Barcelona dan Real Madrid memulai musim baru Liga Spanyol dengan kondisi tidak ideal setelah kehilangan pemain pilar. Kondisi itu menjadi peluang Atletico Madrid. Adapun sejumlah tim kuda hitam siap menciptakan kejutan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MADRID, KAMIS - Musim 2021-2022 akan menghadirkan lembaran baru bagi persaingan di seluruh aspek La Liga, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Spanyol. Hengkangnya Lionel Messi dari Barcelona serta Sergio Ramos dari Real Madrid membuat persaingan gelar juara lebih terbuka dan tidak lagi didominasi kedua klub itu.
Tidak hanya gelar juara, persaingan untuk el pichichi atau pencetak gol tersubur di La Liga juga bakal lebih terbuka. Dalam 12 tahun terakhir, Messi seakan tidak memiliki lawan sepadan karena delapan kali menutup musim dengan lebih banyak gol dibandingkan pemain-pemain lainnya di liga itu. Bahkan, Messi selalu menjadi pencetak gol terbanyak dalam lima edisi terakhir Liga Spanyol.
Dalam kurun 12 tahun terakhir, Messi hanyalah diganggu Cristiano Ronaldo dan Luis Suarez. Ronaldo meraih gelar el pichichi pada musim 2010-2011, 2013-2014, dan 2014-2015. Adapun Suarez menjadi pencetak gol tersubur pada 2015-2016.
Hengkangnya Messi dan Ramos akan mengurangi kekuatan Barca dan Real.
Selain penampilan konsisten yang ditunjukkan kedua pemain selama lebih dari 15 tahun terakhir, mereka adalah para pemimpin yang bisa menjaga harmoni sekaligus menghadirkan mentalitas juara di kedua skuad klub tersebut.
Barca memang telah mendatangkan dua penyerang, yaitu Memphis Depay dan Sergio Aguero, untuk menjadi penerus sumber gol di era tanpa Messi. Namun, keduanya tidak memiliki ”keajaiban” yang sebanding Messi, pencetak 672 gol selama 17 musim membela ”Blaugrana”.
Depay dan Aguero punya insting gol bagus, tetapi acapkali tampil inkonsisten dan rentan cedera. Aguero, misalnya, dibekap cedera di sesi latihan Barca pada awal pekan ini. Ia pun diperkirakan harus menepi selama 10 pekan.
Adapun kondisi Real tidak lebih baik. Setelah kehilangan Ramos, yang hijrah ke Paris Saint-Germain dengan status bebas transfer, mereka juga melepas Raphael Varane ke Manchester United. Alhasil, Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti hanya memiliki tiga bek tengah lain yang lebih berperan sebagai pelapis duet Ramos-Varane dalam tiga musim terakhir. Mereka adalah Eder Militao, Nacho Fernandez, dan Jesus Vallejo.
Seluruh rekan setim saya adalah pemain berkualitas. Kami optimistis bisa meraih target di musim ini. (David Alaba, Real Madrid)
Pada saat yang sama, Barca dan Real masih menahan diri untuk mendapatkan pengganti sepadan dari Messi serta Ramos. Padahal, jendela transfer hanya tersisa dua pekan lagi.
Tiga pemain yang didatangkan Barca, yakni Depay, Aguero, dan Eric Garcia, tiba tanpa harus mengeluarkan biaya. Adapun Real belum mengeluarkan uang untuk pemain baru sejak jendela transfer musim lalu.
Pasifnya strategi transfer kedua tim tidak terlepas buruknya kondisi keuangan mereka pada masa pandemi Covid-19. Pengeluaran mereka membengkak seiring tingginya gaji pemain dan proyek renovasi stadion bernilai ratusan juta euro yang dimulai pada awal 2020 lalu.
”Kehilangan Messi dan Ramos membuat perebutan gelar juara akan lebih sulit diprediksi dibandingkan beberapa tahun terakhir. Setidaknya, Atletico Madrid memiliki kesempatan meraih gelar juara liga beruntun setelah menanti 70 tahun,” ungkap Graham Hunter, pengamat La Liga, di ESPN.
Terakhir kali Atletico menjadi penguasa Spanyol dalam dua musim beruntun adalah pada tahun 1950 dan 1951. Mereka merupakan juara musim lalu.
Musim ini, Atletico jauh lebih siap dibandingkan dua rival utamanya, Barca dan Real.
Kondisi mental mereka juga lebih baik dibandingkan saat menjadi juara pada musim lalu. Mereka baru saja mendapatkan Rodrigo de Paul, tenaga baru yang bisa menghadirkan keseimbangan di lini tengah. Mereka kini pantas diunggulkan untuk juara.
”Kami adalah juara bertahan, sehingga seluruh lawan akan memandang kami sebagai tim yang harus dikalahkan. Oleh karena itu, kami tidak boleh lengah sejak laga-laga awal untuk mempertahankan gelar juara ini,” ujar Simeone seperti dikutip laman Atletico, Kamis (12/8/2021). Mereka akan memulai liga dengan bertandang ke markas Celta Vigo, Stadion Balaidos, Minggu (15/8/2021).
Adapun Barca dan Real tetap memasang target juara, meskipun menghadapi kondisi terburuk dalam dua dekade terakhir. Kedua tim raksasa itu enggan mengibarkan ”bendera putih” sebelum bertarung.
”Saya yakin Ronald (Koeman, pelatih Barca) bisa memimpin kami meraih kemenangan dan trofi di era baru tanpa Messi. Skuad kami memiliki kualitas untuk mewujudkan itu,” kata Presiden Barca Joan Laporta.
David Alaba, bek baru Real yang diboyong dengan status bebas transfer, yakin ”Los Blancos” masih bisa dominan. ”Seluruh rekan setim saya adalah pemain berkualitas. Kami optimistis bisa meraih target di musim ini,” ucap Alaba kepada Real Madrid TV.
Dominasi Barca dan Real, yang selama ini memiliki dana melimpah untuk mengumpulkan pemain bintang, memang mulai tercoreng di masa pandemi. Padahal, kehadiran para pemain bintang dengan harga selangit itu menjadi salah satu penyebab duo raksasa itu mendominasi La Liga dalam kurun hampir 20 tahun terakhir.
Sejak memasuki millenium baru, prestasi terburuk Barca ialah finis di peringkat keenam pada musim 2002-2003. Sedangkan posisi terendah Real di La Liga dalam dua dekade terakhir adalah finis keempat pada musim 2003-2004.
Pada masa terburuk Barca, yaitu 2003 silam, Real meraih trofi liga ke-29. Namun, persaingan di La Liga saat itu sangat terbuka dengan hadirnya Real Sociedad dan Deportivo La Caruna untuk mengisi peringkat tiga besar. Adapun ketika Real terlempar dari posisi tiga besar semusim berselang, Valencia hadir sebagai juara.
”Los Che”, julukan Valencia, adalah klub terakhir yang mampu menjadi kampiun Liga Spanyol di luar tiga pengoleksi trofi terbanyak, yaitu Barcelona, Real, dan Atletico Madrid.
Kejutan dari barisan kuda hitam saat itu berpotensi kembali terjadi pada musim ini. Tim-tim kuda hitam itu antara lain Sevilla, Real Sociedad, Real Betis, dan Villarreal. Mereka merebut tiket ke kompetisi Eropa setelah finis di posisi tujuh besar Liga Spanyol pada musim lalu.
Musim ini, keempat tim kuda hitam itu bisa mempersengit persaingan di empat besar. Sociedad, misalnya, punya bekal lolos ke Liga Champions Eropa berkat kematangan para bintang mudanya, seperti Mikel Oyarzabal, Alexander Isak, dan Mikel Merino. Pada laga perdana, Sociedad akan bertamu ke Stadion Camp Nou, kandang Barca, Senin (16/8/2021).
”Banyak orang mengatakan, kami memiliki peluang dengan melemahnya kekuatan Barca dan Real (Madrid). Namun, hal itu tidak akan berarti apabila kami gagal mengeluarkan level permainan terbaik secara konsisten. Kami akan fokus ke diri sendiri untuk bermain baik dari pekan ke pekan,” ucap Joseba Zaldua, bek kanan Sociedad, seperti dilansir Marca. (AP)