Simone Biles bangkit dari keterpurukan mental untuk meraih medali perunggu di final balok keseimbangan. Sosok ”Ratu Senam” yang selama ini dinanti di Tokyo telah kembali.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TOKYO, SELASA — Pesenam artistik andalan Amerika Serikat, Simone Biles (24), mengakhiri kisah frustrasi di Olimpiade Tokyo 2020 dengan senyum lebar. Setelah mundur dari final tim dan tiga nomor final individu karena problem kesehatan mental, Biles bangkit dan memutuskan tampil di final balok keseimbangan yang berujung pada raihan medali perunggu.
Kejutan besar terjadi di Ariake Gymnastic Center, Selasa (3/8/2021). Biles yang diprediksi akan kembali mengundurkan diri dalam final individu terakhir, balok keseimbangan, justru memilih tampil untuk pertama kali sejak final tim, Selasa lalu.
Sang ”Ratu Senam” tampil percaya diri di tengah bayangan gejolak selama sepekan terakhir. Meski bukan penampilan terbaiknya, dia berhasil meraih nilai cukup tinggi, yakni 14,000. Nilai itu cukup untuk membuat Biles naik podium ketiga, di bawah dua pesenam China, Chenchen Guan (14,633) dan Xijing Tang (14,233).
Saya bangga karena bisa melakukan ini setelah apa yang dilewati. Saya sama sekali tidak berharap pulang dengan medali karena melakukan ini untuk diri sendiri. Jadi, (di pikiran saya) apa yang terjadi nanti, terjadilah.
”Saya bangga karena bisa melakukan ini setelah apa yang dilewati. Saya sama sekali tidak berharap pulang dengan medali karena melakukan ini untuk diri sendiri. Jadi, (di pikiran saya) apa yang terjadi nanti, terjadilah. (Medali) ini untuk semua orang yang sudah membantu,” kata Biles.
Kebangkitan Biles sangatlah luar biasa. Dia bisa mengembalikan percaya diri setelah mengalami twisties di final tim. Twisties, istilah untuk kehilangan kontrol tubuh dan pikiran di udara, adalah mimpi terburuk bagi pesenam.
Prestasi ini menjadikan Biles sebagai pesenam AS paling berprestasi di Olimpiade. Dia meraih total 7 medali dari Rio 2016 dan Tokyo 2020 untuk menyamai rekor milik mantan pesenam, Shannon Miller.
Biles tidak hanya menegaskan statusnya sebagi salah satu pesenam terhebat sepanjang masa. Lewat penampilan pamungkas itu, dia juga mengakhiri kekhawatiran ”dunia” kepadanya. Biles yang trauma untuk tampil dalam sepekan terakhir sekarang sudah baik-baik saja.
Peraih 32 medali di Olimpiade dan kejuaraan dunia ini begitu fokus ketika tampil di final. Dia menggabungkan gerak gemulai sekaligus energik di atas balok. Berkali-kali, Biles melakukan salto dan lompatan tanpa kesalahan berarti.
Biles mengakhiri routine itu dengan lompatan salto dua kali ke arah belakang dari balok menuju matras. Dia mendapat sambutan riuh dari seluruh orang di arena lomba. Mulai dari para pesenam, pelatih, jurnalis, sampai juri, menyambut kembalinya Sang Ratu.
Senyum lebar pesenam setinggi 1,42 meter ini pun menyinari seisi Ariake Gymnastic Center. Dia lalu memeluk hangat pelatihnya, Cecile Landi, yang selalu mengawasi dari samping balok. Biles kembali menjadi sosok ceria seperti biasa yang tidak pernah terlihat selama di Tokyo.
”Kesehatan mental adalah hal yang harus diutamakan. Jika tidak, Anda tidak akan pernah bisa menikmati olahraga yang dimainkan. Dan, Anda juga tidak akan bisa sukses seperti yang diharapkan,” ujar Biles tentang keputusan tampil di final terakhir dan mengundurkan diri di final-final sebelumnya.
Keputusan tampil ini sama sekali tidak mudah. Biles dan Landi sudah datang ke Ariake Gymnastyc Center saat dua setengah jam sebelum final berlangsung. Biles berlatih rutin gerakan untuk memastikan dirinya siap. Sang pelatih sangat sigap mengawasinya.
Pada akhirnya, Biles memutuskan untuk mengganti routine gerakan terakhirnya. Dia memilih teknik double pike atau gerakan salto dua kali ke belakang, mengganti rencana sebelumnya dengan teknik twisting sommersault atau gerakan jungkir balik memutar.
Rekan Biles sekaligus peraih emas all-around, Sunisa Lee (18), turut mendampingi selama persiapan. Lee yang hanya menempati posisi ke-5 di final balok keseimbangan sempat khawatir dengan Biles.
”Sebelum kompetisi, saya sangat grogi (melihatnya). Namun, semakin lama, saya melihat dia (Biles) memang ingin melakukan ini untuk diri sendiri. Itulah yang terpenting. Dia pun memperlihatkan itu dengan melakukan routine terbaik di final,” tutur Lee.
Biles mengulang raihan medali perunggu di balok keseimbangan, sama seperti yang didapatkannya pada Rio 2016. Meski begitu, dia merasa medali di Tokyo ini jauh lebih manis karena didapatkan lewat jalan terjal.
Biles meraih total 1 perak (tim) dan 1 perunggu di Tokyo. Setelah ajang ini berakhir, wacana pensiunnya sang Ratu Senam pun kembali menjadi sorotan. Dia mengaku belum memutuskan untuk pensiun atau justru melanjutkan perjalanan hingga Paris 2024.
”Sekarang, saya hanya ingin pulang ke rumah dan memperbaiki masalah (kesehatan mental) yang saya alami terlebih dulu. Saya harus memproses apa yang terjadi di Olimpiade kali ini, sebelum berpikir untuk ke Paris,” ujarnya. (REUTERS)