Italia akan menjalani laga pertama sebagai juara Eropa kala menghadapi Bulgaria di Kualifikasi Piala Dunia, Jumat dini hari WIB. "Gli Azzurri" berpotensi lolos ke Qatar 2022, pekan depan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
FIRENZE, RABU – Bulgaria akan menjadi lawan pertama Italia setelah mengenggam predikat sang juara Eropa berkat raihan trofi Piala Eropa 2020, 12 Juli lalu. Bagi skuad “Gli Azzurri”, kejayaan di turnamen antarnegara Eropa itu hanya tinggal sejarah. Mereka telah siap memulai lembaran baru untuk mengejar dua gelar lain yang tersedia dalam 15 bulan mendatang.
Untuk meraih kesuksesan di dua turnamen, yaitu Liga Nasional Eropa dan Piala Dunia Qatar 2022, Italia akan menghadapi tiga ujian awal dalam satu pekan mendatang. Anak asuhan Roberto Mancini itu akan menjamu Bulgaria di Stadion Artemio Franchi, Jumat (3/9/2021) pukul 01.45). Kemudian bertandang ke Swiss, Senin (6/9) dan kembali menjadi tuan rumah untuk menghadapi Lituania, Kamis (9/9). Seluruh laga itu adalah pertandingan lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa.
Dalam tiga laga sebelumnya, “Gli Azzurri” selalu mengunci kemenangan dan belum kemasukan gol. Alhasil, apabila bisa menjaga tren hasil positif di laga keempat hingga keenam, Italia berpeluang menyegel tiket ke Qatar 2022 pada pekan depan.
Meskipun di atas kertas, Bulgaria, Swiss, dan Lituania adalah tim yang memiliki level kualitas dan materi pemain di bawah Italia, Jorginho. Gelandang “Gli Azzurri”, enggan menyepelekan ketiga tim tersebut. Pemain tengah Chelsea itu mengatakan, Italia telah menjadi tim yang amat ingin dikalahkan para lawan karena telah meraih trofi Piala Eropa.
Laga melawan Bulgaria yang berjarak 54 hari dari kemenangan Italia atas Inggris di Stadion Wembley, lanjut Jorginho, akan menjadi ujian perdana untuk menguji mental Italia sebagai tim juara.
“Sekarang kami akan menjalani laga lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Sebab, setiap lawan akan sangat termotivasi untuk mengalahkan kami, jadi kami harus tetap rendah hati dan tidak lengah di setiap pertandingan,” kata Jorginho dalam konferensi pers jelang laga, Rabu (1/9/2021), dilansir laman Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Jorginho, yang baru saja dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eropa musim 2020-2021, memiliki misi untuk memberikan satu laga gelar bagi Italia di tahun ini. “Gli Azzurri” berpeluang meraih trofi di rumah sendiri pada ajang Liga Nasional Eropa. Laga semifinal dan final Liga Nasional 2020-2021 akan berlangsung di Milan dan Torino. Italia akan kembali menghadapi Spanyol di babak empat besar, 7 Oktober nanti, di Stadion San Siro, Milan. Kedua tim terakhir bertemu di semifinal Piala Eropa 2020.
Andai mampu meraih juara edisi kedua Liga Nasional Eropa, maka Italia akan menjadi timnas pertama yang mampu meraih gelar juara di tiga turnamen sepak bola internasional di rumah sendiri. Sebelumnya, “Gli Azzurri” telah mengangkat trofi Piala Dunia 1934 dan Piala Eropa 1968 ketika berpredikat sebagai tuan rumah.
“Saya ketagihan meraih trofi, baik bersama timnas maupun Chelsea. Semua gelar juara itu terasa istimewa, tidak ada yang lebih indah dibandingkan lainnya,” kata Jorginho yang telah memenangkan tiga laga final di tahun ini.
Serupa dengan Jorginho, Mancini juga belum puas dengan capaiannya meskipun telah dinobatkan sebagai salah satu Pelatih Italia terbaik dalam sejarah. Mantan Pelatih Inter Milan itu memang pantas masuk dalam buku sejarah sepak bola Italia karena membawa Italia juara Eropa sekaligus mencatatkan rekor tak terkalahkan terpanjang dalam 34 laga.
“Kami masih bisa berkembang menuju Piala Dunia 2022. Namun, kami pertama-tama harus menghadapi lima laga yang tersisa di babak kualifikasi untuk meraih tujuan pertama, yaitu lolos ke putaran final,” tutur Mancini dilansir Corriere dello Sport.
Tidak berubah
Untuk menghadapi tiga laga Kualifikasi Piala Dunia, awal September ini, Mancini tidak melakukan perubahan pada kerangka tim utama “Gli Azzurri”. Dari 34 nama yang dipanggil Mancini untuk menghadapi tiga laga internasional itu, 25 pemain berasal dari skuad Piala Eropa 2020. Hanya Leonardo Spinazzola dan Andrea Belotti yang tidak masuk dalam daftar karena keduanya menderita cedera.
Menurut Mancini, 25 pemain di Piala Eropa telah membuktikan diri pantas mengenakan seragam biru khas Italia. Mereka, lanjutnya, juga telah memberikan kebahagiaan bagi 60 juta warga Italia di musim panas ini. Oleh karena itu, ia menganggap seluruh pemain itu merupakan pemain terbaik yang dimiliki Italia saat ini.
Di luar skuad Piala Eropa 2020, Mancini memperkuat tim dengan menghadirkan sejumlah pemain muda, seperti Nicolo Zaniolo (AS Roma), Gianluca Scamacca (Sassuolo), dan Moise Kean (Juventus), yang berpeluang menjadi tulang punggung baru “Gli Azzurri” di masa depan.
Untuk meraih target dan menjalankan ide taktikal, seorang pelatih membutuhkan grup pemain yang bagus, memiliki hubungan yang erat, serta berkualitas terbaik.
“Untuk meraih target dan menjalankan ide taktikal, seorang pelatih membutuhkan grup pemain yang bagus, memiliki hubungan yang erat, serta berkualitas terbaik,” ujar pelatih berusia 56 tahun itu.
Presiden FIGC Gabriele Gravina menambahkan, Italia tengah dalam momentum baik untuk mempertahankan kejayaan. Setelah sempat berada di peringkat ke-17 ranking FIFA, akhir 2017, karena gagal lolos ke Piala Dunia Rusia 2018, “Gli Azzurri” akhirnya bisa kembali menduduki posisi lima besar atau tepatnya di posisi kelima pada ranking FIFA edisi Agustus 2021.
“Kami harus melanjutkan hasil positif ini. Kami masih merasakan kenangan pahit ketika gagal lolos ke Rusia 2018, sehingga kami belajar banyak dari pengalaman itu agar tidak melakukan kesalahan lagi dalam membangun timnas,” kata Gravina kepada La Gazzetta dello Sport.
Sementara itu, Yasen Petrov, Pelatih Bulgaria, bersikap realistis ketika bertandang ke Firenze. Menurut dia, Italia adalah tim terbaik di dunia saat ini yang memiliki kualitas permainan di atas skuadnya. Sebanyak 25 nama skuad Bulgaria untuk menghadapi Italia, hanya bek, Petko Hristov, yang bermain di liga top Eropa. Hristov bermain untuk Spezia di Serie A Italia.
Saya mengharapkan setiap pemain saya memiliki motivasi tinggi untuk tampil tanpa beban melawan juara Eropa.
“Saya mengharapkan setiap pemain saya memiliki motivasi tinggi untuk tampil tanpa beban melawan juara Eropa. Kami di Bulgaria mengamati perkembangan Italia dalam beberapa tahun terakhir dan berusaha belajar dari mereka,” kata Petrov, yang menangani timnas Bulgaria sejak Januari 2021, dilansir laman FIFA.
Oleh karena itu, Liga Italia menjadi tujuan utama bagi pemain Bulgaria merantau ke luar negeri. Tiga pemain “Si Singa”, julukan Bulgaria, berkarier di “Negeri Pizza”. Selain Hristov, ada pula dua pemain yang tampil di Serie B, yaitu Valentin Antov di Monza serta Atanas Iliev di Ascoli. Adapun Bulgaria tidak memiliki pemain di kasta tertinggi kompetisi top Eropa lainnya, seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan Spanyol. (AFP/SAN)