Petenis meja Indonesia, David Jacobs, melaju ke semifinal kategori TT10 atau C10 Paralimpiade Tokyo 2020. David membuka harapan menyumbangkan medali, setidaknya perunggu seperti yang diraihnya pada Paralimpiade 2012.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
TOKYO, SABTU – Petenis meja andalan Indonesia, David Jacobs, membuka peluang menyumbangkan medali usai lolos ke semifinal tenis meja kategori TT10 atau C10 Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Sabtu (28/8/2021). Dalam laga perempat final, David menang dramatis 3-2 (11-6, 22-10, 6-11, 10-12, 17-15) atas petenis meja China Lian Hao.
Dalam laga itu, David bisa mengontrol gim pertama dan kedua dengan nyaman sehingga mampu unggul 2-0 lebih dahulu. Namun, memasuki gim ketiga dan keempat, Hao mulai membaca gaya permainan David sehingga bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Laga pun berlanjut ke gim kelima atau penentuan. Pada awalnya, David belum bisa menemukan bentuk permainan terbaiknya. Petenis meja unggulan kedua TT10 itu sempat tertinggal jauh 1-6 dan 7-10. Untungnya, atlet asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini tidak mudah menyerah. Dia terus berusaha agar laga tidak berakhir lebih cepat.
Akhirnya, atlet Indonesia kelahiran 21 Juni 1977 itu mampu menyamakan skor menjadi 10-10 yang memaksa adanya deuce atau skor tambahan. Berkat ketenangan dan mental yang tangguh, dia justru berhasil membalikan skor menjadi 17-15.
”Puji Tuhan, sangat bersyukur bisa menang dan masuk ke semifinal. Sepanjang laga tadi, saya tidak mau menyerah dan terus mencari cara agar tetap bisa mengubah permainan. Saya juga terus berdoa agar tidak putus asa,” ujar atlet yang punya keterbatasan ringan pada tangan kanan tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC Indonesia) sekaligus pelatih tim tenis meja Indonesia, Rima Ferdianto, mensyukuri hasil tersebut. Sebab, di gim kelima, sejatinya David tertinggal jauh dan peluang untuk menang tipis sekali. ”Tetapi, dengan izin Tuhan, David bisa mengejar dan membalikkan keadaan,” ungkapnya.
Dengan kemenangan itu, David lolos ke semifinal dan akan berhadapan dengan petenis meja unggulan keempat asal Perancis, Mateo Boheas, di arena yang sama selang kurang lebih 2,5 jam setelah laga perempat final tadi berakhir.
David kini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa dari tiga wakil Indonesia di nomor individu tenis meja Paralimpiade Tokyo.
David diharapkan bisa meraih medali pada Paralimpiade 2020, setidaknya mengulangi kesuksesannya saat merebut perunggu pada Paralimpiade London 2012. Kini, dia menjadi tumpuhan tim tenis meja Indonesia untuk memenuhi target menyumbangkan minimal perunggu dari Paralimpiade kali ini.
David kini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa dari tiga wakil Indonesia di nomor individu tenis meja Paralimpiade Tokyo. Sebelumnya, Jumat (27/8), petenis meja Indonesia, Adyos Astan, tersingkir di babak 16 besar kategori TT4 atau C4 seusai dikalahkan wakil Mesir, Sameh Mohamed Saleh, 2-3 (11-6, 8-11, 13-15, 12-10, 8-11).
Adapun petenis meja Indonesia lainnya, Komet Akbar, tersingkir di perempat final kategori TT10 usai dikalahkan calon lawan David di semifinal, Boheas, 1-3 (12-14, 5-11, 11-5, 10-12). ”Permainan Mateo (Boheas) hari ini bagus. Secara peringkat, dia memang jauh lebih unggul atas saya (yang menjadi unggulan ke-21),” ujar Komet yang bakal berduet dengan David tampil di nomor tim C9-C10 setelah laga-laga nomor individu tuntas. (*)