Dihadiahi Rumah Rp 3,3 Miliar, Greysia/Apriyani Teruskan Tradisi PB Jaya Raya
Berbagai bonus dan hadiah terus diterima ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo, Greysia/Apriyani. Mereka dihadiahi rumah Rp 3,3 miliar dari Jaya Raya. Nama mereka bahkan diabadikan di sebuah gedung PPOP Ragunan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, mendapat penghargaan dari PB Jaya Raya sebagai klub yang membina mereka. Seperti medali emas yang dipersembahkan tiga wakil Jaya Raya dalam tiga Olimpiade lain, emas Greysia/Apriyani berbuah rumah dari PB Jaya Raya.
Greysia/Apriyani diberikan rumah, lengkap dengan isinya, masing-masing senilai Rp 3,3 miliar. Dalam acara pemberian apresiasi yang digelar di Gedung Bulu Tangkis Rudy Hartono, Ragunan, Jakarta, Sabtu (14/8/2021), Greysia/Apriyani juga mendapat kartu anggota Ancol yang berlaku seumur hidup. Hadiah tersebut diberikan oleh Yayasan Pembangunan Jaya Raya dan PT Pembangunan Jaya Ancol.
Sebelumnya, hadiah rumah juga diberikan Jaya Raya kepada pemain mereka, Markis Kido/Hendra Setiawan, yang meraih emas ganda putra Olimpiade Beijing 2008. Jaya Raya juga melahirkan Tony Gunawan/Candra Wijaya sebagai peraih emas Sydney 2000 dan Susy Susanti yang mendapat emas di Barcelona 1992, yaitu ketika bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade.
Empat emas dari pemain-pemain Jaya Raya itu menjadi bagian dari delapan emas Indonesia di ajang Olimpiade yang semuanya didapat dari cabang bulu tangkis. Atlet lain yang mencapai puncak prestasi di Olimpiade adalah Alan Budi Kusuma (Barcelona 1992), Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (Atlanta 1996), Taufik Hidayat (Athena 2004), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Rio de Janeiro 2016).
Indonesia pun menyamai China yang berhasil meraih medali emas bulu tangkis Olimpiade pada semua nomor. Selain Greysia/Apriyani, bonus juga diberikan Jaya Raya untuk tim pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis, yaitu Eng Hian (Rp 200 juta), Chafidz Yusuf (Rp 50 juta), dan Ari Subarkah (Rp50 juta).
Menjadi nama gedung
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi bonus Rp 800 juta untuk masing-masing Greysia dan Apriyani. Sebagai bentuk penghargaan lainnya, salah satu gedung di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Ragunan lantas dinamai Sasana Emas Greysia/Apriyani.
Latihannya (Greysia) rajin, selalu minta tambahan. Sering juga bertanya pada yang lebih senior. Rasa percaya dirinya memang tinggi sejak kecil.
Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya Trisna Muliadi mengapresiasi prestasi Greysia/Apriyani. Raihan medali emas mereka di Tokyo menjadi kado istimewa bagi PT Pembangunan Jaya yang tahun ini berusia 60 tahun.
"Kami dari Jaya Raya sangat berterima kasih atas prestasi yang dicapai oleh Greysia dan Apriyani karena dapat melanjutkan tradisi dari atlet binaan Jaya Raya untuk dapat menyumbangkan medali emas di Olimpiade. Ini adalah medali keempat yang diberikan atlet binaan Jaya Raya,” kata Trisna dalam laman resmi PP PBSI.
Greysia, yang berlatih di Jaya Raya sejak kecil, tak dapat menahan emosinya dalam acara pemberian penghargaan tersebut. "Saya terharu dan emosional karena di sinilah tempat latihan saya sejak kecil. Pencapaian ini berkat dukungan luar biasa dari support system di sekeliling kami. Kemenangan ini buat kita semua. Kemenangan ini untuk Indonesia," kata Greysia.
Seperti diceritakan salah satu pelatih Jaya Raya, Lany Tedjo, Greysia tiba di Jaya Raya pada 1996, yaitu saat berusia sembilan tahun. “Di antara pemain lain, dia yang paling kecil. Greysia latihan setahun di klub, sebelum dipindahkan ke pusdiklat. Sempat pindah ke PB Tangkas, lalu balik lagi ke Jaya Raya,” tutur Lany.
Ketika kembali ke Jaya Raya saat itu, pelatih Retno Kustijah meminta Greysia tinggal di asrama. Dia pun berlatih bersama lebih banyak pemain senior. “Latihannya rajin, selalu minta tambahan. Sering juga bertanya pada yang lebih senior. Rasa percaya dirinya memang tinggi sejak kecil,” lanjut Lany.
Adapun Apriyani bergabung dengan Jaya Raya sejak 2012, setelah pindah dari PB Pelita binaan Icuk Sugiarto. Kemampuan Apriyani sebagai pemain yunior ditempa di Pelita setelah dia pindah dari tempat asalnya, Konawe, Sulawesi Tenggara.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus PB Jaya Raya yang tanpa lelah selama 24 jam dan 365 hari membina atlet-atlet dari usia 10 tahun hingga mereka cukup baik untuk diberikan ke pelatnas. Apresiasi setinggi-tingginya untuk kepada Ibu Retno Kustijah, Imelda Wigoeno, dan Susy Susanti. Kami berharap dapat terus membina atlet-atlet muda untuk menjadi feeder PBSI," lanjut Trisna.