besar yang menyangkut marwah dan kehormatan negara.
”Aparat berkomitmen menjaga PON Papua dengan sejumlah langkah, terutama antisipasi segenap potensi yang tidak diinginkan, seperti ancaman bersenjata atau teror, penyusupan, sampai penyebaran berita hoaks. PON menjadi antensi utama karena kegiatan besar yang menyangkut marwah dan kehormatan negara,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto seusai Rapat Koordinasi Khusus Tingkat Menteri Jelang Penyelenggaraan PON dan Pekan Paralimpik Nasional Papua di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Gatot mengatakan, rapat itu dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD dan dihadiri sejumlah pejabat terkait, mulai dari Menpora Zainudin Amali, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, perwakilan TNI/Polri di pusat maupun Papua, hingga perwakilan Pemerintah Provinsi Papua. Pembahasan utama, antara lain, mengenai keamanan dan kesehatan di Papua jelang PON.
Secara keseluruhan, persiapan PON Papua tetap sesuai rencana. Memang ada laporan tentang isu keamanan yang terjadi di Papua Barat, Kamis kemarin, tetapi itu diyakini tidak berpengaruh terhadap penyiapan PON. ”Aparat TNI/Polri di Papua cukup siaga untuk mengatasi berbagai potensi krusial yang bisa timbul sebelum dan selama PON. Mereka pun menjalin hubungan dengan masyarakat, terutama tokoh adat agar bersama-sama menyukseskan PON kali ini,” kata Gatot.
Sejauh ini, belum ada pula aturan khusus untuk semua peserta atau tamu yang hadir ke Papua selama PON, seperti pembatasan ruang gerak, baik untuk ke suatu lokasi maupun waktu aktivitas. ”Tetapi, tidak menutup kemungkinan aturan lebih spesifik dibuat setelah Pak Mahfud berkunjung ke Papua pada 10 September nanti,” terang Gatot.
Marciano dalam diskusi di Radio Elshinta sebelum mengikuti rapat tersebut menerangkan, situasi keamanan di Papua memang cenderung dinamis atau naik-turun. Peristiwa yang mengganggu keamanan bukan sekali terjadi di sana, tetapi beberapa kali.
Maka itu, pihaknya meyakini PON Papua bakal berlangsung aman. Lebih-lebih, ada keinginan kuat dari masyarakat ataupun tokoh adat untuk memastikan PON berlangsung aman dan Papua bisa menjadi tuan rumah yang baik. ”Saya telah melakukan kunjungan resmi ke Papua dan bertemu Panglima Kodam Cendrawasih dan Kapolda Papua. Mereka menyampaikan Papua aman sehingga atlet atau kontingen dari luar Papua tidak perlu khawatir. Kondisinya terkendali,” tutur Marciano.
Kehadiran penonton
Selain membahas soal keamanan, Gatot menuturkan, dibahas juga mengenai peluang kehadiran penonton di arena saat PON. Pertimbangannya, PON dianggap sebagai kebanggaan dan hiburan untuk warga Papua. Apalagi ajang ini baru pertama kali digelar di Papua.
Namun, jumlah penonton mungkin dibatasi, tetapi tidak signifikan dari kapasitas arena. Lalu, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk arena, seperti wajib sudah dua kali divaksinasi. ”Sampai kini, belum ada panduan khusus untuk penonton. Mungkin, panduan baru ada setelah Pak Mahfud berkunjung ke Papua,” ujarnya.
Selebihnya, isu yang turut diperhatikan, yakni proses tes Covid-19 sebelum laga. Kalau mesti tes usap PCR, pihak kesehatan di Papua khawatir dengan keterbatasan laboratorium pengujian PCR di sana. ”Solusinya, kemungkinan mendatangkan peralatan dari Jakarta atau Pulau Jawa,” kata Gatot.
Menurut Marciano, penangan Covid-19 jelang PON Papua berjalan cukup baik. Semua atlet ataupun peserta PON telah dua kali divaksinasi. Sementara itu, tingkat vaksinasi kepada warga di sekitar arena pertandingan untuk dosis dua sudah mencapai 50 persen dan diharapkan tembus 70-75 persen atau sesuai target sebelum laga pertama yang mempertandingkan sofbol putra di Kota Jayapura pada 22 September.
”Sekarang, pemerintah daerah melalui dinas kesehatan dan pihak terkait, tengah gencar melakukan vaksinasi massal kepada masyarakat,” tuturnya.
Secara umum, Marciano mengutarakan, persiapan PON hampir tuntas. Proses pembangunan infrastruktur, terutama arena, telah mencapai 90-95 persen. ”Praktis yang belum tuntas hanya arena rugbi di Kabupaten Jayapura, tetapi akhir September ini selesai,” jelasnya.
PON Papua akan mempertandingkan 37 cabang olahraga, 65 disiplin, dan 679 nomor pertandingan. Diperkirakan, ada 6.496 atlet dan 3.300 ofisial dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dalam PON yang dilaksanakan di empat kluster, yakni Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Para kontingen diprediksi mulai datang beberapa hari jelang laga pertama pada 22 September.