Tim AS kembali ke final Olimpiade untuk empat kali beruntun. Melawan Australia di semifinal, sang juara bertahan lagi-lagi menampilkan karakter mesin diesel yang sudah menelan banyak korban.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Tim bola basket Amerika Serikat memastikan langkah ke partai puncak setelah menang dramatis atas Australia, 97-78, di semifinal Olimpiade Tokyo 2020 pada Kamis (5/8/2021). Kevin Durant dan kawan-kawan kembali menelan korban baru dengan permainan lambat panas ibarat mesin diesel.
Banyak yang memprediksi tim AS yang bertabur bintang NBA akan tumbang di tangan Australia. Mereka tertinggal 26-41 pada medio kuarter kedua. Di titik ini, AS seakan bermain tanpa jiwa, sementara tim lawan yang dipimpin guard NBA, Patty Mills, tampil penuh gairah.
”Saya akan sangat terkejut jika pemain kita (AS) bisa kembali dari ketinggalan 15 poin ini. Australia dengan pemain NBA mereka tampil terlalu bagus,” kata pengamat ternama NBA, Skipp Bayless, sebelum paruh pertama berakhir.
Namun, tiba-tiba tim asuhan Pelatih Gregg Popovich ini mendapatkan angin kedua setelah timeout. Lewat poin beruntun dari Durant dan Jrue Holiday, AS menipiskan jarak menjadi hanya tiga poin saat paruh laga, 42-45.
Setelah kembali dari ruang ganti, AS seperti menjadi tim yang berbeda. Mereka mengulangi kisah kebangkitan yang juga menghancurkan harapan Ceko di babak grup dan Spanyol di perempat final.
Durant, yang mencetak 23 poin dan 9 rebound, memimpin tim AS berbalik unggul pada kuarter ketiga. Mereka menciptakan laju angka 25-4 untuk mengakhiri kuarter dengan keunggulan 74-55. Kuarter pamungkas tidak banyak berubah. Kejutan sang juara bertahan tiga kali beruntun sukses menjatuhkan mental Mills dan rekan-rekan.
Saya pikir mereka ingin mengejutkan kami di awal, dengan harapan kami akan panik. Namun, kami tidak. Kami bangkit, bertarung dengan energi luar biasa pada kuater ketiga.
”Saya pikir mereka ingin mengejutkan kami di awal, dengan harapan kami akan panik. Namun, kami tidak. Kami bangkit, bertarung dengan energi luar biasa pada kuater ketiga,” kata Durant kepada NBC setelah kembali menjadi pencetak skor terbanyak untuk AS.
Tim peringkat satu dunia versi FIBA ini bisa bangkit berkat para penembak yang mulai menemutkan ritme. Penembak andal seperti Devin Booker (20 poin), Khris Middleton (11 poin), dan Jayson Tatum (9 poin) baru mulai produktif setelah akhir kuarter kedua.
Ledakan para penembak ini dimulai dengan masuknya lemparan tiga poin Booker setelah 16 menit laga berlalu. Sebelum itu, mereka gagal memasukkan satu pun lemparan tiga poin dari 10 kali percobaan.
Tembakan Booker memberikan rasa percaya diri kepada skuad AS. Setelah itu, mereka sukses memasukkan 8 dari 17 percobaan tembakan tiga poin, dengan akurasi sangat tinggi mencapai 47 persen.
Sebaliknya, tim Australia berhasil diredam oleh pertahanan kokoh lawan. Dua andalan mereka, Mills (15 poin) dan Joe Ingles (9 poin), tidak bisa mendominasi lagi seperti ketika laga perempat final lawan Argentina. Akurasi lemparan mereka hanya 40 persen, jauh di bawah AS dengan 63 persen.
Kisah lambat panas nyaris serupa terjadi dalam dua laga AS sebelumnya. Mereka tidak pernah unggul pada kuarter pertama, tetapi selalu bisa membalikkan keadaan pada kuarter ketiga.
Di perempat final lawan juara dunia Spanyol, mereka berhasil bangkit setelah tertinggal 10 poin pada akhir babak kedua, untuk menang 95-81. Sementara itu, AS juga sempat tertinggal 7 poin dari Ceko pada akhir kuarter pertama laga terakhir babak grup, kemudian menang telak 119-84.
Meskipun dengan langkah tertatih-tatih, Popovich memastikan skuad asuhannya lolos empat kali beruntun ke final Olimpiade. Di final, mereka akan bertemu pemenang dalam laga Perancis versus Slovenia yang akan berlangsung nanti malam. Adapun Perancis merupakan satu-satunya tim yang mengalahkan AS di Olimpiade kali ini. (AP/REUTERS)