Maverick Vinales direkrut oleh Yamaha pada 2017 dari Suzuki dengan harapan bisa merajai MotoGP di atas YZR-M1. Namun, asa itu kandas, hingga perpisahan Vinales dan Yamaha pun terasa getir.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
GERNO DI LESMO, JUMAT – Hubungan antara Maverick Vinales dan Yamaha terlanjur rusak menyusul insiden beruntun sejak MotoGP seri Jerman pada pertengahan Juni lalu. Protes Vinales yang merasa dianggap remeh pun berujung kesepakatan pemutusan kontrak di akhir musim ini.
Namun, jalan tengah itu justru memburuk setelah jeda musim panas, Vinales dijatuhi skors oleh tim Yamaha pada seri Austria karena mengoperasikan motor dengan berbahaya pada seri Styria. Kerusakan hubungan sudah terlalu parah hingga kini mereka memutuskan mengakhiri kontrak kerja sama lebih awal.
Yamaha dan Vinales menyepakati akhir kerja sama yang semula pada akhir musim 2021, akan efektif pada Jumat (20/8/2021). Keputusan ini sudah diperkirakan menyusul pernyataan beberapa hari lalu, bahwa dirinya tidak tahu apakah hubungan dirinya dengan Yamaha akan bisa membaik lagi. Pebalap asal Spanyol itu sudah meminta maaf kepada Yamaha dan mengakui kesalahannya, tetapi atmosfer kerja sudah tidak sehat.
"Menyusul keputusan bersama kami di Assen untuk berpisah setahun lebih awal, juga diputuskan untuk berkomitmen menyelesaikan musim ini dengan upaya maksimal dari kedua belah pihak. Namun, pada seri Styria balapan tidak berjalan sesuai yang kami harapkan, dan dengan menyesal itu tidak berakhir dengan baik," ujar Vinales.
"Setelah melalui pertimbangan mendalam oleh kedua belah pihak, akan lebih baik untuk mengakhiri kerja sama sesegera mungkin," lanjut juara kelas Moto3 pada 2013 itu.
"Saya sangat berterima kasih kepada Yamaha atas kesempatan sangat besar yang diberikan. Saya juga berterima kasih atas dukungan yang mereka berikan kepada saya dalam 4,5 tahun balapan dan akan terus dikenang dengan rasa bangga atas pencapaian-pencapaian kami bersama," lanjut Vinales.
"Saya akan selalu menghormati Yamaha dan mendoakan mereka yang terbaik," pungkas pebalap berusia 26 tahun itu.
Ketegangan di antara Vinales dan Yamaha mulai terkuak setelah Vinales mencurahkan isi hatinya seusai finis terakhir di Sachsenring, pada 18 Juni. Dia sangat kecewa, dan mengaku dirinya tidak pernah mendapatkan motor yang dia inginkan. Bahkan, dia merasa diajari untuk mengendarai M1 dengan menggunakan data rekan setimnya, Fabio Quartararo yang mampu mengendalikan M1 hingga menjadi pemimpin klasemen sementara MotoGP 2021.
Vinales sudah tidak nyaman di tim pabrikan Yamaha, dan memutuskan berpisah lebih awal dari kontrak yang baru berakhir 2022 setelah seri Belanda. Padahal, dia finis kedua dalam balapan di Sirkuit Assen itu. Namun, bagi Vinales, podium tertinggi yang seharusnya dia raih, jika berkaca pada race pace selama sesi latihan.
Setelah jeda musim panas sepanjang Juli, Vinales kembali dengan semangat baru. Namun, pada seri Styria dia frustasi dengan performa M1 yang membuat dirinya tidak bisa kompetitif. Dalam suasana hati yang tidak bagus itu, ia pun mengoperasikan M1 dengan tidak semestinya. Dia beberapa kali menggeber motor hingga mencapai batas putaran mesin yang bisa merusak mesin, serta membahayakan dirinya serta pebalap lain. Dia kemudian diskors tidak balapan pada seri Austria akhir pekan lalu.
Setelah melalui pertimbangan mendalam oleh kedua belah pihak, akan lebih baik untuk mengakhiri kerja sama sesegera mungkin.
"Di Assen, Yamaha dan Vinales sudah mengumumkan keputusan bersama untuk mengakhiri lebih cepat kerja sama yang semula 2021-2022 dan menyudahi itu di akhir 2021. Komitmen dibuat oleh pebalap dan tim untuk melanjutkan hingga akhir musim ini, dengan tim menjamin memberikan dukungan penuh dan pebalap memberikan usaha maksimalnya sehingga kami bisa mengakhiri proyek dengan \'gaya\'," ujar Managing Director Yamaha MotoGP Lin Jarvis, Jumat (20/8).
"(Tetapi) dengan menyesal pada seri Styria balapan tidak berjalan atau berakhir dengan baik dan kemudian setelah melalui pertimbangan mendalam oleh kedua pihak, keputusan bersama dicapai yaitu akan lebih baik bagi kedua belah pihak jika kami mengakhiri kerja sama lebih awal. Perpisahan lebih awal akan membuat pebalap bebas menentukan arah masa depan yang dipilihnya, juga akan membuat tim bisa memfokuskan upayanya pada balapan tersisa musim 2021 dengan pebalap pengganti, yang saat ini belum ditentukan," lanjut Jarvis di laman resmi tim Monster Energy Yamaha.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih Yamaha kepada Maverick. Yamaha akan terus merawat kenangan indah dan mengapresiasi pekerjaan kedua belah pihak dalam 4,5 tahun bersama-sama, yang memberi kami delapan kemenangan, 24 podium, dan dua kali posisi ketiga pada 2017 dan 2019 dalam klasemen umum pebalap," ujar Jarvis.
"Kami mendoakan Maverick yang terbaik di masa depan," pungkas Jarvis.
Vinales akan mengabiskan MotoGP musim ini sebagai penonton. Tetapi, ada peluang dirinya mulai mencoba motor Aprilia RS-GP yang akan menjadi tunggangannya musim depan. Menjelang pengumuman pemutusan kontrak lebih awal dengan Yamaha ini, Vinales sudah dipastikan akan menjadi rekan setim Aleix Espargaro mulai musim 2022. Dia diharapkan memberi masukan penting dalam pengembangan motor baru tim pabrikan asal Italia itu. Bahkan, Espargaro juga senang ada Vinales untuk bersama-sama membawa Aprilia sebagai tim pesaing juara. Saat ini, Aprilia menjadi satu-satunya tim yang belum meraih podium.
Menyusul kepergian Vinales ke Aprilia, serta keputusan pensiun Valentino Rossi di akhir musim ini, posisi pebalap tim pabrikan dan satelit Yamaha menjadi teka-teki. Saat ini, pebalap yang diunggulkan menjadi rekan setim Quartararo di Monster Energy Yamaha adalah pebalap Petronas SRT Yamaha Franco Morbidelli yang sedang cedera. Jika Morbidelli promosi ke tim pabrikan, tim satelit Yamaha akan memiliki dua pebalap baru yang hingga kini masih menjadi teka-teki. Salah satu pebalap yang berpotensi membela SRT Yamaha musim depan adalah pebalap binaan mereka, Jake Dixon, yang kini tampil di Moto2.
Jika Dixon benar tampil pada MotoGP seri Inggris di Silverstone pada 29 Agustus bersama Petronas SRT Yamaha, maka dia bisa dipastikan akan promosi kelas elite musim depan. Dixon menjadi salah satu pilihan SRT Yamaha jika pebalap penguji Yamaha Cal Crutchlow ditarik menggantikan Vinales mulai seri Inggris. Selama ini, Crutchlow mengisi posisi Morbidelli yang masih dalam pemulihan cedera lutut.