Tiga laga pekan pertama yang berlangsung lancar menjadi modal bagi kelanjutan pelaksanaan Liga 1 musim 2021-2022. Kinerja wasit masih menghadirkan sorotan negatif dari publik.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·6 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Tiga laga pembuka Liga 1 Indonesia musim 2021-2022 membuktikan kompetisi sepak bola bisa menjalani protokol kesehatan secara disiplin dan ketat. Meskipun enam tim yang bertanding belum mencapai kondisi terbaik, sejumlah aturan penunjang pertandingan berjalan tanpa kendala berarti.
Aturan yang paling terasa ialah larangan kehadiran penonton di stadion. Dalam ketiga laga yang berlangsung, tidak ada pendukung dari enam tim yang berlaga datang ke arena pertandingan. Hal itu tidak lepas dari arahan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Indonesia Baru (LIB), klub, hingga Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
Aturan itu diterapkan secara tegas oleh para petugas keamanan. Berdasarkan pengamatan Kompas, petugas keamanan menanyakan identitas setiap individu yang hendak masuk ke dalam lingkungan stadion. Individu yang tidak memiliki keperluan untuk hadir langsung di pertandingan dilarang masuk ke dalam kompleks stadion.
Setelah masuk ke lingkungan stadion, hanya individu yang masuk dalam daftar panitia pelaksana (panpel) pertandingan dipersilahkan melakukan tes usap antigen yang menjadi syarat masuk ke dalam tribune stadion. Dengan hasil tes usap negatif, maka seseorang akan mendapatkan gelang berwarna cokelat yang bertuliskan “Sudah Dilakukan Swab Antigen”. Gelang itu yang menjadi “tiket akses” bagi setiap orang bisa berada di tribune.
Hal itu dialami Kompas saat menyaksikan langsung dua laga, yaitu Bali United melawan Persik Kediri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (27/8/2021), serta Bhayangkara FC kontra Persiraja Banda Aceh, Minggu (29/9/2021), di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten.
Di dalam stadion aturan untuk menjaga jarak dan penggunaan masker dilaksanakan secara ketat. Wasit keempat tidak hanya membantu mengamati pertandingan, tetapi juga mengawasi pelatih hingga para pemain di bangku cadangan untuk memastikan duduk di kursi yang berselang-seling serta tidak melepaskan masker.
Hadi Suroso, wasit keempat dalam laga Bhayangkara menghadapi Persiraja, dalam 25 menit awal babak pertama menghampiri bangku cadangan Persiraja untuk menegur ofisial tim tersebut yang duduk di kursi yang diberi garis silang, kemudian Suroso juga menegur ofisial tim Bhayangkara untuk mengingatkan mengenakan masker.
Untuk para tamu dan awak media yang meliput, panpel juga menugaskan tim untuk berkeliling secara berkala di kursi tribune untuk memastikan masker tetap terpakai. Teguran akan diberikan kepada individu yang melepas masker atau tidak mengenakan masker secara benar.
“Saya berterima kasih seluruh pihak, salah satunya pihak kepolisian, yang telah membantu kami untuk menjalani aturan prokes yang disiplin, terutama untuk membatasi kehadiran individu di dalam stadion. Kami akan selalu memastikan agar tidak ada celah pelanggaran prokes di laga-laga selanjutnya,” ujar Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Minggu malam.
Selain itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan, pihaknya secara bertahap melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pertandingan di Liga 1 musim ini. Pada tiga laga awal, publik menyoroti kinerja wasit yang kontroversial pada dua laga awal, Bali melawan Persik dan Persipura kontra Persita. Dalam laga itu, wasit tidak mengulang eksekusi penalti Persik, meskipun kiper Bali, Wawan Hendrawan, dan bek Bali, Willian Pacheco, bergerak sebelum bola ditendang oleh eksekutor Persik, Youssef Ezzajjari.
Kemudian, wasit juga menganulir gol ketiga Persita ke gawang Persipura yang dicetak Ahmad Nur Hardianto dengan alasan offside. Padahal, dalam tayangan ulang, posisi penyerang bernomor sembilan itu onside. Dua insiden itu pun menjadi viral di media sosial.
Kami telah memerintahkan Komite Wasit untuk melakukan investigasi terhadap kinerja wasit.
“Kami telah memerintahkan Komite Wasit untuk melakukan investigasi terhadap kinerja wasit. Apabila hanya kesalahan individu maka kami akan berikan bimbingan, tetapi andai ada dugaan pengaturan skor maka aturan tegas akan ditegakkan. Yang pasti, kami akan memastikan seluruh perangkat pertandingan menjalani aturan FIFA secara maksimal,” tutur Iriawan.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyambut positif pelaksanaan prokes di Liga 1 yang berjalan baik. Meski begitu, ia berharap PT LIB dan PSSI terus melakukan evaluasi, terutama untuk memperbaiki kinerja pengadil lapangan yang mendapat sorotan negatif dari publik.
“Keputusan wasit yang menyalahi aturan permainan wajib dievaluasi. Ini menjadi pekerjaan rumah di pertandingan selanjutnya agar wasit lebih jeli, sehingga tidak memunculkan kontroversi berkepanjangan,” ucap Akmal.
Lebih lanjut, PT LIB telah merencanakan untuk menjalani enam laga tersisa di pekan pertama Liga 1 2021-2022 pada Jumat hingga Minggu, (3-5 September 2021). Laga kedua baru akan dilangsungkan pada dua pekan mendatang.
“Kami berharap setelah pekan depan jalannya liga sudah normal. Sembilan pertandingan berjalan dalam akhir pekan yang sama. Hal ini demi terwujudnya asas keadilan bagi seluruh tim agar waktu istirahat tim sama, lalu kompetisi bisa berjalan sesuai dengan jadwal yang telah kami rencanakan,” tutur Lukita.
Ketajaman N\'Douasel
Pada laga ketiga di pekan pertama, Minggu malam WIB, Bhayangkara meraup tiga poin berkat kemenangan 2-1 atas Persiraja Banda Aceh. Hasil itu membuat Bhayangkara memiliki poin tiga setara dengan Bali dan Persita.
Kemenangan Bhayangkara disumbangkan oleh penampilan tajam dari penyerang tengah asing, Ezechiel N’Douasel. Pemain tim nasional Chad, negara Afrika, itu memborong dua gol.
N’Douasel membuka keran golnya bersama Bhayangkara di Liga 1 musim ini ini usai menerima operan Renan Silva di kotak penalti Persiraja pada menit kedelapan. Tanpa pengawalan, N’Douasel dengan mudah menaklukan kiper “Laskar Rencong”, Fakhrurrazi.
Lalu, mantan penyerang Persib Bandung itu, mencetak brace pada menit 45+2 melalui eksekusi penalti. Wasit Musthofa Umarella memberikan “The Guardians” sepakan dari titik putih setelah gelandang Persiraja, Ramadhan, menghalau tendangan Lee Yoo-Joon, gelandang Bhayangkara, menggunakan tangan.
Meskipun sukses meraup poin penuh di laga pembuka, Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster mengakui, performa anak asuhannya belum dalam kondisi terbaik. Hal itu, lanjutnya, disebabkan masa persiapan yang masih amat singkat. Skuad Bhayangkara baru menjalani latihan bersama secara intens kurang dari tiga pekan.
“Idealnya kami memiliki masa persiapan empat minggu lagi untuk membangun kondisi terbaik. Tetapi, saya melihat para pemain telah memberikan 100 persen di laga ini, jadi saya anggap tim telah bermain baik,” ujar Munster dalam taklimat pers seusai laga.
Adapun gol tunggal Persiraja dihasilkan melalui sundulan penyerang, Paulo Henrique, pada menit ke-33. Henrique mencetak gol berkat memenangi duel udara dengan dua pemain Bhayangkara, kiper Awan Setho dan bek tengah Hansamu Yama.
Pelatih Persiraja Hendri Susilo belum puas dengan penampilan anak asuhannya. Di sisi lain, ia menganggap timnya tidak beruntung karena gagal mencetak gol penyama kedudukan di babak kedua.
“Kami memiliki beberapa peluang di akhir babak kedua, tetapi gagal mencetak gol. Menurut saya, kami kalah karena kurang beruntung,” katanya.