Catur tidak hanya olahraga untuk mengejar prestasi. Pada catur, banyak manfaat yang diperoleh untuk melatih karakter generasi muda. Maka itu, catur disarankan sebagai media pembentukan karakter di kalangan pemuda.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan manfaat multidimensinya, catur bisa menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang bisa memperkuat karakter generasi muda. Hal itu sangat berguna agar pemuda-pemudi Indonesia mampu bersaing di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat.
Itulah salah satu tujuan utama penyelenggaraan Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur 2021 yang berlangsung secara daring, yakni kualifikasi pada 14-15 Agustus 2021 dan final pada 21 Agustus 2021. Festival edisi ketiga ini diikuti oleh 1.360 peserta dari 924 sekolah dari 24 provinsi, yang terdiri dari 354 sekolah dasar, 281 sekolah menengah pertama, dan 289 sekolah menengah atas.
Festival itu dibuka langsung Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim secara daring, Sabtu (14/8/2021). Dalam sambutannya, Nadiem mengatakan, kemampuan memecahkan masalah dengan langkah logis sangat diperlukan sejak usia dini guna menjawab tantangan masa depan. ”Maka itu, pemerintah mendorong pendidikan berlandaskan logika dan numerasi,” ujarnya.
Namun, lanjut Nadiem, pendidikan berlandaskan logika dan numerasi itu tidak hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Hal itu juga bisa diasah dari kegiatan ekstrakurikuler, seperti bermain catur. Apalagi olahraga ini menuntut pemainnya berpikir kritis dan logis. ”Untuk itu, Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur ini sangat penting, terutama selama pandemi Covid-19. Tujuannya agar generasi muda tetap tumbuh secara kritis dan logis untuk menjadi generasi yang tangguh di masa depan,” katanya.
Kepala SMAK 1 Penabur Jakarta Sylviana Chrisyan mengatakan, catur tidak hanya bisa mengembangkan kecerdasan, tetapi juga penting untuk membentuk karakter ataupun pribadi yang baik dan tangguh. Paling tidak, catur bisa melatih untuk konsentrasi, merencanakan sesuatu dengan matang, ulet atau tekun, jujur, dan sportif dalam menerima kemenangan ataupun kekalahan. ”Semua itu adalah elemen penting yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Pecatur legendaris Indonesia sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Utut Adianto menyampaikan, di era post truth atau era di mana yang positif dan negatif sulit dibedakan, penguatan karakter generasi muda sangat penting. Ini sesuai pula dengan tujuan pemerintah dalam menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, unggul, dan berkarakter kuat. ”Tidak ada bangsa yang hebat tanpa karakter yang kuat,” ujarnya.
Tidak ada bangsa yang hebat tanpa karakter yang kuat.
Salah satu media untuk pembentukan karakter itu, yakni lewat olahraga yang salah satunya catur. Dalam catur, ada tahapan yang perlu dijalani secara bertanggungjawab dan berintegritas mulai dari belajar, latihan, bertanding, hingga menerima hasil. ”Jadi, kegiatan festival catur seperti ini tidak hanya untuk mencetak prestasi, tetapi juga turut menciptakan karakter yang kuat dalam diri semua peserta,” kata Utut.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Gus Imam Pituduh, ada tiga dimensi manfaat dari catur, yakni mengolah pikiran, tubuh, dan jiwa. Selain cocok di era post truth, itu juga bermanfaat di tengah pandemi Covid-19. ”Setidaknya, catur mengajarkan kita untuk tidak boleh menyerah dengan keadaan, bersabar, dan terus berpikir kreatif untuk keluar dari permasalahan,” tuturnya.
Ajang ketiga
Ketua Panitia Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur Budijanto Gunawan mengatakan, festival itu terselenggara berkat kerja sama BPK Penabur dengan Sekolah Catur Utut Adianto dan PB Percasi. Ini merupakan ajang ketiga setelah pada 2019 diselenggarakan secara tatap muka dan pada 2020 yang dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19.
Awalnya, kegiatan itu cuma diikuti oleh pelajar BPK Penabur. Akhirnya, muncul gagasan agar kegiatan ini bisa diikuti oleh peserta dari luar BPK Penabur atau dilakukan secara terbuka mulai tahun ini. Di samping pertandingan, panitia pun membuat kegiatan pelatihan dan pengenalan sistem laga yang menggunakan salah satu aplikasi permainan catur daring. ”Semua laga dilaksanakan dengan menerapkan protokol FIDE (Federasi Catur Internasional),” terangnya.
Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya sangat mengapresiasi inisiatif BPK Penabur menyelenggarakan festival catur dalam tiga tahun terakhir. Dia berharap, ajang itu bisa konsisten diselenggarakan setiap tahunnya dan menjelma sebagai salah satu gelaran besar yang selalu ditunggu di masa mendatang.
Selain niat mulia untuk membentuk karakter generasi muda yang menjunjung kejujuran, kedisiplinan, dan keimanan yang tinggi, ajang itu bisa menjadi salah satu kawah candradimuka dalam melahirkan bibit pecatur baru. Tidak menutup kemungkinan, kelak lahir Utut Adianto baru, Susanto Megaranto baru, Irene Kharisma Sukandar baru, atau Medina Warda Aulia baru dari gelaran tersebut.