Jejak Kaki Pebalap Indonesia di Balapan 24 Jam Le Mans
Sean Gelael menjalani debutnya di ajang balapan 24 jam Le Mans. Kerja keras Sean dan kawan-kawan tak mengecewakan karena mereka berhasil naik ke podium.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·5 menit baca
LE MANS, MINGGU — Podium kedua yang direbut pebalap Indonesia, Sean Gelael, dan kawan-kawan pada balapan 24 jam Le Mans atau balapan seri keempat FIA World Endurance Championship (WEC) 24 Hours of Le Mans di kelas LMP2 menjadi sejarah dalam olahraga otomotif Tanah Air. Inilah pertama kalinya pebalap Indonesia berpartisipasi dalam lomba legendaris, balapan 24 jam Le Mans, bahkan mampu menjejakkan kaki di atas podiumnya.
Sean Gelael bersama Tom Blomqvist dan Stoffel Vandoorne berada di bawah bendera tim JOTA#28. Balapan 24 jam Le Mans edisi ke-89 tersebut menandai debut Sean di salah satu balapan terberat yang pernah ada.
Kami belum menang, target kami juara dunia. Hasil P2 di Le Mans bagus, tetapi target besarnya bukan itu. Kami masih harus kerja keras.
”Kami belum menang, target kami juara dunia. Hasil P2 di Le Mans bagus, tetapi target besarnya bukan itu. Kami masih harus kerja keras,” kata Sean dalam konferensi pers virtual, Senin (23/8/2021) malam WIB.
Balapan yang menguras fisik dan konsentrasi pebalap itu sangat menantang karena berlangsung 24 jam nonstop, Sabtu-Minggu (21-22/8). Balapan digelar di Sirkuit de la Sarthe, Le Mans, Perancis, yang panjangnya 13,6 kilometer. Salah satu sirkuit terpanjang di dunia itu sebagian besar terdiri atas trek yang ideal untuk mencapai kecepatan maksimal.
Balapan 24 jam Le Mans adalah balapan terpanjang pada enam seri balapan FIA WEC. Balapan seri pertama berlangsung di Sirkuit Spa Francorchamps, Belgia, selama delapan jam pada Mei. Seri kedua di Sirkuit Portimao, Portugal, juga digelar selama delapan jam pada Juni. Adapun seri ketiga di Sirkuit Monza, Italia, selama enam jam pada bulan Juli.
Sean yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, Pertamina, dan BNI itu mendapat giliran pertama mengemudikan mobil. Sesuai dengan peraturan, setiap pebalap minimal mengemudikan mobil selama enam jam. Setiap pebalap juga harus membalap pada malam hari dengan mengandalkan lampu mobil.
Kondisi minim penerangan itu sangat berbeda dengan balapan malam hari pada balapan Formula 1. Pada balapan Formula 1, cahaya lampu di sirkuit mampu membuat balapan malam hari seperti siang hari.
Pola yang dipakai Sean dan rekan setimnya adalah setiap pebalap akan duduk di belakang setir selama dua jam, kemudian istirahat. Pebalap tersebut akan beraksi lagi sekitar empat jam, kemudian setelah giliran dua pebalap lainnya. Strategi untuk mengatur istirahat menjadi penting dalam balapan Le Mans.
Tim JOTA#28 memulai balapan dari posisi ketujuh sesuai dengan hasil kualifikasi. Blomqvist yang mendapat tugas untuk mengikuti kualifikasi mencatatkan waktu 3 menit 29,835 detik.
Catatan waktu tersebut hanya selisih satu posisi sebagai syarat masuk sesi hyperpole. Pada balapan 24 Jam Le Mans terdapat sesi khusus, yaitu hyperpole. Sesi ini mengadu enam pebalap tercepat di setiap kelas dari babak kualifikasi untuk memperebutkan pole position. Meskipun gagal masuk hyperpole, tim JOTA#28 optimistis dapat merebut podium karena mereka memiliki pace atau kecepatan putaran yang cukup baik.
Prediksi itu menjadi kenyataan ketika tim JOTA #28 berhasil finis pada posisi kedua setelah menyelesaikan 363 putaran. Mereka hanya terpaut 0,727 detik dari pebalap tim WRT#31 yang finis pertama.
Posisi ketiga kelas LMP2 ditempati pebalap tim Panis Racing#65. Sementara itu, tim ”tetangga”, yakni JOTA#38 (Roberto Gonzales, Antonio Felix Da Costa, dan Anthony Davidson) harus puas di peringkat kedelapan kelas LMP2.
Sabar dan fokus
Balapan 24 jam Le Mans dimulai pada Sabtu pukul 15.00 waktu setempat atau 21.00 WIB. Hujan lebat yang turun saat start mempersulit Sean. Bahkan, ia terlempar dari posisi sepuluh besar.
Namun, Sean tetap sabar dan fokus untuk kembali di posisi awal. Blomqvist yang mendapat giliran setelah Sean memanfaatkan kondisi lomba setelah mobil safety car membawanya ke posisi pertama. Namun, panitia menganggap Blomqvist melanggar aturan.
Kesalahan Blomqvist adalah melindas garis putih saat masuk pit. Kesalahan kedua, saat keluar pit, Blomqvist salah masuk rombongan. Mestinya dia keluar di belakang rombongan Safety Car B, tetapi pebalap Inggris itu justru di belakang rombongan Safety Car A.
Akibatnya, pebalap ketiga, yaitu Vandoorne, harus membalap dalam kondisi menerima penalti. Vandoorne pun keluar dari posisi sepuluh besar. Namun, Vandoorne tetap tenang sehingga tim JOTA#28 dapat memperbaiki posisi secara perlahan dari posisi keenam naik ke posisi ketiga.
Saat Sean kembali memegang kemudi, tim JOTA #28 sudah menduduki posisi ketiga. Sean terlibat persaingan ketat dengan tim Panis Racing#65. Menjelang akhir balapan, posisi terdepan, yaitu tim WRT#14, mengalami kerusakan sehingga mobilnya berhenti di trek. Kesempatan ini tidak disia-siakan tim JOTA #28 yang langsung menyodok di posisi kedua.
Hasil balapan ini membawa Sean dan kawan-kawan memimpin klasemen sementara LMP2 berkat poin dobel yang berlaku khusus untuk balapan 24 jam Le Mans. Sean, Vandoorne, dan Blomqvist mengoleksi 89 angka. Mereka mengungguli tim WRT #31 yang mengantongi nilai 81.
Menurut Sean, kondisi gelap menjadi tantangan di Le Mans. Jarak lampu mobil tidak jauh sehingga visibilitas hanya sekitar 100 meter. ”Paling sulit pada balapan malam hari adalah persepsi jarak dan kecepatan. Perlu adaptasi 1-2 lap. Ini menjadi pengalaman terbaik buat saya,” kata Sean.
Sean menuturkan, masih ada dua seri di Bahrain yang berlangsung beruntun. Mereka harus bersiap untuk dua seri di Bahrain dengan mengevaluasi strategi dan kekurangan di Le Mans.
”Penalti kedua memang kesalahan besar, kami kehilangan banyak waktu karena harus stop and go. Di lap terakhir, saya mendengar melalui radio tim ada peluang juara. Kalau ada satu lap lagi, mungkin kami yang juara. Selisih dengan mobil lain hanya beberapa detik,” kata Blomqvist.
Blomqvist menambahkan, tahun ini tim bekerja keras menyiapkan mobil yang kencang. Seminggu sebelum balapan Le Mans, Sean telah menguji mobil yang hasilnya tak mengecewakan.
Sementara itu, pebalap tim WRT#31, Robin Frijns, mengakui, timnya menghadapi persaingan ketat dengan Sean dan kawan-kawan dari tim JOTA #28.
”Kami memiliki pace yang sangat bagus, bahkan sedikit lebih cepat dari tim JOTA. Namun, dua jam terakhir balapan penuh masalah. Lalu, saya kehilangan pace setelah ada kerusakan pada mobil. Tim JOTA sangat cepat 4-5 detik pada setiap lap,” ujarnya, seperti dirilis laman 24h-lemans.com.
Podium di seri keempat belum menjadi tujuan akhir. Tim JOTA #28 akan kembali bertarung pada balapan seri kelima FIA WEC di Bahrain pada 30 Oktober 2021 yang berlangsung enam jam dan seri keenam di Bahrain pada 6 November 2021 yang berlangsung delapan jam.