Tim AS sukses meraih emas Olimpiade empat kali berturut-turut seusai menaklukkan Perancis di final. Mereka membalas kekalahan pahit dari Perancis di laga pembuka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/MOHD RASFAN
Para pemain Amerika Serikat merayakan kemenangan mereka atas Perancis dalam final basket putra Olimpiade Tokyo 2020 di Arena Saitama Super, Tokyo, Jepang, Sabtu (7/8/2021). Tim AS berhasil menjuara basket putra Olimpiade empat kali berturut-turut (2008, 20012, 2016, 2020).
TOKYO, SABTU — Harga diri tim bola basket Amerika Serikat sebagai favorit juara runtuh seusai kalah dari Perancis dalam laga pembuka babak grup. Bukannya terpuruk, momen itu justru melecut semangat Kevin Durant dan rekan-rekan. Mereka menutup kisah dengan raihan emas Olimpiade Tokyo 2020 setelah menuntaskan dendam kepada Perancis di final.
AS menaklukkan Perancis, 87-82, dalam partai perebutan emas di Arena Saitama Super, Sabtu (7/8/2021). Duel ulangan laga Grup A ini berakhir manis bagi AS yang sukses meraih emas Olimpiade keempat kali beruntun (2008, 2012, 2016, dan 2020).
Kemenangan ini tidak lepas dari performa heroik Durant, forward andalan sekaligus kapten tim AS. Pemain asal klub NBA Brooklyn Nets ini menghantui pertahanan Perancis lewat tembakan perimeter pada tiga kuarter awal. Dia menjadi top skor dalam laga ini lewat sumbangan 29 poin.
Semua ini terasa indah karena banyak yang telah kami telah lalui. Banyak pemain debutan di tim ini, kondisi Covid-19 dengan ’gelembung\', juga tanpa pendukung. Kami pun membawa beban banyak orang yang berpikir kami tidak bisa kalah.
”Semua ini terasa indah karena banyak yang telah kami telah lalui. Banyak pemain debutan di tim ini, kondisi Covid-19 dengan ’gelembung\', juga tanpa pendukung. Kami pun membawa beban banyak orang yang berpikir kami tidak bisa kalah. Tetapi, kami berhasil mengalahkan semua rintangan itu bersama-sama,” ucap Durant.
Pemain tim Amerika Serikat, Devin Booker (tengah), dan pemain Perancis, Nicolas Batum (kanan), berebut bola dalam final basket putra Olimpiade Tokyo 2020 di Arena Saitama Super, Tokyo, Jepang, Sabtu (7/8/2021). Tim AS mengalahkan tim Perancis, 87-82.
Bagi tim AS, kemenangan ini terasa begitu manis. Selain meraih emas, mereka juga sukses membalaskan dendam kekalahan dari Perancis. Kekalahan di babak grup (76-83) tersebut sangatlah menyakitkan. Mereka sempat dianggap tidak akan bisa mempertahankan tiga raihan emas Olimpiade sebelumnya.
Hebatnya, tim asuhan pelatih Gregg Popovich ini mampu bangkit. Mereka semakin solid sebagai kesatuan tim dengan kekalahan tersebut. Pemain bintang ini tidak lagi meremehkan setiap lawan mereka, seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Perancis.
Sejak itu, Kevin Durant dan rekan-rekan menyapu bersih seluruh laga babak grup sampai fina, termasuk saat mereka mendominasi Perancis selama 40 menit di Arena Saitama Super. Tim AS merebut emas sekaligus harga diri mereka dalam laga pamungkas tersebut.
Pembalasan termanis ini membuat Popovich bisa tersenyum lebar. Biasanya pelatih 72 tahun dari San Antonio Spurs ini sangat jarang tersenyum meskipun timnya menang sekalipun. Dia adalah pelatih yang perfeksionis. Namun, sosok dingin itu pecah setelah meraih emas pertama sebagai pelatih AS.
AFP/GREGORY SHAMUS / POOL
Kapten tim Amerika Serikat, Kevin Durant, mencoba memasukkan bola dalam final basket putra Olimpiade Tokyo 2020 antara Perancis melawan AS di Arena Saitama Super, Tokyo, Jepang, Sabtu (7/8/2021). Tim AS mengalahkan tim Perancis, 87-82.
Pertarungan ketat
Meski AS unggul nyaris sepanjang laga, mereka menang dengan susah payah. Perancis selalu mencoba untuk membalikkan keadaan lewat center andalan mereka, Rudy Gobert.
Pemenang duel ini masih belum bisa dipastikan hingga detik terakhir laga. Pada 10 detik tersisa, AS hanya unggul 3 poin (85-82). Perancis masih punya kesempatan menyusul jika mencuri penguasaan terakhir milik AS.
Namun, AS bisa kembali menjauh dengan keunggulan 5 poin lewat dua kali tembakan bebas sempurna dari Durant. Perancis pun menyerah setelah tembakan tiga poin forward mereka, Nicolas Batum, gagal menemui sasaran.
Di kuarter terakhir, penampilan istimewa juga ditampilkan pemain inti AS, Damian Lillard (11 poin) dan Jayson Tatum (19 poin). Mereka bisa memecahkan kebuntuan tim saat Durant dijaga ketat oleh pemain lawan. Sementara Durant hanya mencetak dua poin di kuarter terakhir, lewat lemparan bebas pada detik-detik terakhir.
AFP/POOL/CHARLIE NEIBERGALL
Pemain Perancis, Rudy Gobert (tengah), berusaha melempar bola ke dalam keranjang dalam final basket putra Olimpiade Tokyo 2020 antara Perancis melawan AS di Arena Saitama Super, Tokyo, Jepang, Sabtu (7/8/2021). Tim AS mengalahkan tim Perancis, 87-82.
Kata Tatum, mereka datang ke laga final sebagai tim, bukan individu. Karena itu, semua pemain harus bisa berkontribusi untuk membantu rekan lainnya. ”Inilah tujuan kami datang, untuk menang atau pulang. Itu yang membuat semua orang harus melakukan sesuatu yang diperlukan,” ucap pemain Boston Celtics tersebut.
Kunci kemenangan AS terletak di pertahanan. AS bermain jauh lebih agresif dan gigih dibandingkan laga pembuka. Mereka mencuri bola lawan sebanyak 9 kali yang berujung 18 kali turnover untuk Perancis. Durant dan rekan-rekan sukses menghasilkan 20 poin dari turnover tersebut.
”Detail dalam permainan membuat kami kalah pada pertandingan ini. Anda tidak bisa membuat turnover sangat banyak seperti itu dalam laga penting,” kata Batum yang merupakan kapten Perancis.
Perancis sebenarnya berpeluang menang dalam laga ini. Mereka bisa memaksimalkan keunggulan tinggi badan Gobert. Gobert begitu dominan karena AS bermain tanpa center murni atau bola kecil.
AFP/ARIS MESSINIS
Ekspresi pemain Amerika Serikat, Jayson Tatum, di tengah pertandingan final basket putra Olimpiade Tokyo 2020 antara Perancis dan AS di Arena Saitama Super, Tokyo, Jepang, Sabtu (7/8/2021). Tim AS mengalahkan tim Perancis, 87-82.
Gobert, yang menghasilkan 16 poin, berkali-kali mencetak poin dengan mudah di area dalam AS. Dia mencatatkan akurasi sempurna 100 persen dari 5 lemparan. Hal tersebut memaksa pemain AS melanggar center asal tim NBA Utah Jazz ini.
Sayangnya, Gobert tidak terlalu baik dalam eksekusi lemparan bebas. Dia hanya memasukkan 46 persen percobaan lemparan bebas (6-13). Di sisi lain, guard Perancis, Evan Fournier, juga tidak bersinar seperti laga pembuka. Dia hanya menghasilkan 16 poin dengan akurasi lemparan rendah, 33 persen. (AP/REUTERS)