Pengaspalan Lintasan Utama Sirkuit Mandalika Selesai
Pengaspalan lintasan utama Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, selesai dilakukan. Mandalika pun siap menjadi tuan rumah ajang balap motor World Superbike dan MotoGP.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KUTA MANDALIKA, KOMPAS — Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, siap digunakan untuk berbagai ajang balap internasional, khususnya World Superbike pada November 2021 dan MotoGP pada Maret 2022. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia telah menyelesaikan pengaspalan lintasan utama sirkuit sepanjang 4,31 kilometer tersebut. Pencapaian itu diharapkan turut mendorong kebangkitan pariwisata nasional pascapandemi.
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC Abdulbar M Mansoer menyampaikan hal itu pada acara Seremonial Penyelesaian Pekerjaan Pengaspalan dan Serah Terima Pertama Pembangunan Mandalika Street Circuit di Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Minggu (15/8/2021).
Turut hadir dalam acara yang berlangsung di tikungan kedua dan ketiga Sirkuit Mandalika itu, antara lain, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Kepala Kepolisian Daerah NTB Inspektur Jenderal M Iqbal, Komandan Korem 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani, dan Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri.
Selain itu, ada juga Asisten Deputi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Sartin Hia, Direktur Operasi Infrastruktur PT PP (Persero) Yul Ari Pramuraharjo, dan Direktur Konstruksi dan Pengembangan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Dwianto Eko Winarya.
Abdulbar mengatakan, pembangunan Sirkuit Mandalika dimulai pada Juli 2020. Berbagai persoalan dihadapi, mulai dari masalah tanah hingga cuaca. ”Berkat dukungan berbagai pihak, masalah tanah bisa diselesaikan dengan baik. Selain itu juga sempat hujan, bahkan bajir tahun lalu. Alhamdulillah, bisa kami persembahkan (Sirkuit Mandalika),” katanya.
Abdulbar menambahkan, pekerjaan pengaspalan pada jalur utama Sirkuit Mandalika menggunakan tiga alat finisher dengan teknologi satelit. Hal ini menjamin kualitas permukaan dan kemiringan sesuai desain. Apalagi, pengawasannya dilakukan langsung oleh tenaga profesional.
Hal itu membuat Sirkuit Mandalika menjadi salah satu sirkuit yang menawarkan kecepatan hingga 330 kilometer per jam. Meski begitu, pada saat yang sama, sirkuit ini juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi pebalap. ”Kita (hari ini) sudah menapaki sirkuit dan siap dipakai untuk balap kapan pun,” kata Abdulbar.
Direktur Konstruksi dan Pengembangan MGPA Dwianto Eko Winaryo menjelaskan, penyelesaian pengaspalan setelah lapisan terakhir rampung dilakukan. Lapisan terakhir menggunakan stone mastic asphalt (SMA) atau pengaspalan yang mengandalkan batu dengan batu.
Menurut Dwianto, karena menggunakan SMA, dibutuhkan tipe aspal yang memiliki performance grade (tingkat performa) yang tinggi. Karena itu, di Mandalika digunakan yang memiliki nilai 82, yang baru keluar sekitar tahun 2014-2015. Campuran seperti itu baru digunakan di beberapa sirkuit dunia, seperti Silverstone, Inggris; Dubai; dan Philip Island, Australia.
Keseluruhan
Menurut Abdulbar, secara keseluruhan, pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK) Mandalika telah mencapai 92 persen. JKK adalah nama yang dipilih karena jalur ini bersifat multifungsi. Tidak hanya untuk ajang Superbike atau MotoGP, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan olahraga lainnya.
Di luar pengaspalan lintasan utama yang memiliki 17 tikungan dan panjang 4,31 kilometer, juga telah selesai pemasangan concrete barrier dan pembangunan terowongan (tunnel). Terowongan berfungsi sebagai akses penonton ke area sirkuit, area layanan, hotel, serta fasilitas lain di dalam area lintasan.
Selain itu, fasilitas pendukung lainnya, seperti race control dan pit building, sedang dikerjakan. Juga sedang disiapkan pusat kesehatan yang dilengkapi tempat pendaratan helikopter di dalam sirkuit serta fasilitas parkir.
Abdulbar menambahkan, pada 12 Agustus lalu, juga telah dilakukan virtual assessment yang merupakan rangkaian dari kegiatan homologasi (sertifikasi dalam dunia balap). Kegiatan itu diikuti oleh perwakilan dari Dorna Sport, Ikatan Motor Indonesia (IMI), dan MGPA.
Menurut Abdulbar, pernilaian secara virtual itu merupakan yang pertama di dunia. Pihak Dorna Sport selaku penyelenggara MotoGP mengapreasiasi pembangunan Sirkuit Mandalika. Hal itu meningkatkan kepercayaan diri ITDC untuk menuntaskan penantian panjang Indonesia selama 26 tahun untuk kembali menjadi tuan rumah balap motor kelas dunia.
”Semoga momen penyelesaian sirkuit sebelum 17 Agustus menjadi pemicu untuk kebangkitan bangsa kita melewati masa-masa pademi. Juga kebangkitan pariwisata nasional pascapandemi,” kata Abdulbar.
Prioritas
Zulkieflimansyah mengapresiasi selesainya pengaspalan lintasan utama Sirkuit Mandalika tepat waktu. Ia berjanji akan melapor ke Presiden Joko Widodo terkait hal itu.
Zulkieflimansyah berharap semua pihak ikut mendorong terciptanya iklim yang kondusif dan positif sehingga NTB bisa siap menjadi tuan rumah pada ajang internasional mendatang. Salah satunya lewat penanganan penyebaran Covid-19.
”Kami termasuk yang percaya, salah satu upaya untuk mengedalikan Covid-19 adalah vaksinasi. Oleh karena itu, dengan laporan hari ini, pemerintah pusat akan memberikan prioritas (untuk vaksinasi) yang lebih kepada NTB karena kami berkejaran dengan waktu,” kata Zulkieflimansyah.
Abdulbar juga menyampaikan sejumlah harapan ke pemerintah pusat, khususnya untuk World Superbike pada November mendatang. Pertama, terkait jumlah penonton yang diperbolehkan datang ke Mandalika.
”Kedua, tentang sponsorship fee. Di mana-mana di dunia, hal itu disiapkan oleh negara sebagai country branding,” kata Abdulbar.
Hal ketiga adalah terkait fasilitas untuk pusat kesehatan. ”Kami sudah siapkan pusat kesehatan. Tetapi alatnya tidak boleh karena harus dari Kementerian Kesehatan,” kata Abdulbar.
Hal lainnya adalah tentang visa khusus, terutama jika ITDC diperbolehkan menyelenggarakan balapan dengan penonton 30.000 per hari sesuai usulan. Oleh karena itu, dukungan untuk visa khusus dari instansi terkait sangat penting.