Matangkan Prokes Covid-19, Uji Coba Digelar September
Meskipun waktu pelaksanaan PON Papua kini kian mepet, PB PON tetap akan menggelar uji coba pada awal September. Uji coba untuk memastikan kesiapan berbagai hal, termasuk protokol kesehatan, itu hanya diikuti atlet lokal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua akan menggelar uji coba mulai awal September 2021. Selain memastikan kesiapan arena dan peralatan tanding, uji coba PON Papua itu bertujuan mematangkan implementasi protokol kesehatan Covid-19.
”Selain memastikan kesiapan semua komponen yang terlibat, fokus utama uji coba itu adalah kesiapan protokol kesehatan selama ajang ini berlangsung,” ujar Ketua II Panitia Besar PON Papua Roi Letlora ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Sebelum uji coba itu, telah digelar pula simulasi di sejumlah cabang olahraga di empat kluster penyelenggara PON Papua, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Simulasi itu telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir, terutama sejak awal Agustus ini. Adapun PON itu akan digelar pada 2-15 Oktober 2021.
Uji coba PON baru bisa digelar pada awal hingga akhir September mengingat sejumlah peralatan pertandingan belum sampai atau dipasang di sejumlah arena. Semua peralatan itu ditargetkan tiba dan terpasang, akhir Agustus ini.
”Sejauh ini, pendistribusian peralatan sudah sesuai jadwal. Hampir semuanya (peralatan) masuk dalam bulan ini. Saat ini lagi dipasang di arena-arena. Hanya satu cabor yang peralatannya baru bisa masuk pada awal September. Kalau semuanya masuk, uji coba bisa terselenggara pada awal September ini,” katanya.
Nantinya, uji coba PON Papua hanya digelar di beberapa cabor dan difokuskan ke cabor beregu yang memainkan banyak pertandingan, salah satunya akuatik. Setelah itu, hasil uji coba bisa diimplementasikan ke semua cabang pada hari penyelenggaraan.
”Uji coba mesti tuntas sebelum pertandingan pertama PON, yakni di cabang sofbol yang mulai berlangsung pada 22 September,” tutur Roi.
Hanya atlet lokal
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Ade Lukman berkata, uji coba PON hanya akan diikuti atlet-atlet lokal yang tidak mengikuti PON Papua. ”Mengingat waktu yang mepet dengan hari penyelenggaraan PON, tidak mungkin uji coba mengundang atlet-atlet dari luar Papua,” katanya.
Berkaca dari Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, tidak semua cabang melakukan uji coba. Hanya 12 cabang. Kendati demikian, itu sangat efektif sebagai bahan evaluasi pada hari penyelenggaraan.
Ade menuturkan, uji coba lebih difokuskan kepada cabang-cabang yang akan digelar lebih dulu di masing-masing kluster penyelenggara, seperti sofbol, paralayang, dan wushu. Akan tetapi, jadwal pasti uji coba itu belum ditentukan karena masih menunggu kesiapan arena dan peralatan secara 100 persen.
”Yang pasti, uji coba akan dilaksanakan. Arena-arena mana saja dan peralatan yang sudah siap akan langsung diujicobakan,” ungkap Ade.
Setali tiga uang, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto berharap uji coba PON Papua itu bisa dilaksanakan. Hal itu penting untuk memastikan kesiapan dan kekurangan yang ada. Kalau tidak ada uji coba, pemerintah khawatir panitia tidak memahami langkah antisipasi atau perbaikannya ketika muncul kendala di hari penyelenggaraan.
”Saat ini kan masih suasana pandemi Covid-19. Panitia harus paham betul apa langkah yang patut dilakukan (tes Covid-19) sebelum peserta menjalani pertandingan dan ketika ada yang positif Covid-19. Ini benar-benar situasi yang tidak sederhana. Maka itu, wajib dipersiapkan dengan matang,” ungkap Gatot.
Selain itu, ungkap Gatot, uji coba itu sebaiknya mengutamakan kualitas, alih-alih kuantitas. Maksudnya, uji coba sebaiknya tidak harus menunggu hingga semua arena dan peralatan siap. Menurutnya, uji coba itu bisa digelar di arena yang telah siap infrastruktur dan peralatannya.
Nantinya, hasil uji coba itu bisa menjadi patokan untuk diterapkan di arena-arena lainnya pada hari penyelenggaraan. ”Berkaca dari Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, tidak semua cabang melakukan uji coba, ketika itu. Hanya 12 cabang. Kendati demikian, itu sangat efektif sebagai bahan evaluasi pada hari penyelenggaraan,” tuturnya.
Terkait distribusi peralatan, Gatot menyampaikan, pengadaan peralatan yang menjadi tanggungjawab Kemenpora mulai dilakukan pada Mei lalu. Mayoritas peralatan itu didatangkan dari luar negeri. Maka itu, proses pendistribusiannya baru dimulai Agustus ini.
Kemenpora menargetkan semua peralatan telah tiba di masing-masing kluster pada akhir Agustus 2021. ”Proses pendistribusian ini cukup memakan waktu. Sebab, setibanya di Jakarta dari luar negeri, barang-barang itu dikirim lagi dari Jakarta menuju Papua. Belum lagi ada kendala di tengah jalan, seperti akses ke pergudangan,” ujarnya.