Liga Inggris edisi 2021-2022 kedatangan empat manajer baru. Di tengah keraguan publik, mereka sangat berambisi untuk menghadirkan capaian baik bagi tim asuhannya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Liga Primer Inggris musim 2021-2022 menjadi momen bersejarah bagi empat manajer debutan. Satu dari mereka tidak asing lagi di kompetisi paling terkemuka di dunia itu, yakni Patrick Vieira yang kembali ke Inggris sebagai Manajer Crystal Palace. Vieira pernah menjadi salah satu gelandang terbaik bersama Arsenal dengan delapan trofi, masing-masing empat trofi di ajang liga dan Piala FA.
Lalu, ada tiga muka baru yang benar-benar belum pernah merasakan persaingan di Liga Primer. Mereka adalah Xisco Munez di Watford, Bruno Lage di Wolverhampton Wanderers, dan Thomas Frank, pelatih pertama Brentford dalam musim perdana di kasta tertinggi kompetisi Inggris itu.
Kehadiran empat manajer debutan itu secara umum diragukan bisa memanaskan persaingan di papan tengah. Pasalnya, di luar empat tim raksasa, mereka akan menghadapi sejumlah manajer berpengalaman, seperti Marcelo Bielsa (Leeds United), Steve Bruce (Newcastle United), Dean Smith (Aston Villa), dan Rafael Benitez (Everton).
Hal itu terlihat dari prediksi sejumlah bursa taruhan di Inggris, seperti Betfair dan Paddy Power, yang memasukkan tiga dari empat manajer debutan itu dalam daftar lima besar manajer yang akan dipecat di tengah musim. Vieira berada di daftar teratas, disusul Munez. Selanjutnya, ada Bruce, Ralph Hasenhuettl (Southampton), dan Lage.
Keraguan terhadap Vieira cukup beralasan. Vieira masih amat hijau sebagai juru taktik. Mantan pemain tim nasional Perancis itu selalu dipecat di dua klub awal yang memercayakan dirinya sebagai pelatih, yakni New York City di Liga Mayor Amerika Serikat dan Nice di Liga Perancis. Pada dua tim itu, catatan kemenangan Vieira amat rendah, yaitu 44,4 persen di New York City dan hanya 39,3 persen di Nice.
Meski begitu, Crystal Palace amat percaya dengan Vieira dengan langsung mengontraknya tiga musim. Selain itu, Vieira juga dibekali dana transfer yang mencukupi. Di bursa transfer musim panas ini, Palace telah mengeluarkan 50 juta euro (Rp 843,8 miliar) untuk mendatangkan tiga pemain muda, yakni Marc Guehi (21) dari Chelsea U-23, Joachim Andersen (25) dari Olympique Lyon, dan Michael Olise (19) dari Reading. Olise adalah Pemain Muda Terbaik Liga Sepak Bola Inggris (EFL) musim 2020-2021. Harapan petinggi dan pendukung Palace ialah Vieira bisa mendongkrak prestasi tim untuk masuk 10 besar dari posisi 14 di musim lalu.
”Saya sangat bersemangat dengan kesempatan kembali ke Liga Primer dan memulai lembaran baru bersama Palace. Proyek tim ini menarik minat saya dan kami amat berambisi memperkuat tim dengan sejumlah pemain muda dan akademi,” ujar Vieira dilansir laman Palace, Jumat (13/8/2021).
Bekal mumpuni
Adapun tiga manajer debutan lainnya punya modal mumpuni untuk bersaing di Liga Primer. Thomas Frank, misalnya, telah belajar banyak dari tiga musimnya menangani Brentford. Dia memulai karier di ruang ganti Brentford sebagai asisten manajer pada 2016. Melalui proses panjangnya itu, Frank membantu ”Si Lebah” lolos untuk pertama kali ke Liga Primer setelah mengalahkan Swansea di babak play-off Divisi Championship musim lalu.
”Kami telah mencapai puncak gunung setelah memenuhi target promosi ke Liga Primer. Tetapi, kami memahami ada gunung yang lebih tinggi dan terjal yang perlu kami taklukkan, untuk membuktikan kami bisa bersaing di level tertinggi,” kata Frank kepada The Independent.
Sejak musim perdana Liga Primer 1992-1993, prestasi terbaik tim debutan dicetak Newcastle United, yang menduduki posisi ketiga musim 1993-1994. Kala itu, ”The Magpies” dilatih oleh Kevin Keagan, yang juga menjalani debut sebagai manajer di Liga Primer.
Sementara itu, Munez dan Lage telah berpengalaman mengantarkan tim sebelumnya meraih trofi liga. Munez membawa Dinamo Tbilisi juara Liga Georgia 2020. Dia hijrah ke Watford pada 21 Desember 2020 dan hanya butuh empat bulan untuk mengembalikan Watford ke Liga Primer.
Sebelum menerima pinangan Wolverhampton, Lage baru melatih satu tim di level kompetisi profesional, yakni Benfica, klub raksasa Portugal. Meski begitu, manajer kelahiran Setubal, Portugal, itu telah mengoleksi satu gelar Liga Portugal edisi 2018-2019. Bekal prestasi itu menghadirkan atmosfer positif bagi skuad Wolves.
”Kami telah menjalani dua musim yang baik di Liga Primer. Kini, kami bertekad untuk meningkatkan level tim di bawah manajer baru,” ucap Leander Dendoncker, gelandang Wolves, seperti dilansir laman klub.
Dalam dua musim terakhir tidak ada manajer debutan di Liga Primer yang dipecat di tengah jalannya kompetisi. Catatan tersebut menjadi motivasi empat wajah baru di pinggir lapangan itu, untuk membuktikan kelayakan mereka bersaing di liga terbaik di dunia. (AP)