Penggemar olahraga lari memendam kerinduannya terhadap ajang lari luar ruangan. Borobudur Marathon Virtual Challenge Series 2021 hadir untuk menjawab kerinduan tersebut
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Borobudur Marathon 2020 yang diselenggarakan dengan gaya baru dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (14/11/2020).
Setelah lama vakum, kerinduan para pelari Indonesia untuk berlari bersama-sama dalam suatu ajang besar tidak terbendung lagi. Namun, situasi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali terpaksa menunda hasrat tersebut. Borobudur Marathon Virtual Challenge Series 2021 hadir sebagai jalan keluar sekaligus memantik kembali semangat berlari di tengah pandemi.
Situasi pandemi memaksa sejumlah event lari luar ruangan dengan skala besar belum dapat terlaksana di pertengahan 2021. Indonesia Marathon 2021 adalah salah satunya. Ajang lari internasional yang seharusnya berlangsung pada 8 Agustus 2021 itu terpaksa dijadwalkan ulang karena angka penyebaran Covid-19 di Jakarta dirasa belum cukup aman.
Minimnya ajang lari luar ruangan pada tahun ini seolah tak mampu lagi ditahan masyarakat yang menggemari olahraga lari. Sayup-sayup kerinduan terhadap event lari disuarakan sejumlah komunitas lari di Indonesia. Hal itu setidaknya terasa dalam konferensi pers “Borobudur Marathon Menyapa” yang digelar secara daring, Selasa (31/8/2021). Acara tersebut dihelat harian Kompas yang bekerja sama dengan Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Perwakilan Komunitas IndoRunners Bali diberi kesempatan untuk berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Mereka langsung menggunakan kesempatan tersebut untuk bertanya. “Tahun ini kalau situasinya memungkinkan, apakah mungkin dilaksanakan balapan untuk umum juga selain elite?” ujar salah seorang perwakilan IndoRunners Bali.
PANITIA BOROBUDUR MARATHON
Sejumlah komunitas lari dari seluruh Indonesia meramaikan konferensi pers pembukaan Borobudur Marathon Virtual Challenge 2021 yang digelar secara daring, Selasa (31/8/2021). Mereka mengutarakan kerinduannya terhadap ajang lari luar ruangan
Menanggapi pertanyaan itu, Ganjar tersenyum, seakan turut merasakan kerinduan para penggemar lari untuk berpartisipasi langsung di Borobudur Marathon 2021. Ganjar menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ingin Borobudur Marathon tetap eksis di tengah vakumnya ajang lari lain di dunia dan Indonesia. Itu karena Borobudur Marathon tidak hanya sekadar lomba lari, melainkan juga ada aspek pariwisata, geliat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan semangat kebersamaan di dalamnya.
Menurut Ganjar, pihaknya sedang menghitung dan mempertimbangkan segala kemungkinan, sekaligus memantau situasi penyebaran Covid-19 terkini. Bila penambahan jumlah kasus aktif terus menurun, besar kemungkinan Borobudur Marathon akan dibuka. Bila pun kasus Covid-19 masih belum sepenuhnya bisa terkendali, Ganjar mengaku sudah menyiapkan sejumlah skenario agar Borobudur Marathon tetap bisa terlaksana.
“Kami sudah siapkan skenario agar pelari bisa datang. Tapi mungkin tidak bisa sebanyak seperti sebelum pandemi. Kami ingin mengundang secara khusus beberapa pelari atau komunitas yang bisa mewakili, meski tak bisa semuanya. Kalau itu bisa disepakati, kami ingin hidupkan lagi. Karena tahun lalu pun kita bisa bertahan dan bisa menyelenggarakan Borobudur Marathon dengan protokol kesehatan ketat,” tutur Ganjar.
Komunitas lari Putra Magelang Atletik turut menyuarakan kerinduannya untuk bisa berlari di alam bebas. Kerinduan juga terpancar dari peserta konferensi pers. Selama konferensi pers Borobudur Marathon Menyapa, beberapa peserta menumpahkan kerinduannya terhadap ajang lari luar ruangan. “Semoga pandemi segera berlalu. Sudah rindu berlari menikmati alam sekitar Borobudur,” kata Nico William di kolom komentar, saat konferensi pers berlangsung.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sejumlah siswa dari Papua menghibur pelari Borobudur Marathon 2019 powered by Bank Jateng yang melintas di Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/11/2019). Ajang tahunan yang memadukan unsur olah raga, wisata, dan budaya ini disambut antusias oleh pelari dari berbagai daerah dan negara serta masyarakat kawasan Borobudur.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menyampaikan, kerinduan para pelari terhadap Borobudur Marathon bisa terjawab. Namun, tergantung pada seberapa patuh dan disiplin kita semua dalam menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Budiman, Borobudur Marathon tidak mustahil digelar karena tahun lalu pun tetap bisa terlaksana meski juga di tengah situasi pandemi meski dengan konsep lari hibrida, yaitu perpaduan lari virtual bagi peserta umum dan lari langsung bagi sekitar 40 pelari elite nasional.
“Jika situasi sudah mereda, pasti kami akan merancang inovasi dan sejumlah perubahan untuk memfasilitasi pelari yang ingin mengekspresikan dirinya. Karena Borobudur Marathon ini tempat berkumpulnya semua pelari yang rindu berlari,” katanya.
Lari virtual
Sembari menanti kabar baik, panitia Borobudur Marathon menyiapkan ajang lari “pemanasan” untuk memantik semangat dan menjaga gairah berlari, yaitu Borobudur Marathon Virtual Challenge Series. Agenda lari tersebut berlangsung pada 31 Agustus hingga 14 September 2021.
KOMPAS/Dokumentasi Sulut Pacer Team
Sejumlah pelari di Manado, Sulawesi Utara berlari virtual untuk Borobudur Marathon 2020.
Pendaftaran telah dibuka pada 24-27 Agustus lalu. Antusiasme peserta sangat tinggi. Kuota 2.000 pelari yang disiapkan panitia ludes hanya dalam waktu 1,5 jam. Sejumlah pelari kecewa karena kalah cepat mendaftar untuk mengikuti Borobudur Marathon Virtual Challenge.
Para peserta Borobudur Marathon Virtual Challenge diwajibkan menggunakan tracker activity yang terdapat di aplikasi My Borobudur Marathon. Peserta setidaknya harus menyelesaikan total jarak setengah marathon (21,097 kilometer) dalam maksimal tiga aktivitas.
Terdapat toleransi jarak yang diterapkan di sini, yaitu 1 kilometer atau total 22,097 kilometer. Peserta yang tidak menyelesaikan jarak yang didaftarkan dalam periode atau dalam jumlah aktivitas yang telah ditentukan, dianggap tidak menyelesaikan Borobudur Marathon Virtual Challenge dan tidak akan mendapatkan finisher entitlements.
Meski belum bisa berlari secara fisik di Borobudur, mudah-mudahan Virtual Challenge ini bisa mengobati kerinduan. Tetaplah berlari.
“Meski belum bisa berlari secara fisik di Borobudur, mudah-mudahan Virtual Challenge ini bisa mengobati kerinduan. Tetaplah berlari,” kata Budiman.
Adapun Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mengajak pecinta olahraga lari untuk memanfaatkan Borobudur Marathon Virtual Challenge sebagai ajang permulaan sebelum Borobudur Marathon digelar.
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA
Gun Gun Heryanto (44), peserta Borobudur Marathon 2020, tengah mengejar target jarak untuk lari setengah maraton di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/11/2020).
Optimisme
Tigor optimistis Borobudur Marathon kembali dapat digelar tahun ini, bahkan dengan peserta yang jauh lebih banyak. Keyakinannya itu berpijak pada situasi penyebaran Covid-19 yang sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Masyarakat sudah mulai banyak yang divaksin. Beberapa hari terakhi ini kenaikan kasus baru sudah semakin kecil. Usaha kita sudah ke arah yang lebih baik. Saya punya optimisme, hingga bulan Desember penyelenggaraan Borobudur Marathon, rasanya selain pelari elite kita bisa menerima pelari umum,” katanya
Direktur Medis Borobudur Marathon Andi Kurniawan mengatakan, pengalaman menyelenggarakan Borobudur Marathon 2020 menjadi modal berharga. Sejumlah peningkatan dalam aspek protokol kesehatan akan diterapkan di Borobudur Marathon 2021. Kunci penyelenggaraan event secara aman di tengah pandemi, kata Andi, adalah penerapan protokol kesehatan dan sistem bubble secara ketat, serta menjalankan tes, pelacakan, dan karantina.
Meskipun pengetahuan masyarakat terhadap Covid-19 sudah meningkat, kami tidak akan mengendurkan penerapan prokes. Tes, tracing, dan sistem bubble menjadi prioritas.
“Meskipun pengetahuan masyarakat terhadap Covid-19 sudah meningkat, kami tidak akan mengendurkan penerapan prokes. Tes, tracing, dan sistem bubble menjadi prioritas,” ujar Andi.
Masyarakat perlu terus didengungkan untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan mengikuti program vaksinasi. Dengan begitu, kita semua turut membantu pemerintah menekan penyebaran Covid-19. Pada akhirnya, ajang lari yang dirindukan akan segera bisa terlaksana.