Fabio ”El Diablo” Quartararo Melempem di Trek Setengah Basah
Fabio Quartararo selalu mengalami kesulitan memacu motor dalam kondisi trek basah, seperti pada sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Austria. Bahkan, kepercayaan dirinya anjlok karena daya cengkeram ban belakang minim.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, JUMAT — Hujan masih menjadi momok terbesar bagi pemuncak klasemen sementara MotoGP, Fabio Quartararo. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu belum menemukan resep jitu mengendalikan motor dalam kondisi trek licin dan minim daya cengkeram ban.
Titik lemah pebalap berjuluk ”El Diablo” itu terkuak musim lalu di Le Mans, saat mengawali balapan di posisi start terdepan tetapi finis ke-9 akibat hujan. Dia kembali mengalami masalah yang sama saat menjalani sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Jumat (13/8/2021).
Quartararo yang sangat cepat di trek kering, seperti saat finis ketiga pada seri Styria yang juga berlangsung di Red Bull Ring, akhir pekan lalu, langsung kehilangan daya saingnya di trek basah. Pada sesi latihan bebas pertama seri Austria, yang berlangsung di trek kering, dia masih bisa bersaing dengan pebalap Ducati yang selalu merajai Spielberg. Namun, begitu trek basah sejak awal sesi latihan bebas kedua, Quartararo tak pernah mengusik papan atas. Dia pun mengakhiri latihan bebas kedua di posisi kesembilan.
”Hari ini bukan yang terbaik karena feeling saya sangat bagus pada pagi hari saat kondisi kering. Tetapi ketika basah, saya masih belum memiliki kepercayaan diri. Kami memiliki masalah yang belum bisa kami perbaiki dan kami akan mencoba sesuatu yang benar-benar berbeda untuk berusaha menemukan apakah ada peningkatan,” ujar Quartararo.
”Dalam kondisi basah saya tidak merasa bagus. Saya bisa melakukan sesuatu untuk berada di posisi kedelapan di akhir sesi, tetapi perasaan saya sangat tidak bagus,” tegas Quartararo yang kini memimpin klasemen dengan 172 poin, unggul 40 poin dari pebalap Pramac Ducati, Johann Zarco, di posisi kedua.
Sebenarnya, trek basah tidak selamanya menjauhkan Quartararo dari podium, seperti di Le Mans musim ini. Dia masih bisa finis di posisi ketiga dalam balapan flag to flag itu di belakang Jack Miller (Ducati) yang finis terdepan dan Zarco di posisi kedua. Namun, selisih waktunya sangat jauh dengan Miller, yaitu 14,468 detik. Selain itu, Quartararo juga diuntungkan dengan terjatuhnya Marc Marquez yang sempat memimpin jauh di depan saat trek basah. Pada intinya, saat balapan dalam kondisi trek basah, El Diablo tidak memiliki kendali penuh atas balapan yang dia jalani.
Di Austria, akhir pekan ini, masalah terbesar yang dia alami adalah daya cengkeram ban belakang yang sangat minim di trek basah. ”Ini feeling ban belakang, saya tidak memiliki daya cengkeram saat memasuki tikungan, tidak ada kepercayaan diri untuk menikung dengan cepat. Kami tahu bahwa kecepatan menikung sangat penting dalam kondisi basah. Dari trek lurus menuju sudut miring rasanya sangat mengerikan. Jadi, kami perlu memperbaiki itu, menjadi lebih cepat saat basah,” tegas Quartararo dikutip Crash.
Masalah daya cengkeram ban belakang semakin mempersulit Quartararo karena trek sebagian basah dan sebagian kering. Kondisi itu membuat pengendalian lebih sulit saat melesat di trek lurus dan harus mengerem keras begitu memasuki tikungan. Kesulitan yang sama juga dialami oleh pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha, Valentino Rossi. Dia hanya menempati posisi ke-16 di akhir latihan bebas kedua, turun dua tingkat dari sesi pagi yang berlangsung kering.
”Latihan bebas 1 tidak terlalu buruk karena trek memiliki daya cengkeram yang bagus dan sudah dalam kondisi bagus jadi kami bisa bekerja sedikit untuk race pace. Rasa pengendalian cukup bagus karena saya sudah jauh lebih cepat dibandingkan pekan lalu, tetapi seperti biasa dalam balapan kedua semua sangat kuat sejak latihan bebas 1. Apa pun itu, saya tidak terlalu jauh dalam posisi dan pace saya juga cukup bagus,” ujar Rossi yang akan pensiun di akhir musim ini.
Menurut Rossi. dalam FP2 kondisinya sangat berbeda karena hujan lebat dan pada saat yang sama (kondisi) tetap sangat panas. Jadi setelah 20 menit sudah ada jalur kering. ”Performa dan rasa pengendalian motor pada awal kondisi basah sepenuhnya cukup bagus. Tetapi setelah kondisi setengah-setengah, kami sangat kesulitan karena itu tidak mudah. Itu seperti kami tidak memggunakan ban belakang dengan sangat baik dan kami kehilangan sangat banyak akselerasi,” ujar Rossi.
”Jadi kami harap, khususnya pada Minggu, balapan akan berlangsung dalam kondisi sepenuhnya basah atau sepenuhnya kering,” ujar Rossi.
Quartararo juga memilih kondisi balapan berlangsung dalam kondisi basah sepenuhnya dibandingkan setengah-setengah. Dia merasa lebih nyaman jika trek benar-benar basah. ”Saya pernah mengalami di Jepang pada 2019 ketika trek benar-benar basah dan saya menyukai itu. Ketika basah sepenuhnya, saya lebih memilih itu dibandingkan dengan kondisi yang aneh, ketika itu mulai mengering,” ujar Quartararo.
Jika hujan, saya lebih suka balapan ketika hujan merata. Saya pikir itu jauh lebih menyenangkan.
”Jika hujan, saya lebih suka balapan ketika hujan merata. Saya pikir itu jauh lebih menyenangkan. Tentu saja itu tergantung dari kondisi trek karena kami tahu tikungan 2 tempat yang cukup berbahaya. Tetapi mendapat balapan dalam kondisi sepenuhnya hujan dan kondisi trek basah bukan suatu masalah dan saya lebih suka itu dibandingkan kondisi setengah-setengah,” kata Quartararo.