Liu Shiying, Orang Asia Pertama Meraih Emas Lempar Lembing
Atlet lempar lembing putri China Shiying Liu membuat sejarah untuk Asia. Dia menjadi orang China sekaligus Asia pertama yang meraih medali nomor tersebut di Olimpiade usai merebut emas lempar lembing Olimpiade Tokyo.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT – Atlet lempar lembing putri China Liu Shiying membuat sejarah bukan hanya bagi negaranya, tetapi untuk ,Asia di final lempar lembing putri Olimpiade Tokyo 2020. Berlaga di Stadion Olimpiade Tokyo, Jumat (6/8/2021), atlet berusia 27 tahun itu berhasil meraih emas dengan lemparan terbaik 66,34 meter.
Lemparan itu masih jauh di bawah rekor terbaiknya, 67,29 meter yang dicetak di Shaoxing, China pada 15 September 2020. Capaian itu pun jauh di bawah rekor Olimpiade milik atlet Kuba Osleidys Menedez dengan 71,53 meter pada Olimpiade Athena 2004, 27 Agustus 2004 atau rekor dunia Barbora Spotakova (Ceko) dengan 72,28 meter yang dicetak di Stuttgart, Jerman pada 13 September 2008.
Namun, raihan itu sudah cukup untuk membawa Liu sebagai atlet China sekaligus Asia pertama yang merebut emas ataupun medali nomor itu di Olimpiade. ”Kemenangan yang sangat berarti bagi saya dan negara saya. Saya ingin berterima kasih kepada semuanya. Sepanjang tahun lalu merupakan masa yang sulit bagi semua, termasuk saya yang sempat cedera dan ada pandemi Covid-19. Tetapi, saya mendapatkan dukungan dari semuanya,” ujar Liu dikutip Olympics.com.
Liu tampil meyakinkan dengan lemparan sejauh 66,34 meter pada upaya pertama. Atlet kelahiran Yantai, Shandong, 24 September 1993 ini sempat melakukan tiga upaya lainnya untuk mempertajam catatan di upaya pertama. Sayangnya, upaya kedua dan keempatnya gagal, sedangkan upaya ketiganya hanya mencapai 63,40 meter.
Namun, lemparan upaya pertama yang tercatat sebagai raihan terbaiknya musim ini tersebut cukup untuk membuatnya memimpin kompetisi. Dua pesaing terdekat atlet pengoleksi perak Kejuaraan Dunia 2019 Doha, Qatar ini tertinggal jauh di bawahnya, yakni peraih perak asal Polandia Maria Andrejczyk dengan 64,61 meter dari upaya kedua dan peraih perunggu asal Australia Kelsey-Lee Barber dengan 64,56 meter dari upaya keenam.
Sepanjang tahun lalu merupakan masa yang sulit bagi semua, termasuk saya yang sempat cedera dan ada pandemi Covid-19. Tetapi, saya mendapatkan dukungan dari semuanya.
”Kemenangan ini adalah mimpi masa kecil saya. Jadi, saya benar-benar menikmati kemenangan ini. Lagi pula, selama kompetisi, saya sangat fokus dan bertekad untuk mendapatkan emas. Saya berjuang untuk mencapai target itu sampai akhir. Saya menyadari persaingan ketat dari atlet lain tetapi saya tetap tenang dengan diri sendiri hingga akhir,” ujar atlet China bertinggi 179 sentimeter tersebut.
Performa buruk pesaing
Kemenangan Liu turut terbantu buruknya performa para pesaing. Andrejczyk memiliki lemparan terbaik 71,40 meter yang dicetak di Split, Kroasia, 9 Mei 2021. Akan tetapi, atlet kelahiran Suwalki, Polandia, 9 Maret 1996 itu tidak bisa menjaga konsistensi kemampuannya di Olimpiade ini.
Demikian pula Barber. Atlet Australia kelahiran East London, Afrika Selatan, 20 September 1991 ini datang ke Olimpiade Tokyo dengan status peraih emas Kejuaraan Dunia 2019. Dia juga memiliki rekor lemparan terbaik 67,70 meter yang dicetak di Luzern, Swiss, 9 Juli 2019. Namun, performanya kurang optimal di Olimpiade ini.
Selain itu, Liu diuntungkan oleh gagalnya pemegang rekor dunia Spotakova lolos ke final lempar lembing Olimpiade ini. Atlet berusia 40 tahun yang mengoleksi dua emas Olimpiade (Beijing 2008 dan London 2012) dan satu perunggu Olimpiade (Rio de Janeiro 2016) itu hanya menempati posisi ke-14 dari 29 peserta babak kualifikasi.
”Itu bukan hari saya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa dengan itu. Sangat sulit jika Anda tidak merasakannya, jika Anda tidak merasakan klik dalam melempar lembing,” terang Spotakova yang kelahiran Jablonec nad Nisou, Cekoslovakia, 30 Juni 1981 tersebut.
Sementara itu, juara bertahan atau peraih emas Olimpiade 2016 asal Kroasia Sara Kolak justru melakukan tiga pelanggaran sehingga tereliminasi di babak kualifikasi. Adapun peraih perak Rio 2016 asal Afrika Selatan Sunette Vilijoen tidak berpartisipasi dalam Olimpiade ini.