AS Roma memastikan satu tiket ke penyisihan grup Liga Conference UEFA usai menang agregat 5-1 atas klub Turki Trabzonspor. Bagi pelatih baru klub itu, Jose Mourinho, kompetisi kasta ketiga Eropa itu tetap penting.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ROMA, JUMAT — AS Roma memastikan satu tempat di penyisihan grup Europa Conference League seusai menang 3-0 atas klub Turki, Trabzonspor, dalam laga kedua kualifikasi di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Jumat (27/8/2021). Pelatih baru klub berjuluk ”Serigala Ibu Kota” itu, Jose Mourinho, puas dengan mentalitas pemain yang semakin sesuai harapan dalam tiga laga resmi perdananya ini.
”Saya menyukai mentalitas tim. Meskipun di beberapa titik mengalami kesulitan karena lawan yang bagus, para pemain terus menunjukkan semangat dengan pendekatan kolektif,” ujar Mourinho kepada Sky Sport Italia, dilansir oleh Football-Italia.
Tiga gol kemenangan AS Roma dipastikan oleh sepakan keras dari luar kotak penalti gelandang Bryan Cristante di menit ke-20, sepakan datar dari dalam kotak penalti gelandang Nicolo Zaniolo di menit ke-65, dan gol indah pemain sayap pengganti Stephan El Shaarawy di menit ke-84. Hasil itu membuat klub berjersi merah-oranye itu unggul agregat 5-1 setelah menang 2-1 dalam laga pertama di Turki sepekan lalu.
Mourinho menilai, kemenangan itu tak lepas dari daya juang para pemain sepanjang laga. Di awal laga, permainan cukup ketat. Beruntung, AS Roma bisa unggul lebih dahulu yang membuat mereka bisa lebih fokus bertahan sambil mencari celah memperlebar jarak.
Permainan ketat terus terjadi memasuki babak kedua. Bahkan, tim tamu mendapatkan sedikitnya tiga peluang emas. Namun, penampilan apik penjaga gawang baru AS Roma, Rui Patricio, mampu membendung semua peluang tersebut.
Dengan segala kerendahan hati, laga ini sebenarnya ditentukan oleh 15 menit terakhir, bukan 90 menit. Ini hasil yang didapat dengan sangat berat oleh tim.
Kesabaran AS Roma berbuah hasil jelang laga berakhir. Tim tamu yang semakin bermain terbuka sedikit lengah di lini belakang. Hal itu dilihat dengan jeli oleh Lorenzo Pellegrini dan kawan-kawan sehingga bisa mencuri dua gol lagi. ”Dengan segala kerendahan hati, laga ini sebenarnya ditentukan oleh 15 menit terakhir, bukan 90 menit. Ini hasil yang didapat dengan sangat berat oleh tim,” kata Mourinho.
Bagi Mourinho, laga kali ini menjadi ujian yang sangat penting untuk timnya. Dia melihat para pemain bisa mengatasi kesulitan yang dibuat lawan dan justru berhasil mencuri kemenangan telak. ”Sangat penting untuk mengetahui cara bermain tim dalam situasi sulit karena mudah bagi siapa pun ketika mendominasi laga. Saat dalam kesulitan, Anda patut melawannya. Kemudian Anda perlu memiliki kualitas untuk mencari cara melakukan serangan balik,” ujar pelatih berjuluk ”The Special One” tersebut.
Pascakemenangan itu, AS Roma memastikan lolos penyisihan grup Europa Conference League dan menanti hasil undiannya di Istanbul, Turki, Jumat siang. Untuk Mourinho, kompetisi kasta ketiga Eropa itu tetap penting. Maka itu, dia terus menggunakan skuad utama dalam dua laga kualifikasi.
Gol Zaniolo
Tak hanya mengantarkan AS Roma ke penyisihan grup, kemenangan itu juga amat spesial bagi Zaniolo. Dalam laga itu, pemain bertinggi 190 sentimeter itu mencetak gol ciamik. Usai menerima umpan lambung gelandang Jordan Veretout dari tengah lapangan, dia membawa bola dan melindunginya sekuat tenaga dari gangguan seorang bek lawan hingga ke kotak penalti lawan sebelum melepaskan tembakan datar dengan kaki kirinya.
Sehabis mencetak gol, Zaniolo tak langsung merayakannya bersama rekan-rekan tim. Dia sejenak bersujud sambil menggenggam kedua tangan. Setelah itu, dia berdiri dengan mata berkaca-kaca, serta wajah dan kedua telunjuk tangan mengarah ke langit.
Segala emosi Zaniolo tercurah untuk gol tersebut. Sebab, ini gol pertamanya dalam 400 hari terakhir atau usai gol terakhir yang dibuatnya ke gawang SPAL di Liga Italia, 22 Juli 2020. Pascagol terakhir itu, gelandang berusia 22 tahun itu mengalami cedera lutut yang membuatnya menepi dari lapangan hijau selama kurang lebih setahun.
”Saya memikirkan banyak hal (setelah mencetak gol), tentang seluruh perjalanan yang saya lakukan, tentang saat-saat ketika saya harus berada di tribune menyaksikan rekan satu tim saya berlaga, begitu banyak hal terlintas di kepala saya. Saya sangat senang dan saya pikir ini adalah awal yang baru, saya berterima kasih kepada mereka yang dekat dengan saya di hari-hari tergelap (selama cedera), saya harus berterima kasih kepada staf, pelatih, klub, dan para penggemar,” tuturnya, dikutip Corriere dello Sport.
Zaniolo turut mensyukuri kehadiran Mourinho di tim musim ini. Sebab, pelatih asal Portugal itu terus mendorong para pemain menjadi lebih baik, terutama untuk dirinya yang baru pulih dari cedera. ”Dia menempatkan mentalitas pemenang di kepala kami setiap hari. Ketika Anda dalam masalah dan melihat Mourinho, Anda seolah memiliki semangat tambahan untuk mengatasinya,” pesan pemain asal Massa, Italia tersebut.