Luka Doncic Mencari Alternatif Penutup Kisah Manis
Luka Doncic belum bisa membawa pulang emas Olimpiade untuk Slovenia. Meskipun begitu, perjalanan hebat sang debutan masih bisa ditutup dengan sekeping perunggu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT – Perjalanan sensasional pebasket muda Slovenia Luka Doncic (22) berakhir kurang sempurna setelah takluk dari Perancis di semifinal Olimpiade Tokyo 2020. Meski begitu, kisah sang debutan sama sekali belum rampung. Setelah mencetak berbagai rekor pribadi di Tokyo, dia masih bisa melengkapinya dengan persembahan perunggu untuk Slovenia.
Doncic yang menjadi sorotan lewat dominasi sepanjang Olimpiade, hanya bisa terduduk lemas di bangku cadangan seusai bel panjang pada semifinal di Arena Saitama Super, Kamis (5/8/2021). Setelah menyumbang triple-double (16 poin, 10 rebound, 18 asis), pemain NBA dari klub Dallas Mavericks ini harus melihat Slovenia takluk satu poin dari Perancis, 89-90.
Akibat beda satu poin itu, impian Doncic meraih emas Olimpiade pupus di semifinal. “Saya tidak berpikir kami bermain hebat, tetapi kami ada di sana (bisa bersaing). Kami punya kesempatan terakhir dan tidak berhasil memasukkannya,” kata Doncic selepas laga.
Slovenia hanya tinggal beberapa sentimeter lagi untuk menggapai final. Namun, lemparan lay-up Clement Preperic pada detik terakhir, yang sudah sangat dekat dengan keranjang, berhasil digagalkan aksi blok dari forward Perancis Nicolas Batum. Blok itu menggagalkan pertemuan Slovenia dengan Amerika Serikat di partai perebutan emas.
Bagi Doncic, kekalahan ini bukanlah skema sempurna untuk menutup debut sensasional di Tokyo. Kekecewaan tersebut begitu terlihat dari ekspresinya yang terlihat sangat hancur.
Kendati demikian, calon wajah masa depan NBA ini masih punya pelampiasan untuk mengobati luka kekalahan tersebut. Caranya adalah meraih medali perunggu pada Sabtu malam. Slovenia akan berhadapan dengan Australia, yang kalah dari AS, dalam partai perebutan perunggu.
Jika menang, Doncic akan menjadi pahlawan negaranya. Slovenia yang merupakan tim debutan akan meraih medali Olimpiade pertama. Mereka akan menjadi debutan yang sukses meraih medali sejak terakhir kali dilakukan oleh Kroasia (perak) dan Lithuania (perunggu) pada Olimpiade Barcelona 1992.
Perunggu ini, meski bukan yang terbaik, cukup untuk melengkapi kehebatan Doncic di Olimpiade. Sang point guard akan membuat tim debutan berperingkat ke-16 dunia versi FIBA ini, jauh melampaui prediksi banyak orang.
Prestasi bersama tim akan menyempurnakan “gelar” individu yang telah diraih Doncic. Dia bisa dikatakan sebagai pemain terbaik sepanjang Olimpiade. Hal itu diakui langsung oleh pelatih tim lawan yang dikalahkannya, mulai dari Julio Lamas (Jepang) sampai Sergio Hernandez (Argentina).
Pengakuan itu tidak lepas dari berbagai catatan hebat yang dibuat Doncic selama Olimpiade. Misalnya, dia membuat dua catatan spesial sekaligus dalam laga semifinal kemarin. Pemain berambut pirang ini menyandingkan diri dengan peraih rekor Olimpiade.
Tidak ada hal lain yang bisa saya berikan selain hormat. Olahraga ini milik-nya. Dia adalah masa sekarang, dan juga masa depan.
Doncic menjadi pemain ketiga sepanjang sejarah yang menghasilkan triple-double. Dia juga menjadi pebasket pertama yang melakukan triple-double sejak terakhir kali diciptakan pebasket megabintang AS, LeBron James (London 2012).
Jumlah 18 assist, juga menjadi catatan kedua terbanyak sepanjang masa. Pelatih Perancis Vincent Collet sampai terkejut dengan performa itu. “Saya mengawalnya dengan pemain terbaik yang kami miliki, untuk meredamnya, tetapi dia malah tetap bisa mencetak 18 assist,” katanya.
Catatan itu hanyalah sebagian dari pencapaian gemilangnya. Sebelumnya, peraih Rookie of The Year NBA 2018-2019 ini juga menggapai urutan kedua pencetak skor terbanyak dalam satu laga, (48 poin), setelah mengalahkan Argentina pada laga pembuka.
Doncic juga sempat mempertahankan rekor suci bersama Slovenia, sebelum akhirnya takluk dari Perancis. Dia selalu membawa negaranya menang (17 kali beruntun) sejak pertama kali tampil pada 2017. Semua catatan itu menjadikannya sosok yang sangat spesial.
Kehebatan itu yang membuat Batum terkesima. Forward Perancis dari tim NBA Los Angeles Clippers itu menghibur Doncic ketika terpuruk seusai laga. Batum berkata kepadanya, dia adalah lawan yang paling ditakuti.
Tidak hanya di Olimpiade, Doncic juga selalu merepotkan tim Batum di NBA. “Tidak ada hal lain yang bisa saya berikan selain hormat. Olahraga ini milik-nya. Dia adalah masa sekarang, dan juga masa depan,” ucap Batum. (AP/REUTERS)