Chelsea menegaskan diri sebagai salah satu tim kandidat juara Liga Inggris musim ini berkat penampilan melawan Liverpool, Sabtu malam. Bermain imbang 1-1 membuat kedua tim gagal menjaga rekor kemenangan di awal musim.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Manajer Chelsea Thomas Tuchel kembali menegaskan potensi besar anak asuhannya untuk mengejar trofi Liga Inggris musim 2021-2022. Tampil menghadapi Liverpool di Stadion Anfield, Sabtu (28/8/2021) malam WIB, ”The Blues” menunjukkan dua kekuatan utama di tangan manajer asal Jerman itu, yakni efektvitas serangan dan kekokohan lini pertahanan, untuk menahan Liverpool, 1-1.
Tuchel, yang mempertahankan formasi favoritnya, 3-4-2-1, melakukan satu pergantian dibandingkan dengan kemenangan di derbi London kontra Arsenal, akhir pekan lalu. Gelandang energik N’Golo Kante mendapat kesempatan perdana sebagai pemain inti di Liga Primier musim ini.
Kehadiran Kante membantu Chelsea untuk cepat melakukan transisi permainan, terutama dari bertahan ke menyerang. Tuchel sudah memahami pola permainan Manajer Liverpool Juergen Klopp yang selalu memaksa untuk menekan sang lawan sepanjang laga. Hal itu memang dialami Chelsea sejak peluit mula laga berbunyi.
”The Blues” menerapkan zona pertahanan rendah dengan amat sabar menghadapi gempuran sang tuan rumah. Meski begitu, skuad Chelsea menyimpan senjata mematikan melalui pola serangan cepat nan efektif. Pola serangan itu membuat Chelsea mendapat kesempatan tendangan sudut pertama pada laga itu pada menit ke-21.
Tendangan sudut yang dieksekusi bek sayap kanan Reece James berbuah gol melalui sundulan gelandang serang Kai Havertz. Itu adalah gol pertama Havertz setelah mempersembahkan gol kemenangan bagi Chelsea di final Liga Champions melawan Manchester City, akhir Mei lalu.
Tuchel mengakui, timnya memulai laga dengan baik meskipun ditekan oleh Liverpool sejak menit pertama laga. Ia menyatakan, gol pertama itu merupakan buah dari kesabaran anak asuhannya untuk menghadapi zona pertahanan tinggi yang diterapkan ”The Reds”.
Kami mungkin kurang sedikit presisi untuk memanfaatkan kesempatan dalam serangan balik setelah mencetak gol.
”Kami mungkin kurang sedikit presisi untuk memanfaatkan kesempatan dalam serangan balik setelah mencetak gol. Namun, secara keseluruhan kami menampilkan kerja sama untuk meredam tekanan tinggi dan energi besar yang ditampilkan Liverpool,” kata Tuchel seusai laga kepada Sky Sports.
Bermain 10 orang
Pada masa perpanjangan waktu babak pertama, petaka mendatangi Chelsea. Handsball yang dilakukan James menahan bola tidak melewati garis gawang Chelsea, tetapi hal itu membuat bek sayap kanan tim nasional Inggris itu harus menerima kartu merah. Insiden itu bermula dari peluang sepak pojok yang diterima Liverpool pada menit ke-45+2.
Eksekusi tendangan sudut yang dilakukan Trent Alexander-Arnold mengincar sisi tiang jauh untuk mengarah kepada Joel Matip. Meskipun bola sempat kesulitan dijangkau, Matip masih mampu melakukan tembakan yang membentur tiang gawang. Situasi itu menghadirkan kemelut di kotak penalti ”The Blues”. Penyerang sayap Liverpool, Sadio Mane, berada di posisi yang tepat untuk melakukan sontekan ke arah gawang. Kondisi itu membuat James ”mengorbankan” dirinya dengan menghalau bola dengan tangan.
Wasit Anthony Taylor sejatinya tidak melihat jelas insiden itu sehingga membutuhkan waktu untuk menyaksikan tayangan asisten wasit peninjau video (VAR) sebelum mengganjar James dengan kartu merah dan memberikan Liverpool tembakan penalti. Mohamed Salah, sang eksekutor, mampu menaklukan kiper Chelsea, Edouard Mendy, untuk menciptakan gol kedua di Liga Inggris musim ini. Itu adalah gol ke-14 bintang timnas Mesir tersebut dalam 14 kesempatan penalti bersama Liverpool.
Bermain dengan jumlah pemain yang lebih sedikit dibandingkan dengan Liverpool membuat Tuchel melakukan pergantian pada masa turun minum. Kante, yang menderita cedera, digantikan oleh Mateo Kovacic, serta bek veteran Thiago Silva masuk menggantikan Havertz, sang pencetak gol. Masuknya Silva membuat Cesar Azpilicueta digeser untuk menempati posisi bek sayap kanan.
”Sepuluh menit pertama (babak kedua) terasa amat lama, tetapi setelahnya kami bisa bangkit dan menciptakan peluang yang seharusnya bisa berbuah gol dan semakin menyulitkan mereka (Liverpool). Kemudian pada lima menit terakhir, saya hanya berharap kami bisa bertahan agar tidak kemasukan gol demi meraih satu poin, hal itu kami dapatkan berkat penampilan tim yang fantastis,” kata Tuchel.
Tidak senang
Meski begitu, Tuchel tidak senang dengan keputusan wasit yang mengganjar James kartu merah. Menurut dia, wasit seharusnya memperhatikan lebih saksama insiden handsball itu sehingga tidak hanya sekilas menyaksikan tayangan VAR.
”Saya bisa memahami keputusan itu dan saya tidak mengatakan itu salah. Hanya saja, saya tidak suka cara wasit mengecek kejadian itu karena seharusnya ia menyaksikan tayangan video lebih lama untuk melihat lebih jelas dan detail karena ada pantulan sebelum bola mengenai tangan,” ucapnya.
Tuchel menambahkan, ”Saya menganggap keputusan itu merusak pertandingan.”
Terkait dengan insiden kartu merah James, tiga pakar yang mengomentari laga itu di Sky Sports, yaitu Gary Neville, Jamie Redknapp, dan Jimmy Floyd Haselbaink, sepakat penalti harus diberikan kepada Liverpool.
”James menggerakkan tangannya untuk menyapu bola. Jika Anda menggagalkan kesempatan gol dengan cara itu, hukuman penalti sekaligus kartu merah harus diberikan,” ujar Redknapp yang mencatatkan 295 penampilan di Liga Primer bersama tiga klub pada periode 1992 hingga 2005.
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp menilai, kedua tim pantas mendapatkan hasil imbang. Ia mengungkapkan, pertahanan Chelsea pada babak kedua amat kokoh sehingga menyulitkan pasukannya mengkreasi peluang, termasuk mencoba melakukan tembakan dari luar kotak penalti.
”Saya melihat sebuah pertandingan yang menarik, cepat, dan keras dari kedua tim. Saya tidak tahu bagaimana hasilnya apabila kami tetap bermain 11 melawan 11 pada babak kedua. Namun, mendapatkan tujuh poin dari tiga laga di awal musim adalah hasil yang baik,” kata Klopp yang belum pernah menang dalam tiga duel terakhir melawan tim asuhan Tuchel.
Hasil imbang di Anfield membuat kedua tim gagal menjaga rekor kemenangan yang diraih di dua laga sebelumnya. Untuk sementara, Chelsea dan Liverpool menempati urutan kedua dan ketiga dengan koleksi tujuh poin. Jumlah poin itu setara pula dengan koleksi West Ham United yang berada di posisi pertama serta Everton yang bertengger di peringkat keempat. (AFP)
HASIL LAIN PEKAN KETIGA LIGA INGGRIS, SABTU (28/8/2021)