Elaine Thompson-Herah dan Anita Wlodarczyk Ciptakan Sejarah
Sprinter Jamaika, Elaine Thompson-Herah, dan pelontar martil Polandia, Anita Wlodarczyk, menciptakan sejarah di Tokyo setelah mempertahankan medali emas yang mereka raih di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Oleh
Johanes Waskita Utama
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Gelanggang atletik Olimpiade Tokyo 2020 tak henti menampilkan kejutan dan prestasi atlet yang memukau. Pada hari kelima cabang atletik di Stadion Olimpiade, Tokyo, Jepang, Selasa (3/8/2021), satu rekor dunia terpecahkan, dua atlet putri menciptakan sejarah, dan dua pelari 19 tahun menguasai panggung dunia.
Di nomor lari 200 meter putri, sprinter Jamaika, Elaine Thompson-Herah, merebut medali emas keduanya di Tokyo dengan mencatat waktu 21,53 detik. Sprinter muda Namibia, Christine Mboma, meraih perak dengan waktu 21,81 detik dan perunggu untuk Gabby Thomas (Amerika Serikat) dengan waktu 21,87 detik.
Tiga hari sebelumnya, Thompson-Herah juga menjadi yang tercepat di nomor 100 meter dengan memecahkan rekor Olimpiade, 10,61 detik. Hasil ini membuat pelari berusia 29 tahun ini menjadi atlet putri pertama yang mencatat sukses dwiganda (double-double), meraih emas nomor 100 meter dan 200 meter di dua Olimpiade, setelah mencatat sukses serupa di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Thompson-Herah juga menjadi pelari putri pertama yang mengoleksi empat medali emas individu di Olimpiade.
Catatan waktu yang diperolehnya pada dua nomor sprint tersebut di Tokyo juga membawa Thompson-Herah ke posisi kedua pelari putri tercepat di dunia, di belakang Florence Griffith-Joyner. Pelari eksentrik AS yang meninggal pada 1998 itu masih memegang rekor dunia lari 100 meter (10,49 detik) dan 200 meter (21,34 detik).
Sejarah juga diciptakan pelontar martil putri Polandia, Anita Wlodarczyk, dengan merebut medali emas ketiganya di Olimpiade. Wlodarczyk, pelontar martil putri terbaik sepanjang masa, tak tergeser dari posisi teratas setelah lontaran kedua.
Hasil terbaiknya yang menghasilkan emas dicatat pada lontaran keempat sejauh 78,48 meter. Meskipun atlet China, Wang Zheng, membuat lontaran sejauh 77,03 meter pada kesempatan terakhir, posisi Wlodarczyk tak tergoyahkan. Atlet berusia 35 tahun itu mempertahankan medali emas yang diperolehnya di London 2012 dan Rio 2016.
Thompson-Herah juga menjadi pelari putri pertama yang mengoleksi empat medali emas individu di Olimpiade.
Wang Zheng merebut medali perak, sedangkan keping perunggu menjadi hak pelontar martil Polandia lainnya, Malwina Kopron, yang mencatat lemparan sejauh 75,49 meter pada kesempatan kelima. Dengan hasil ini, Wlodarczyk mempertahankan rekor tak terkalahkan di semua kejuaraan Eropa, Kejuaraan Dunia, dan Olimpiade yang diikutinya sejak 2012.
Curi perhatian
Dua nomor final lainnya yang berlangsung Selasa malam menjadi milik anak muda. Di nomor lari 800 meter putri, dua pelari berusia 19 tahun, Athing Mu (AS) dan Keely Hodgkinson (Inggris Raya) mencuri perhatian dengan finis pertama dan kedua. Mereka mengalahkan enam pelari yang lebih senior di nomor final yang melombakan lari sejauh dua putaran lintasan tersebut.
Mu, yang memimpin sejak start, mencatat waktu 1 menit 55,21 detik. Adapun Hodgkinson melejit pada 200 meter terakhir ke posisi kedua, tertinggal 0,67 detik dari Mu. Catatan waktu kedua pelari muda ini sekaligus menjadi rekor nasional di negara masing-masing.
Sementara itu, peloncat galah Swedia, Armand Duplatis, gagal memecahkan rekor dunia 6,18 meter atas namanya sendiri. Tiga kali upaya Mondo, sapaannya, melewati mistar 6,19 meter tidak berhasil sempurna.
Namun, atlet berusia 21 tahun ini tak tertahankan merebut medali emas dengan loncatan 6,02 meter. Mondo tak pernah gagal dalam lima loncatan sebelumnya dan menyaksikan para pesaingnya berguguran, termasuk peloncat galah senior Perancis, Renaud Lavillenie, peraih emas Olimpiade London 2012 dan perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Juara bertahan dan pemegang rekor Olimpiade, Thiago Braz (Brasil), merebut medali perunggu, sedangkan peloncat galah AS, Christopher Nilsen, mengakhiri lomba dengan loncatan 4,97 meter untuk meraih medali perak.