Tim bulu tangkis Indonesia siap untuk memenuhi target meraih minimal satu emas dan satu perak di Paralimpiade Tokyo 2020. Segala persiapan telah dilakukan, antara lain adaptasi cuaca dan memantau kemampuan calon lawan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim bulu tangkis paralimpiade Indonesia akan memulai perjuangan dalam Paralimpiade Tokyo 2020 di Stadion Nasional Yoyogi, Jepang, Rabu (1/9/2021). Para atlet mengaku siap tempur untuk memenuhi target membawa pulang setidaknya satu emas dan satu perak dari cabang yang menjalani debut ajang tersebut. Sejauh ini, perolehan medali tim Merah-Putih masih tertahan satu perak, dua perunggu, dan berada di peringkat ke-59 per Selasa (31/8) pukul 20.30.
Indonesia menurunkan tujuh wakilnya di bulu tangkis Paralimpiade Tokyo, terdiri dari lima putra dan dua putri. Dari putra, ada Ukun Rukaendi di tunggal SL3 (gangguan satu atau kedua tungkai bawah dan keseimbangan buruk pada jalan/lari), Fredy Setiawan dan Hary Susanto di tunggl SL4 (gangguan satu atau kedua tungkai bawah dan keseimbangan minimal pada jalan/lari), serta Dheva Anrimusthi dan Suryo Nugroho di tunggal SU5 (gangguan pada tubuh bagian atas atau perawakan pendek).
Dari putri, ada Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah di tunggal SL4. Selain berpartisipasi di nomor tunggal, Hary dan Leani bakal berduet di ganda campuran SL3-SU5, serta Leani dan Khalimatus berduet di ganda putri SL3-SU5.
Pada hari pertama kualifikasi, Rabu, ada tiga wakil Indonesia yang berlaga. Di Grup A Ganda Campuran SL3-SU5, Hary/Leani yang menjadi unggulan pertama akan menghadapi wakil Jepang Daisuke Fujihara/Akiko Sugino sebagai unggulan ketujuh. Pada Grup A Tunggal Putra SU5, Dheva yang menjadi unggulan pertama berhadapan dengan rekannya, Suryo sebagai unggulan ketiga.
Secara keseluruhan, para wakil Indonesia itu siap mengarungi pertandingan. Mereka cukup percaya diri dengan persiapan matang yang sudah dilakukan. Di samping pemusatan latihan nasional Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia di Solo, Jawa Tengah yang berlanjut per Oktober 2020, mereka pun menjalani adaptasi cukup panjang di Jepang, yakni di kawasan Machida, Tokyo sejak 19 Agustus sebelum berkumpul di Wisma Atlet Tokyo pada 26 Agustus.
Selama di Jepang, mereka lebih banyak latihan ringan untuk menjaga kemampuan dan fisik. ”Hari ini, latihan hanya stroke ringan. Kami juga diberi program pertandingan internal,” ujar Leani, tumpuan harapan Indonesia di tiga nomor sekaligus, Selasa.
Leani yang menjadi unggulan pertama tunggal putri SL4 mengatakan, dirinya telah beradaptasi penuh dengan cuaca di Tokyo. Cuaca di Ibukota Negeri Sakura tersebut dinilai tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, terutama di Solo.
Jika pun ada tantangan, praktis atlet kelahiran Bangkinang, Riau, 6 Mei 1991 ini mesti displin mengontrol nafsu makan agar berat badan terjaga. ”Di sini, makanannya enak-enak. Jadi, saya harus menahan nafsu makan supaya tidak berlebihan,” jelas pengoleksi emas ganda putri dan ganda campuran Asian Para Games 2018 Jakarta ini.
Di sisi lain, Leani mengaku perlu lebih banyak menganalisis kemampuan calon lawan karena dirinya buta peta kekuatan lawan saat ini. ”Selama pandemi ini tidak ada turnamen yang digelar, makanya saya tidak begitu tahu kekuatan lawan sekarang. Namun, saya pasti bakal berjuang semaksimal mungkin,” katanya.
Peluang besar
Peluang tim bulu tangkis untuk mencapai target minimal satu emas dan satu perak di Paralimpiade 2020 cukup besar. Modal utama mereka, yakni prestasi di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Paralimpiade 2019 di Basel, Swiss. Dalam kejuaraan dunia terakhir itu, semua wakil Indonesia sukses membawa pulang medali.
Selama pandemi ini tidak ada turnamen yang digelar, makanya saya tidak begitu tahu kekuatan lawan sekarang. Namun, saya pasti bakal berjuang semaksimal mungkin.
Emas disumbang oleh Dheva dari tunggal putra SU5, Dheva/Hafizh Briliansyah (ganda putra SU5), Leani (tunggal putri SL4), dan Hary/Leani (ganda campuran SL3-SU5). Dua perak dari Suryo (tunggal putra SU5) dan Leani/Khalimatus (ganda putri SL3-SU5). Empat perunggu lewat Fredy (tunggal putra SL4), Ukun (tunggal putra SL3), Ukun/Hary (ganda putra SL3-4), dan Khalimatus (tunggal putri SL4).
Tak heran, sebagian wakil Indonesia masuk kategori unggulan teratas di Paralimpiade ini. Agar potensi itu tidak meleset, pelatih bulu tangkis paralimpiade Indonesai Sapta Kunta Purnama menyampaikan, pihaknya terus mempersiapkan diri. Selain latihan dan adaptasi, tim intens berdiskusi dan mengevaluasi permainan calon lawan.
Lawan terberat tetap berasal dari negara kekuatan utama bulu tangkis, yakni China, Jepang, dan Malaysia. Tetapi, beberapa pemain asal Eropa patut diwaspadai, seperti pemain asal Polandia Bartlomiej Mroz yang menjadi unggulan keempat di tunggal putra SU5 dan pasangan asal Perancis Lucas Mazur/Faustine Noel sebagai unggulan kedua ganda campuran SL3-SU5.
”Selama di Jepang ini, kami juga latihan simulasi situasi yang dihadapi ketika pertandingan. Contohnya, kalau calon lawan bertipe mengandalkan permainan rally, atlet kita coba latihan dengan tiga pemain sekaligus untuk membiasakan diri bermain seperti itu,” jelas Sapta.
Selama di Jepang ini, kami juga latihan simulasi situasi yang dihadapi ketika pertandingan. Contohnya, kalau calon lawan bertipe mengandalkan permainan rally, atlet kita coba latihan dengan tiga pemain sekaligus.
Lalu, yang tak kalah penting menjaga kebugaran atau fisik para pemain. Apalagi sejumlah pemain ikut lebih dari satu nomor, yakni Hary dua nomor, Khalimatus dua nomor, dan Leani tiga nomor. Bahkan, Leani bisa bermain lebih dari sekali dalam sehari, seperti penyisihan tunggal putri SL4 dan penyisihan ganda putri SL3-SU5 pada Kamis (2/9).
”Untuk memastikan kebugaran atlet, kami selalu memantau kondisi setiap hari. Selain mendapatkan asupan makanan yang baik dari panitia, atlet pun kami beri nutrisi/vitamin tambahan agar fisiknya terus terjaga,” tutur Ketua Rombongan (Chef de Mission/CdM) Indonesia di Paralimpiade 2020 Andi Herman.
Belum menambah medali
Sementara itu, empat wakil Indonesia yang berlaga pada Selasa ini belum bisa menambah perolehan medali. Atlet lompat jauh T47 Setiyo Budihartanto harus puas berada di peringkat ke-10 babak final dengan lompatan terbaik 6,47 meter.
Pelari putri 100 meter T3 R4 Putri Aulia di urutan ketiga heat tiga dengan waktu 12,55 detik dan perenang putri 200 meter gaya campuran SM14 Syuci Indriani di tempat keempat heat dua dengan waktu 2 menit 40,46 detik. Mereka berdua gagal lolos ke final di perlombaan masing-masing.
Duet petenis meja David Jacobs/Komet Akbar kalah 0-2 dari pasangan China Lian Hao/Zhao Yi Qing di 16 besar. David/Komet kalah 1-3 (9-11, 12-10, 4-11, 4-11) dari Hao/Qing di laga ganda dan David kalah 0-3 (8-11, 10-12, 5-11) dari Hao di laga perseorangan.
Padahal, David/Komet ditargetkan untuk merebut paling tidak perunggu nomor tersebut. ”Saat kalah di laga ganda, saya sedikit tertekan menghadapi Hao di laga perseorangan. Belum lagi, Hao melakukan perubahan taktik yang berbeda ketika saya mengalahkanya di perempat final nomor individu kemarin (Sabtu, 28/8). Andai tadi kami menang di laga ganda, mungkin saya lebih santai menjalani laga perseorangan untuk menyamakan kedudukan dan berharap Komet menang di laga perseorang,” pungkas David yang meraih perunggu nomor individu C10 tersebut.