Lifter Indonesia, Ni Nengah Widiasih, menyumbangkan medali pertama untuk kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Dia meraih perak melalui angkatan terbaik, 98 kilogram, yang dicapai pada kesempatan ketiga.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Lifter Indonesia, Ni Nengah Widiasih, menyumbangkan medali pertama untuk kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Dalam perebutan medali angkat berat kelas 41 kilogram di Tokyo International Forum, Jepang, Kamis (26/8/2021), lifter asal Karangasem, Bali, itu meraih perak dengan angkatan terbaik 98 kilogram yang dicapai pada kesempatan ketiga.
Hasil itu membuat Ni Nengah memperbaiki prestasinya. Di kelas yang sama pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, lifter kelahir 12 Desember 1992 itu merebut perunggu dengan angkatan terbaik 95 kg pada kesempatan kedua.
Ni Nengah kembali mengharumkan nama Indonesia di Paralimpiade yang saat ini berlangsung di Tokyo. Terima kasih Ni Nengah.
”Ni Nengah kembali mengharumkan nama Indonesia di Paralimpiade yang saat ini berlangsung di Tokyo. Terima kasih, Ni Nengah,” ujar Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto, yang menyampaikan apresiasi itu di akun Instagram pribadinya, Kamis.
Dalam laga itu, emas diraih lifter China, Guo Lingling, dengan angkatan terbaik 108 kg pada kesempatan ketiga. Adapun perunggu direbut oleh lifter Venezuela, Clara Sarahy Fuentes Monasterio, dengan angkatan terbaik 97 kg pada kesempatan kedua.
Ni Nengah praktis bersaing ketat dengan Monasterio dan lifter Inggris, Zoe Newson, untuk masuk tiga besar. Untuk kesempatan pertama, Ni Nengah tampil hati-hati dengan memasang target 96 kg atau 1 kg di bawah Monasterio, tetapi 3 kg di atas Newson. Ketika laga dimulai, Ni Nengah dan Newson berhasil menyelesaikan angkatan dengan baik, sedangkan Monasterio gagal. Hasil kesempatan pertama membuat Ni Nengah berada di urutan kedua dan Newson di urutan ketiga.
Memasuki kesempatan kedua, Ni Nengah coba menaikkan angkatan menjadi 98 kg, Monasterio tetap 97 kg, dan Newson naik drastis menjadi 97 kg. Sayangnya, Ni Nengah dan Newson gagal melakukan angkatan, sedangkan Monasterio sukses menyelesaikan tugasnya. Hasil itu membuat Ni Nengah turun ke urutan ketiga dan Newson turun ke urutan keempat, sedangkan Monasterio naik ke urutan kedua.
Pada kesempatan ketiga atau terakhir, Ni Nengah tetap berupaya mengangkat beban 98 kg dan Newson tetap 97 kg, sedangkan Monasterio mencoba naik menjadi 99 kg. Ternyata, Ni Nengah berhasil menyelesaikan tugasnya, sedangkan Newson dan Monasterio gagal. Hasil itu memastikan Ni Nengah meraih perak, sedangkan Monasterio puas dengan perunggu dan Newson tetap di urutan keempat.
China tak terbendung
Sementara itu, lifter China, Guo Lingling, yang akhirnya merebut emas nyaris tidak terbendung. Sejak angkatan pertama, lifter asal Handan, China, itu langsung memasang target angkatan 105 kg, sedangkan para pesaingnya di bawah 100 kg. Target itu pun bisa dia selesaikan dengan mulus, sekaligus memecahkan rekor Paralimpiade yang dipegang lifter Turki, Nazmiye Muslu Muratli, dengan angkatan terbaik 104 kg yang dicetak pada Paralimpiade 2016.
Meski angkatan 108 kg di kesempatan keduanya gagal, Lingling bisa menuntaskan angkatan 108 kg di kesempatan ketiga yang memastikannya merengkuh emas dan mempertajam rekor Paralimpiade sekaligus rekor dunia atas namanya sendiri dengan 107 kg pada kejuaraan di Dubai, Uni Emirate Arab, 19 Juni 2021.
Kemudian, lifter China kelahiran 18 Agustus 1989 itu mendapatkan kesempatan keempat untuk mempertajam rekor Paralimpiade dan rekor dunianya. Dia mencoba mengangkat barbel seberat 109 kg dan dia melakukan dengan sukses.
Lingling sejatinya spesialis kelas 45 kg. Dia pernah dua kali menjadi juara dunia kelas tersebut, yakni pada 2019 di Nur Sultan, Kazakhstan, dan pada 2017 di Mexico City, Meksiko. Di Kejuaraan Dunia 2019, dia memecahkan rekor dunia dengan angkatan terbaik 118 kg yang bertahan hingga sekarang. Dia juga mendapatkan emas kelas tersebut pada Asian Para Games 2018 Jakarta.
Jelang Paralimpiade 2020, Lingling memilih turun ke kelas 41 kg. Salah satu ambisi utamanya adalah memecahkan rekor dunia dan Paralimpiade di Paralimpiade 2020. ”Mentalitas dan keberanian yang kuat adalah hal terpenting dalam angkat berat,” ujar lifter China yang mulai berlatih angkat berat pada 2010 tersebut, dilansir Paralympic.org.