PSSI dan LIB Diminta Tegas Menerapkan Protokol Kesehatan
Seusai menerima izin dari Kapolri, Liga Indonesia akan bergulir kembali, dimulai dari tiga laga awal Liga 1 mulai Jumat ini. Kini, PSSI dan LIB diminta memastikan prokes dipatuhi secara disiplin demi keberlanjutan liga.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Liga sepak bola Indonesia akan dimulai lagi pada Jumat (27/8/2021) yang dibuka dengan laga BRI Liga 1 antara Bali United dan Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pukul 19.00. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta Persatuan Sepak Bola Indonesia ataupun PT Liga Indonesia Baru tegas dalam menerapkan protokol kesehatan demi keberlanjutan ajang tersebut.
Saya minta Direktur Utama PT LIB (Akhmad Hadian Lukita) ataupun PSSI memastikan semua protokol kesehatan dijalankan dengan disiplin dan ketat. Kalau ada yang melanggar, lakukan tindakan keras. Ini semua untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia.
”Saya minta Direktur Utama PT LIB (Akhmad Hadian Lukita) ataupun PSSI memastikan semua protokol kesehatan dijalankan dengan disiplin dan ketat. Kalau ada yang melanggar, lakukan tindakan keras. Ini semua untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. Semoga ini bisa dipahami setiap pemilik klub dan pimpinan kelompok suporter supaya kompetisi tidak ada gangguan dan berlangsung hingga akhir,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dalam pertemuan virtual bersama PSSI, PT LIB, pemilik klub, serta kelompok suporter, Selasa (24/8/2021).
Kepastian bergulirnya Liga 1 dan Liga 2 didapat seusai penyerahan izin kompetisi dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada Zainudin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/8/2021). Namun, sebagai langkah awal, PT LIB baru merilis tiga laga awal Liga 1, yakni Bali United dan Persik, Persipura Jayapura dan Persita Tangerang di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/8), serta Bhayangkara FC dan Persiraja Banda Aceh di Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Minggu (29/8).
Liga bakal berlangsung dengan protokol kesehatan ketat, antara lain terpusat di kawasan Jawa. Semua anggota klub menjalani sistem gelembung yang pergerakannya dibatasi dari hotel dan arena latihan ataupun pertandingan. Sebelum laga, mereka menjalani tes Covid-19, yakni hasil negatif tes usap PCR sehari sebelum laga dan hasil negatif tes usap antigen pada hari pertandingan. Semua laga tidak boleh dihadiri penonton dan penonton dilarang melakukan nonton bareng di luar arena.
Zainudin mengatakan, pemerintah sangat mendukung Liga Indonesia bergulir kembali. Ini penting untuk keberlanjutan pembinaan sepak bola, terutama menyiapkan pemain muda guna mengikuti Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia pada 2023 mendatang. Akan tetapi, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, semua pihak yang terlibat pun harus berkomitmen penuh untuk mendukung upaya pemerintah mengatasi pandemi tersebut.
Berkaca dari turnamen pra-musim Piala Menpora 2021 selama 21 Maret-25 April lalu, kejuaraan memang berlangsung lancar, tetapi muncul peristiwa negatif tepat setelah laga final atau partai puncak, yakni arak-arakan suporter Persija Jakarta di Jakarta dan huru-hara suporter Persib Bandung di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, Piala Menpora tidak sepanjang liga sepak bola yang bisa bergulir berbulan-bulan.
Maka itu, lanjut Zainudin, mewanti-wanti agar semua pihak yang terlibat mematuhi semua protokol kesehatan yang berlaku. Jika ada pelanggaran, PSSI ataupun PT LIB wajib langsung memberikan sanksi tegas kepada pelakunya. Masyarakat atau para pendukung klub yang berpartisipasi juga patut mendukung semua protokol kesehatan tersebut.
Zainudin akan memantau langsung pelaksanaan liga guna memastikan tidak ada pelanggaran protokol kesehatan. Kalau ada pelanggaran dan menimbulkan kluster Covid-19, liga terancam dihentikan. ”Ini sesuai peringatan Kapolri ketika memberikan izin liga agar semua pihak bertanggung jawab jangan sampai liga menimbulkan kluster Covid-19,” ujarnya.
Komitmen penuh
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyadari bahwa protokol kesehatan adalah harga mati yang menentukan nasib liga. Terbukti, jadwal Liga 1 baru terbit untuk tiga laga awal. Itu karena segenap pihak terkait, seperti Satgas Covid-19, BNPB, Kementerian Kesehatan, Kemenpora, dan Polri, ingin mengevaluasi penerapan protokol kesehatan selama tiga laga tersebut. Jika tiga laga ini berlangsung aman dan lancar, jadwal selanjutnya bisa diterbitkan.
Namun, laga-laga selanjutnya pun terus diawasi dan dievaluasi oleh pihak-pihak tersebut. Kalau ada pelanggaran, sanksi berat pasti menanti dan bisa turut berimbas pada keberlanjutan liga. ”Kami semua berkomitmen untuk mematuhi semua protokol kesehatan yang berlaku. Sebab, jika ada pelanggaran, semuanya yang terimbas. Insya Allah, itu tidak ada masalah karena kami punya pengalaman menggelar Piala Menpora yang terbukti berlangsung aman dan lancar selama jadwal pelaksanaan,” kata Iriawan.
Lukita menerangkan, guna memastikan protokol kesehatan berjalan sesuai aturan, pihaknya sudah membentuk tim Satgas Covid-19 yang diketuai Direktur Operasional PT LIB. Mereka juga membuat pakta integritas antara klub dan PT LIB serta klub dan pemain mengenai komitmen semua pihak mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Sanksi pun sudah disiapkan, Misalnya, jika ada yang melanggar aturan atau keluar dari gelembung, yang bersangkutan tidak boleh masuk ke stadion meskipun secara aturan liga bisa bermain. Yang bersangkutan harus diperiksa dan dikarantina terlebih dulu untuk memastikan kesehatannya.
”Kalau memang yang dimaksud tidak diketahui ke mana, terpaksa kami masukkan dia ke ruang pemeriksaan. Takutnya dia terpapar (Covid-19) selama berada di luar gelembung,” ujar Lukita.