Hujan Hadirkan Drama di Spielberg
Hujan mengubah hasil balapan MotoGP Seri Austria secara dramatis, dengan Brad Binder memenangi pertaruhan di trek basah. Ini balapan liar hingga peraih posisi kedua dan ketiga tidak tahu mereka meraih podium.
SPIELBERG, MINGGU — Hujan mulai mengguyur Sirkuit Red Bull Ring saat balapan MotoGP seri Austria menyisakan enam putaran, Minggu (15/8/2021). Tiga pebalap terdepan yang semula nyaman mulai disusul oleh tiga pebalap di belakangnya. Dua lap kemudian, lima pebalap masuk pit mengganti motor dengan ban basah karena hujan semakin deras, tetapi Brad Binder tetap melanjutkan balapan dengan ban slick. Pebalap KTM itu memenangi pertaruhan dengan memenangi balapan meskipun tanpa rem dan berulang kali nyaris terjatuh.
”Itu sangat menakutkan,” ujar Binder di parc ferme diikuti senyum.
Kemenangan kedua Binder setelah Seri Ceko pada 2020 ini diraih dengan pertaruhan sangat besar. Saat dia memutuskan melanjutkan balapan, saat balapan menyisakan lima putaran, pebalap asal Afrika Selatan itu tahu dirinya akan menghadapi apa. Ya, dia praktis tidak bisa mengerem di sejumlah tikungan. Dia pun tidak bisa memacu motor dengan kencang karena ban slick tidak ada daya cengkeram di trek yang basah. Bahkan, menjelang finis, Binder sangat melebar, hampir keluar lintasan, padahal motor melaju sangat pelan.
Baca juga : ”Martinator” Jagoan Baru Ducati
Saat hujan mulai turun, saya berpikir apakah akan mengganti motor atau mengambil pertaruhan dengan tetap di luar, saya mengambil pertaruhan. Sangat sulit dan beberapa kali nyaris terjatuh, saya juga tidak memiliki rem.
”Saat hujan mulai turun, saya berpikir apakah akan mengganti motor atau mengambil pertaruhan dengan tetap di luar, saya mengambil pertaruhan. Sangat sulit dan beberapa kali nyaris terjatuh, saya juga tidak memiliki rem. Namun, memenangi balapan di depan pendukung tuan rumah sungguh menyenangkan. Ini sudah lama sekali sejak saya memenangi balapan,” ujar Binder.
Saat melewati garis finis, Binder meninju ke udara dengan tangan kirinya. Di garasi tim KTM, teriakan pecah menyambut kemenangan krusial ini. Binder mengambil pertaruhan ini karena dia tidak memiliki apa pun untuk dipertaruhkan, berbeda dengan lima pebalap yang berganti motor. Mereka adalah Marc Marquez, Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, Jorge Martin, dan Joan Mir. Mereka bertaruh meraih poin sebesar mungkin untuk membuka pintu meraih gelar juara musim ini.
Bagnaia dan Martin akhirnya finis di posisi kedua dan ketiga meskipun mereka sempat tidak tahu bahwa mereka meraih podium. Kekacauan itu dimulai saat balapan menyisakan lima putaran, dan Jack Miller serta Alex Rins masuk pit mengganti motor dengan ban basah karena bendera hujan telah dikibarkan pada lap sebelumnya.
Baca juga : Fabio Quartararo Melempem di Trek Setengah Basah
Memasuki lap keempat, persaingan podium menjadi sangat ketat dengan lima pebalap hanya berjarak seperseratus detik. Balapan awalnya dipimpin oleh Marquez, diikuti Bagnaia dan Quartararo. Namun, mereka tidak bisa memacu motor karena hujan sehingga Martin, Mir, dan Binder merapat. Bahkan, mereka sempat hampir bersamaan saat memasuki tikungan.
Hujan kemudian memaksa lima pebalap, Marquez, Bagnaia, Quartararo, Martin, dan Mir, masuk ke pit mengganti motor dengan ban basah. Sementara Binder memilih tetap di trek dalam kondisi trek mulai diguyur hujan. Marquez kemudian terjatuh pada putaran terakhir karena terlalu keras memacu motor. Pebalap Repsol Honda itu masih bisa melanjutkan balapan dan finis di posisi ke-15. Quartararo juga gagal meraih podium dengan finis ketujuh, tetapi dia masih memimpin klasemen dengan 181 poin, unggul 47 poin atas pebalap Ducati, Francesco ”Pecco” Bagnaia, yang finis kedua di Seri Austria.
Pecco nyaris meraih kemenangan pertamanya di MotoGP dengan memimpin balapan sejak start hingga putaran ke-24 dari total 28 lap. Hujan merusak peluang pebalap asal Italia ini. ”Tidak mudah balapan dengan kondisi gerimis karena sangat sulit memacu motor. Kemudian, setelah 22 putaran, enam putaran terakhir, mulai turun hujan, dan sulit untuk membuat keputusan mengganti motor atau tidak,” ujar Pecco.
”Kami berusaha dan pada lap terakhir saya senang melihat pebalap di depan yang menggunakan ban slick dan saya mendahului mereka. Namun, saya tidak berpikir berhasil (meraih podium), saya pikir saya di posisi keempat, tetapi kemudian saya melihat ternyata saya di posisi kedua,” ujar Pecco.
Baca juga : Marquez Bersinar di Kala Hujan
”Saya sangat dekat dengan kemenangan dan tentu harus bekerja lebih keras lagi. Balapan hari ini sangat ketat dan saya telah mengerahkan semuanya. Saya senang, sangat senang dengan hasil ini,” pungkas Pecco yang mengakui Binder sangat berani mengambil pertaruhan karena nyaris mustahil mengendalikan motor dalam kondisi hujan dengan ban slick.
Peraih podium ketiga, Martin, awalnya juga tidak tahu dirinya meraih podium. ”Hari ini sungguh sulit dipercaya. Balapan yang sangat sulit,” kata pebalap tim Pramac Racing itu.
Balapan paling menarik
MotoGP Seri Austria menjadi balapan paling menarik musim ini, dengan persaingan ketat sejak start. Setelah lampu merah padam, perebutan posisi terdepan berlangsung antara Martin, Bagnaia, dan Quartararo. Bagnaia memenangi persaingan dan memimpin balapan hingga putaran ke-24 dari total 28 lap. Di belakangnya, Martin dan Quartararo sempat bersenggolan hingga keduanya melebar.
Quartararo sempat tertahan di posisi ketujuh dan para pebalap Ducati mendominasi, dengan empat pebalap di posisi lima besar, yakni Bagnaia, Johann Zarco, Martin, dan Jack Miller. Mereka hanya diselingi oleh pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, di posisi keempat. Juara dunia enam kali MotoGP itu membuntuti Martin dan mereka pun empat kali saling mendahului memperebutkan posisi ketiga. Zarco perlahan kehilangan peluang masuk podium, hingga dia terjatuh di tikungan 9 pada putaran ke-19.
Baca juga : Puncak Perselisihan Vinales dan Yamaha
Pada 10 putaran terakhir, tiga pebalap terdepan sudah mulai konsisten. Bagnaia tetap memimpin, diikuti Quartararo dan Marquez. Satu lap kemudian, Marquez mulai menekan Quartararo dan sempat berdampingan sebelum memasuki tikungan. Tekanan ini membuat Quartararo terlambat mengerem hingga melebar dan posisi kedua diambil oleh Marquez. Marquez kemudian menekan Bagnaia yang memimpin balapan sejak start dan pada putaran ke-22 sempat mendahului, tetapi kemudian diambil alih lagi oleh Pecco.
Memasuki lima putaran terakhir, Miller dan Rins masuk pit mengganti motor dengan ban basah karena bendera hujan telah dikibarkan sejak lap sebelumnya. Memasuki lap keempat, persaingan juara menjadi sangat ketat, dengan lima pebalap hanya berjalak seperseratus detik. Bahkan mereka sempat hampir bersamaan masuk tikungan. Lima pebalap, Marquez, Bagnaia, Quartararo, Martin, dan Mir, masuk ke pit mengganti motor dengan ban basah. Sementara Binder memilih tetap di trek dalam kondisi trek mulai diguyur hujan.
Binder berspekulasi dengan menjadi pemimpin balapan, disusul oleh Aleix Espargaro dan Valentino Rossi. Namun, posisi cepat berubah karena motor sudah sangat sulit dikendalikan. Marquez yang berusaha kembali ke zona podium justru terjatuh saat balapan kurang dua putaran. Dia terlalu memaksa motor dan peluangnya meraih podium pun hilang.
Saat balapan selesai, helikopter terbang di atas Sirkuit Red Bull Ring mengibarkan spanduk bergambar Valentino Rossi dan nomor 46. Ini menjadi ucapan perpisahan bagi ”The Doctor” yang akan pensiun di akhir musim ini.