Situasi Serba Sulit Membelit Harry Kane di Spurs
Harry Kane tengah berada dalam situasi sulit pada musim panas ini. Ia ingin meninggalkan Tottennham Hotspur demi mengejar trofi. Akan tetapi, Spurs menahannya dengan nilai transfer amat tinggi.
Keputusan mengejutkan—yang sebenarnya sudah bisa ditebak—diambil Harry Kane, yaitu tidak hadir dalam sesi latihan Tottenham Hotspur, Senin (2/8/2021). Sikap itu adalah kelanjutan dari keputusan Kane yang mendesak klub untuk melepas dirinya di bursa transfer musim panas ini.
Seharusnya Kane sudah berkumpul bersama rekan setimnya, Senin, setelah menyelesaikan masa libur tambahan yang diberikan klub kepadanya usai tampil di Piala Eropa 2020. Kane dijadwalkan menjalani tes usap Covid-19, kemarin, sebelum memulai latihan Selasa ini. Tetapi, Kane sudah benar-benar tidak menyimpan lagi hatinya di Stadion Tottenham Hotspur setelah menyatakan keinginannya untuk hengkang dari Spurs akhir musim lalu,
Kontrak Kane di Spurs baru akan berakhir pada 30 Juni 2024 mendatang. Hal itu tentu menjadi pengganjal bagi Kane apabila ingin keluar dari klub yang telah dibelanya sejak berumur 11 tahun itu.
Di sisi lain, Kane percaya diri bisa diizinkan pergi karena dia percaya CEO Spurs Daniel Levy akan memegang perjanjian verbal di antara keduanya. Meskipun tidak ada hitam di atas putih, Levy berjanji akan mengizinkan Kane untuk pergi di akhir musim 2020-2021 apabila bersedia bertahan pada musim 2019-2020 lalu.
Baca juga: Akhir Kesabaran Harry Kane
Bekal perjanjian itu yang membuat Kane tidak ragu mengumumkan kepada publik bahwa dirinya berniat meninggalkan Spurs. Akan tetapi, Kane justru melihat iktikad dari Levy yang tetap ingin menahannya di musim 2021-2022. Levy telah menolak tawaran 100 juta poundsterling atau sekitar Rp 19,97 triliun dari Manchester City, awal Juli lalu.
Kemudian, Manajer Spurs Nuno Espirito Santo dalam taklimat pers perdananya pada pertengahan Juli lalu juga yakin Kane tetap menjadi bagian skuadnya. ”Harry (Kane) adalah pemain kami. Ketika dia kembali berlatih, kami akan berbicara empat mata,” kata Santo dilansir The Guardian.
Kepercayaan diri Santo itu cukup berasalan. Sebab, Spurs telah melakukan segala cara di jendela transfer ini untuk menyakinkan bahwa klub memiliki ambisi untuk mengejar trofi. ”The Lilywhites” telah memperpanjang kontrak tandem Kane, Son Heung-min, hingga 30 Juni 2025.
Lalu, Spurs mendatangkan pemain muda potensial dari Sevilla, Bryan Gil, serta meminjam kiper Pierluigi Gollini dari Atalanta. Spurs juga semakin dekat untuk merekrut bek Atalanta asal Argentina, Cristian Romero.
Dengan tindakan indisipliner itu, pihak klub pun berencana untuk memberikan hukuman berupa denda kepada pemain yang telah menyumbangkan 221 gol untuk Spurs itu. Hanya saja, cara itu belum tentu bisa menjamin Kane tetap berseragam Spurs ketika Liga Inggris resmi dimulai 14 Agustus mendatang.
Mantan penyerang timnas Inggris, Gary Lineker, menilai, insiden Kane tidak datang dalam sesi latihan perdananya di musim panas ini bisa dihindari apabila ada komunikasi yang baik antara dirinya dengan pihak klub. Dia pun berharap Kane dan Spurs bisa berpisah dengan baik-baik.
”Akan menjadi hal yang buruk apabila perpisahan itu tercipta dengan cara yang tidak baik. Lebih baik klub dan Kane menemukan harmoni untuk mencari jalan keluar dari masalah ini,” cuit Lineker di akun Twitter pribadinya, Senin.
Baca juga : Perang Uang Musim Panas Dimulai
Andai saja Kane melunakkan hatinya dan menunggu satu musim lagi untuk hengkang, hal itu belum tentu bisa memenuhi keinginannya untuk mengangkat trofi di level klub. Kehadiran Santo, manajer baru Spurs, tidak menghadirkan antusiasme besar seperti ketika Spurs mengontrak Jose Mourinho pada Desember 2019 lalu.
Hal itu cukup berasalan karena Santo belum teruji bisa menghadirkan trofi bagi klub yang ditanganinya. Sebab, manajer asal Portugal itu belum pernah mempersembahkan gelar juara sejak menjadi juru taktik pada 2012 silam.
Daya tarik klub
Alasan Levy untuk menahan Kane amat jelas. Sejak kembali membela Spurs pada musim 2014-2015, Kane selalu bisa menjamin terciptanya lebih dari 20 gol per musim. Nilai Kane bagi Spurs bukan hanya berkat gol demi golnya.
Dari sisi pemasaran, Kane adalah daya tarik utama Spurs untuk para pendukung. Seragam bernomor punggung 10 dengan nama Kane adalah jersei Spurs yang paling laris, kemudian diikuti oleh Son.
Namun, keistimewaan itu bukan lagi yang dicari Kane. Pemilik nomor 10 di Spurs itu hanya butuh tim yang bisa menggaransinya meraih prestasi serta tampil di Liga Champions Eropa setiap musim. Pemain kelahiran Walthamstow, London, itu telah merasakan sakitnya kalah di dua final pada tahun ini. Pertama, saat tumbang dari Manchester City di Piala Liga. Kedua, Kane gagal membantu Inggris menjuarai Piala Eropa 2020 setelah kalah dari Italia dalam drama adu penalti.
Sangat mustahil bagi kami untuk memenuhi permintaan harga tinggi (Kane) itu. Seluruh klub bermasalah secara finansial, begitu pun kami. (Pep Guardiola)
Oleh karena itu, Kane paham dirinya tidak bisa sendirian untuk membawa tim berprestasi. Diperlukan lingkungan yang mendukung untuk meraih trofi, mulai dari manajer, rekan setim, hingga visi tim yang berjangka panjang.
Jamie O’Hara, mantan gelandang Spurs, menganggap keinginan kuat Kane untuk meninggalkan The Lilywhites amat beralasan. Menurut O\'Hara, Spurs selama ini gagal membangun tim yang memang diproyeksikan untuk bersaing meraih trofi.
Pada musim panas ini, misalnya, kualitas dua pemain baru Spurs tersebut tidak bisa dibandingkan dengan nama besar Jadon Sancho dan Raphael Varane di Manchester United. Spurs perlu mendatangkan pemain bintang di posisi tengah dan gelandang apabila ingin bersaing dengan City, MU, Chelsea, dan Liverpool, yang menjadi pesaing terkuat menjadi juara Liga Primer edisi 2021-2022.
”Kane adalah salah satu penyerang terbaik di dunia dan dia merasa Tottenham bukan tempat yang tepat untuk memenangkan trofi. Dia berusia 28 tahun, bukan 23. Jadi, dia memerlukan perpindahan ke klub besar yang bisa menggaransinya trofi juara,” ujar O’Hara kepada talkSPORT.
Klub idaman
Dalam perbincangan dengan Gary Neville, legenda MU, akhir Mei lalu, Kane pun telah mengirim ”kode” klub mana yang menjadi tujuan idamannya. Kane mengidamkan bisa tampil satu tim bersama Kevin De Bruyne, gelandang City.
”Sejujurnya, De Bruyne adalah pemasok bola idaman para penyerang,” kata Kane di kanal Youtube Gary Neville.
Wajar Kane ingin bergabung dengan City. ”The Citizens” adalah tim yang dibangun untuk menjadi juara. Di tangan Manajer Pep Guardiola, City masih punya ambisi besar untuk menjaga dominasi di Inggris sekaligus menghapus rasa penasaran untuk menjadi kampiun di Liga Champions Eropa.
Selain De Bruyne, Kane juga akan dikelilingi para pemain kreatif, seperti Raheem Sterling dan Phil Foden. Apabila City berhasil mendatangkan Jack Grealish dari Aston Villa, Kane tentu akan semakin tidak sabar untuk bergabung ke Stadion Etihad. Tak hanya itu, City juga butuh penyerang tajam setelah Sergio Aguero bergabung dengan Barcelona dengan status bebas transfer.
Secara taktik, Kane juga akan cocok bermain di bawah skema permainan Guardiola. Kane, yang lebih gemar berperan sebagai deep-lying forward, merupakan sosok yang tepat bagi permainan dominasi penguasan bola khas manajer asal Spanyol itu.
Dengan perannya itu, Kane bisa turun jauh ke zona pertahanan sendiri untuk memulai serangan. Kemampuan Kane untuk melindungi bola juga sangat ampuh untuk mampu membuka ruang bagi rekan setimnya. Selain itu, insting gol juga membuat dirinya penyerang tengah terbaik yang dimiliki Ingggris saat ini.
Sejak Guardiola menangani City pada musim 2016-2017, The Citizens menjadi tim paling produktif dengan menciptakan 466 gol di Liga Primer. Adapun pemain paling banyak menyumbangkan pada periode itu ialah Kane yang menghasilkan 117 gol.
Meskipun sangat meminati Kane, Guardiola paham tidak mudah baginya untuk mendatangkan Kane, terlebih Spurs belum mengeluarkan tanda-tanda untuk membuka negosiasi kepada klub yang meminati jasa Kane.
”Sangat mustahil bagi kami untuk memenuhi permintaan harga tinggi (Kane) itu. Seluruh klub bermasalah secara finansial, begitu pun kami. Saya memiliki Gabriel (Jesus) dan Ferran (Torres) yang masih bisa berkembang,” kata Guardiola kepada Metro.
Tarik-ulur nasib Kane di Spurs masih akan terus terjadi hingga bursa transfer ditutup 1 September mendatang. Dengan penampilan yang menganggumkan selama ini, Kane memang hanya butuh mengangkat trofi untuk menegaskan dirinya sebagai salah satu penyerang terbaik Inggris sepanjang sejarah.
Apakah ia bisa mendapatkan gelar juara bersama Spurs atau ketika berseragam klub lain? Hanya waktu yang akan menjawabnya. (AFP/REUTERS)